JAYAPURA – Papua Democratic (PD)-Institut, kembali menunjukan hasil riset dan advokasi kepada masyarakat melalui tiga karya buku yang menceritakan kehidupan masyarakat adat di tengah pembangunan berkelanjutan diatas tanah Papua.
Pengenalan ketiga buku tersebut dilakukan PD Institut dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Buku dengan tema “Membongkar Paradigma Pembangunan Berbasis Masyarakat Adat di Tanah Papua” yang berlangsung di Balaroom Hotel Horison Abepura, Jumat (19/12).
Direktur Papua Demokratic (PD)-Institut, Elvira Rumkabu mengatakan penertiban ketiga buku tersebut dilakukan karena saat ini pemerintah menerapkan konsep terminologi ekonomi hijau dan biru dalam kerangka pembangunan.
Karena itu pihaknya mempertanyakan penerapan konsep ekonomi hijau dan biru yang dilakukan pemerintah di atas tanah Papua ini. Dalam buku yang diterbitkan oleh PD institusi itu ternyata praktek pelaksanaan ekonomi hijau telah dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat adat Papua.
PD Institut menempatkan buku-buku ini sebagai pengetahuan masyarakat adat yang sengaja dimunculkan, bahwa masyarakat adat juga mempunyai praktek-praktek ekonomi Hijau. Namun, diseimbangkan dengan ekologi alam dan bahakan lebih dari pada itu konsep ini juga sejalan dengan budaya dan spiritualitas masyarakat.
“Itu yang kita jawab, kita ingin praktek-praktek baik masyarakat adat, yang sebenarnya lebih dari konsep ekonomi hijau dan biru. Karena mereka tidak hanya mencari ekonomi semata untuk warga, tetapi juga mereka menjaga identitas sosial, tanah, dan lainnya,” jelas Elvira Rumkabu kepada Cenderawasih Pos di Hotel Horison Abepura, pada Jumat (19/12).
Adapun yang melatarbelakangi PD Institut membuat buku-buku itu yakni karena timbulnya segala jenis permasalahan atau konflik yang terjadi di tanah Papua, salah satunya adalah permasalahan pembangunan.
JAYAPURA – Papua Democratic (PD)-Institut, kembali menunjukan hasil riset dan advokasi kepada masyarakat melalui tiga karya buku yang menceritakan kehidupan masyarakat adat di tengah pembangunan berkelanjutan diatas tanah Papua.
Pengenalan ketiga buku tersebut dilakukan PD Institut dalam kegiatan Peluncuran dan Diskusi Buku dengan tema “Membongkar Paradigma Pembangunan Berbasis Masyarakat Adat di Tanah Papua” yang berlangsung di Balaroom Hotel Horison Abepura, Jumat (19/12).
Direktur Papua Demokratic (PD)-Institut, Elvira Rumkabu mengatakan penertiban ketiga buku tersebut dilakukan karena saat ini pemerintah menerapkan konsep terminologi ekonomi hijau dan biru dalam kerangka pembangunan.
Karena itu pihaknya mempertanyakan penerapan konsep ekonomi hijau dan biru yang dilakukan pemerintah di atas tanah Papua ini. Dalam buku yang diterbitkan oleh PD institusi itu ternyata praktek pelaksanaan ekonomi hijau telah dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat adat Papua.
PD Institut menempatkan buku-buku ini sebagai pengetahuan masyarakat adat yang sengaja dimunculkan, bahwa masyarakat adat juga mempunyai praktek-praktek ekonomi Hijau. Namun, diseimbangkan dengan ekologi alam dan bahakan lebih dari pada itu konsep ini juga sejalan dengan budaya dan spiritualitas masyarakat.
“Itu yang kita jawab, kita ingin praktek-praktek baik masyarakat adat, yang sebenarnya lebih dari konsep ekonomi hijau dan biru. Karena mereka tidak hanya mencari ekonomi semata untuk warga, tetapi juga mereka menjaga identitas sosial, tanah, dan lainnya,” jelas Elvira Rumkabu kepada Cenderawasih Pos di Hotel Horison Abepura, pada Jumat (19/12).
Adapun yang melatarbelakangi PD Institut membuat buku-buku itu yakni karena timbulnya segala jenis permasalahan atau konflik yang terjadi di tanah Papua, salah satunya adalah permasalahan pembangunan.