Wednesday, May 8, 2024
25.7 C
Jayapura

Tingkatkan Kapasitas Tempat Tidur di Rumah Sakit!

JAYAPURA- Dalam penanganan Covid 19 di Kota Jayapura, Ketua Satgas Covid 19 Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., menjelaskan kondisi terkini di Kota Jayapura, di mana semua rumah sakit meningkatkan kapasitas ruang isolasi dan tempat tidur sebanyak 2 – 3 kali lipat dari sebelumnya.

Hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang mengantre di tenda maupun di ruang IGD rumah sakit, bahkan, sampai ada yang meninggal di rumah. Tak hanya itu, di mana banyak petugas medis juga yang kelelahan dan akhirnya terpapar Covid 19.

“Saat ini rumah sakit hanya merawat pasien Covid 19 dengan kondisi sakit sedang dan berat. Stok oksigen saat ini amat sangat terbatas. Produksi oksigen per hari 200 tabung tidak mencukupi untuk RS yang ada di Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura,” jelas Dr. Benhur Tomi Mano, MM., yang juga merupakan Wali Kota Jayapura, Rabu (21/7) kemarin.

“Ada Rumah Sakit yang memiliki oksigen konsentrat seperti RSUD Abepura  dan RSUD Yowari di Kabupaten Jayapura, namun hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan RS itu sendiri,” tambahnya.

Baca Juga :  Begini Status Lahan Pembangunan RS Vertikal UPT Provinsi Papua

Dengan situasi seperti ini, Pemkot Jayapura, melalui Satgas Covid 19 Kota Jayapura, tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya. Selain vaksinasi yang terus gencar dilakukan, penegakkan Perda No 3 Tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan secara perorangan, di tempat-tempat umum, tempat hiburan, tempat wisata ,dan lainnya terus dilakukan.

“Kemudian, refocusing anggaran 8% dana DAU, menerapkan PPKM di kelurahan /kampung, hingga mengeluarkan  instruksi Wali Kota tentang pembatasan jam aktivitas di Kota Jayapura, juga telah dilakukan,” terangnya.

Diketahui, hingga 20 Juli kemarin, kasus kumulatif telah mencapai 10.528 atau 2,58 persen dari total penduduk Kota Jayapura sebanyak 406.873 jiwa. Kasus sembuh sebanyak 9.292 atau 88,26 persen dari total kasus, dan kasus meninggal dunia sebanyak 203 atau 1,93 persen, menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelum lebaran 1,6 persen.

“Pasien dirawat sejauh ini mencapai 1.033 atau 9,8  persen. Pemkot Jayapura akhirnya membuka kembali tempat isolasi terpusat LPMP sejak 28 Juni 2021, hingga sekarang sudah merawat 289 pasien, 97 pasien sudah sembuh, 4 orang dirujuk,”jelasnya.

Baca Juga :  Bangunan Lapak Liar di Pasar Youtefa Ditertibkan

Untuk sebaran kasus di 14 Kampung yang ada di Kota Jayapura pasca Idul Fitri hingga 20 Juli, terdapat 1 kampung yang berada dalam zona Merah yaitu Yoka,  sedangkan 7 kampung dalam zona kuning, dan tersisa 6 kampung yang tidak memiliki kasus aktif atau berada di zona hijau.

“Sebaran kasus di 25 kelurahan di Kota Jayapura, antara lain 22 kelurahan ada pada zona merah, 3 pada zona oranye yaitu Angkasapura, Koya Timur dan Abepantai. Padahal pada awal Juni ada 5 kelurahan hijau dan tersisa 1 kelurahan yang merah yaitu Hedam, tetapi kondisi saat ini hampir semua kelurahan berada pada zona merah,” tambahnya.

“Hingga saat ini tren kasus masih terus meningkat. Temuan kasus di bulan Mei rata-rata 4 kasus per hari, bulan Juni mulai meningkat 14 kasus per hari dan di bulan Juli menjadi 51 Kasus per hari,” pungkasnya. (gr)

JAYAPURA- Dalam penanganan Covid 19 di Kota Jayapura, Ketua Satgas Covid 19 Kota Jayapura, Dr. Benhur Tomi Mano, MM., menjelaskan kondisi terkini di Kota Jayapura, di mana semua rumah sakit meningkatkan kapasitas ruang isolasi dan tempat tidur sebanyak 2 – 3 kali lipat dari sebelumnya.

Hal ini dikarenakan banyaknya pasien yang mengantre di tenda maupun di ruang IGD rumah sakit, bahkan, sampai ada yang meninggal di rumah. Tak hanya itu, di mana banyak petugas medis juga yang kelelahan dan akhirnya terpapar Covid 19.

“Saat ini rumah sakit hanya merawat pasien Covid 19 dengan kondisi sakit sedang dan berat. Stok oksigen saat ini amat sangat terbatas. Produksi oksigen per hari 200 tabung tidak mencukupi untuk RS yang ada di Keerom, Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura,” jelas Dr. Benhur Tomi Mano, MM., yang juga merupakan Wali Kota Jayapura, Rabu (21/7) kemarin.

“Ada Rumah Sakit yang memiliki oksigen konsentrat seperti RSUD Abepura  dan RSUD Yowari di Kabupaten Jayapura, namun hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan RS itu sendiri,” tambahnya.

Baca Juga :  Frans Pekey:  Dukung Para para adat "Restorative Justice"

Dengan situasi seperti ini, Pemkot Jayapura, melalui Satgas Covid 19 Kota Jayapura, tak henti-hentinya melakukan berbagai upaya. Selain vaksinasi yang terus gencar dilakukan, penegakkan Perda No 3 Tahun 2020 tentang penerapan protokol kesehatan secara perorangan, di tempat-tempat umum, tempat hiburan, tempat wisata ,dan lainnya terus dilakukan.

“Kemudian, refocusing anggaran 8% dana DAU, menerapkan PPKM di kelurahan /kampung, hingga mengeluarkan  instruksi Wali Kota tentang pembatasan jam aktivitas di Kota Jayapura, juga telah dilakukan,” terangnya.

Diketahui, hingga 20 Juli kemarin, kasus kumulatif telah mencapai 10.528 atau 2,58 persen dari total penduduk Kota Jayapura sebanyak 406.873 jiwa. Kasus sembuh sebanyak 9.292 atau 88,26 persen dari total kasus, dan kasus meninggal dunia sebanyak 203 atau 1,93 persen, menunjukkan peningkatan dibandingkan sebelum lebaran 1,6 persen.

“Pasien dirawat sejauh ini mencapai 1.033 atau 9,8  persen. Pemkot Jayapura akhirnya membuka kembali tempat isolasi terpusat LPMP sejak 28 Juni 2021, hingga sekarang sudah merawat 289 pasien, 97 pasien sudah sembuh, 4 orang dirujuk,”jelasnya.

Baca Juga :  Diklat Jadi Program Strategis Pendayagunaan ASN

Untuk sebaran kasus di 14 Kampung yang ada di Kota Jayapura pasca Idul Fitri hingga 20 Juli, terdapat 1 kampung yang berada dalam zona Merah yaitu Yoka,  sedangkan 7 kampung dalam zona kuning, dan tersisa 6 kampung yang tidak memiliki kasus aktif atau berada di zona hijau.

“Sebaran kasus di 25 kelurahan di Kota Jayapura, antara lain 22 kelurahan ada pada zona merah, 3 pada zona oranye yaitu Angkasapura, Koya Timur dan Abepantai. Padahal pada awal Juni ada 5 kelurahan hijau dan tersisa 1 kelurahan yang merah yaitu Hedam, tetapi kondisi saat ini hampir semua kelurahan berada pada zona merah,” tambahnya.

“Hingga saat ini tren kasus masih terus meningkat. Temuan kasus di bulan Mei rata-rata 4 kasus per hari, bulan Juni mulai meningkat 14 kasus per hari dan di bulan Juli menjadi 51 Kasus per hari,” pungkasnya. (gr)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya