Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

Tidak Pakai Masker, Dipukul Pakai Rotan

*Kemarin, Lima Warga Merauke Meninggal Karena Covid

MERAUKE-Masih tingginya angka kasus positif di Kabupaten Merauke membuat Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT., mengambil tindakan tegas. Orang nomor satu di Kabupaten Merauke ini mengaku sudah memerintahkan Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke untuk mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi yang lebih berat bagi warga melanggar protokol kesehatan.

Salah satunya yaitu memukul warga dengan rotan apabila kedapatan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. “Saya sudah perintahkan tim Satgas, kalau tadinya hanya push up dan jongkok, mungkin lebih tegas lagi. Bagi yang tidak pakai masker di jalan, sekarang kalau bisa dipukul pakai rotan,” tegas Bupati Romanus Mbaraka, Rabu (21/7).    

Tindakan tegas menurut Bupati Romanus juga akan diberikan kepada pemilik usaha toko atau kios yang buka atau beroperasi di luar jam yang sudah ditetapkan. “Untuk kios  yang masih buka di luar jam kita tentukan, izinnya dicabut. Begitu juga toko. Kita mau pilih ekonomi atau jiwa, demi keselamatan manusia. Karena terakhir dia sakit, pasti akan mengeluh kepada pemerintah. Jadi harus betul-betul taat. Dengan Virus Delta tidak boleh main-main,” tuturnya. 

Di India, lanjut bupati, jutaan orang meninggal. Sementara di Merauke yang hanya berpenduduk lebih dari 200.000 orang, yang jika diambil rata-rata 1-4 orang meninggal  dalam sehari, maka  dalam satu bulan bisa habis.  

Soal kebijakan terkait dengan penyebaran varian delta tersebut,  menurut Bupati Romanus Mbaraka, bahwa semua kebijakan sudah diambil. Tinggal penengasan. “Kalau di kota lain tidak lagi PCR. Tapi di Merauke kalau mau masuk pelabuhan udara wajib PCR,” ujarnya.

Baca Juga :  RSUD Merauke Akhirnya Layani PCR bagi Pelaku Perjalanan

Pemkab Merauke juga akan mengambil kebijakan menutup kota, apabila jumlah pasien Covid-19 yang dirawat mencapau 500 orang. ‘’Orang bilang tidak baik, tidak apa-apa. Namun yang penting orang lain tidak meninggal. Kota saya tutup dan semua distrik akan saya tutup juga. Untuk distrik pedalaman, hampir semua transportasi saya tutup. Bukan  berarti kita tutup mati, orang akan mati, tapi kalau  kena Covid delta banyak yang akan mati,’’ jelasnya.   

Dikatakan, penutupan ini nantinya dinilai banyak orang kebijakan tidak favorit. Bahkan menurutnya memang banyak orang yang tidak suka. Namun keselamatan manusia harus menjadi utama. ‘’Mau utamakan jualan atau  kematian. Karena kalau dia Covid, kalau kena istri dan anaknya maka jualannya akan sia-sia,” bebernya.

Bupati  Romanus Mbaraka juga mengungkapkan bahwa dengan penyebaran  varian delta di Merauke, maka mau tidak mau mau secara tegas dan keras setiap orang Merauke harus jaga diri. Karena varian delta penyebarannya lebih cepat dari pada virus Covid biasa.  

“Kita rata-rata 1-4 orang perhari meninggal, sehingga harus waspada. Masyarakat  tidak boleh kumpul banyak-banyak. Seperti yang sudah kita sepakati dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama  untuk kumpulan massal tidak boleh dilakukan lagi,” pintanya. 

Ditambahkan, semua orang Merauke harus memakai masker, dan tidak bisa menganggap remeh. Dengan varian delta, kecepatan penyebarannya begitu cepat dan masa inkubasinya juga  sangat cepat. ‘’Tiga hari  kalau orang ada penyakit bawaan  bisa meninggal. Sehingga mau tidak mau semua orang Merauke harus waspada. Tidak boleh lagi berkumpul. Tidak boleh lagi bersentuhan. Semua wajib masker,’’ pungkasnya. 

Baca Juga :  Sambut Desember Penuh Kasih, Satgas Tamalatea Rias Pos

Sementara itu, kasus kematian di Merauke karena Covid-19 terus bertambah. Jika pada Selasa (20/7) tercatat dua warga Merauke meninggal karena Covid, maka Rabu (21/7) kemarin sebanyak lima warga meninggal dunia karena Covid. 

Kematian harian dengan jumlah lima orang ini merupakan yang kedua kalinya tertinggi selama ini. Kematian dengan jumlah lima orang dalam sehari tersebut terjadi pada 12 Juli 2021 lalu. “Hari ini, tercatat 5 orang meninggal Covid,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita, Rabu (21/7). 

Dengan tambahan ini, maka total yang meninggal dunia secara kumulatif tembus 101 orang. Sementara jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 tembus 1.800 orang setelah, kemarin ada tambahan terkonfirmasi positif Covid sebanyak 6 orang dari sebelumnya sebanyak 1.794 orang. Meski ada tambahan 6 orang, tapi yang sembuh atau selesai isolasi juga bertambah 24 orang. Sehingga total yang  sudah sembuh secara kumulatif sebanyak 1.298 orang. 

Dengan begitu, terjadi penurunan pasien yang dirawat atau diisolasi mandiri dari sebelumnya sebanyak 400 pasien menjadi 385 pasien. “Hari ini ada penurunan pasien yang dirawat dari kemarin 400 orang menjadi 385 pasien,” tambah Nevile. (ulo/nat)

*Kemarin, Lima Warga Merauke Meninggal Karena Covid

MERAUKE-Masih tingginya angka kasus positif di Kabupaten Merauke membuat Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT., mengambil tindakan tegas. Orang nomor satu di Kabupaten Merauke ini mengaku sudah memerintahkan Satgas Covid-19 Kabupaten Merauke untuk mengambil tindakan tegas dan memberikan sanksi yang lebih berat bagi warga melanggar protokol kesehatan.

Salah satunya yaitu memukul warga dengan rotan apabila kedapatan tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. “Saya sudah perintahkan tim Satgas, kalau tadinya hanya push up dan jongkok, mungkin lebih tegas lagi. Bagi yang tidak pakai masker di jalan, sekarang kalau bisa dipukul pakai rotan,” tegas Bupati Romanus Mbaraka, Rabu (21/7).    

Tindakan tegas menurut Bupati Romanus juga akan diberikan kepada pemilik usaha toko atau kios yang buka atau beroperasi di luar jam yang sudah ditetapkan. “Untuk kios  yang masih buka di luar jam kita tentukan, izinnya dicabut. Begitu juga toko. Kita mau pilih ekonomi atau jiwa, demi keselamatan manusia. Karena terakhir dia sakit, pasti akan mengeluh kepada pemerintah. Jadi harus betul-betul taat. Dengan Virus Delta tidak boleh main-main,” tuturnya. 

Di India, lanjut bupati, jutaan orang meninggal. Sementara di Merauke yang hanya berpenduduk lebih dari 200.000 orang, yang jika diambil rata-rata 1-4 orang meninggal  dalam sehari, maka  dalam satu bulan bisa habis.  

Soal kebijakan terkait dengan penyebaran varian delta tersebut,  menurut Bupati Romanus Mbaraka, bahwa semua kebijakan sudah diambil. Tinggal penengasan. “Kalau di kota lain tidak lagi PCR. Tapi di Merauke kalau mau masuk pelabuhan udara wajib PCR,” ujarnya.

Baca Juga :  Insentif Covid Segera Dibayarkan

Pemkab Merauke juga akan mengambil kebijakan menutup kota, apabila jumlah pasien Covid-19 yang dirawat mencapau 500 orang. ‘’Orang bilang tidak baik, tidak apa-apa. Namun yang penting orang lain tidak meninggal. Kota saya tutup dan semua distrik akan saya tutup juga. Untuk distrik pedalaman, hampir semua transportasi saya tutup. Bukan  berarti kita tutup mati, orang akan mati, tapi kalau  kena Covid delta banyak yang akan mati,’’ jelasnya.   

Dikatakan, penutupan ini nantinya dinilai banyak orang kebijakan tidak favorit. Bahkan menurutnya memang banyak orang yang tidak suka. Namun keselamatan manusia harus menjadi utama. ‘’Mau utamakan jualan atau  kematian. Karena kalau dia Covid, kalau kena istri dan anaknya maka jualannya akan sia-sia,” bebernya.

Bupati  Romanus Mbaraka juga mengungkapkan bahwa dengan penyebaran  varian delta di Merauke, maka mau tidak mau mau secara tegas dan keras setiap orang Merauke harus jaga diri. Karena varian delta penyebarannya lebih cepat dari pada virus Covid biasa.  

“Kita rata-rata 1-4 orang perhari meninggal, sehingga harus waspada. Masyarakat  tidak boleh kumpul banyak-banyak. Seperti yang sudah kita sepakati dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama  untuk kumpulan massal tidak boleh dilakukan lagi,” pintanya. 

Ditambahkan, semua orang Merauke harus memakai masker, dan tidak bisa menganggap remeh. Dengan varian delta, kecepatan penyebarannya begitu cepat dan masa inkubasinya juga  sangat cepat. ‘’Tiga hari  kalau orang ada penyakit bawaan  bisa meninggal. Sehingga mau tidak mau semua orang Merauke harus waspada. Tidak boleh lagi berkumpul. Tidak boleh lagi bersentuhan. Semua wajib masker,’’ pungkasnya. 

Baca Juga :  39 Personel Naik Pangkat, Diharap Beri Pelayanan Unggul

Sementara itu, kasus kematian di Merauke karena Covid-19 terus bertambah. Jika pada Selasa (20/7) tercatat dua warga Merauke meninggal karena Covid, maka Rabu (21/7) kemarin sebanyak lima warga meninggal dunia karena Covid. 

Kematian harian dengan jumlah lima orang ini merupakan yang kedua kalinya tertinggi selama ini. Kematian dengan jumlah lima orang dalam sehari tersebut terjadi pada 12 Juli 2021 lalu. “Hari ini, tercatat 5 orang meninggal Covid,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita, Rabu (21/7). 

Dengan tambahan ini, maka total yang meninggal dunia secara kumulatif tembus 101 orang. Sementara jumlah yang terkonfirmasi positif Covid-19 tembus 1.800 orang setelah, kemarin ada tambahan terkonfirmasi positif Covid sebanyak 6 orang dari sebelumnya sebanyak 1.794 orang. Meski ada tambahan 6 orang, tapi yang sembuh atau selesai isolasi juga bertambah 24 orang. Sehingga total yang  sudah sembuh secara kumulatif sebanyak 1.298 orang. 

Dengan begitu, terjadi penurunan pasien yang dirawat atau diisolasi mandiri dari sebelumnya sebanyak 400 pasien menjadi 385 pasien. “Hari ini ada penurunan pasien yang dirawat dari kemarin 400 orang menjadi 385 pasien,” tambah Nevile. (ulo/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya