Sunday, November 24, 2024
25.7 C
Jayapura

Andalkan PMI Untuk Stok Darah Kebutuhan Pasien

JAYAPURA-Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menyatakan, sejauh ini stok kantong darah untuk kebutuhan pasien sudah terpenuhi. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan dr. Andreas Pekey, Sp.PD menyatakan, terkait dengan stok darah, pihaknya kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jayapura.

 “Jadi yang menyediakan darah itu dari PMI Kota Jayapura, kita tinggal mengambil ke PMI. Dimana setiap kantong darahnya berbayar,” ucap dr Andreas kepada Cenderawasih Pos, Rabu (21/6).

Menurut dr Andreas, uang yang diberikan kepada pihak PMI digunakan untuk membeli keperluan seperti kantong darah, bahan-bahan dalam memproses darah dan lain sebagainya. Dimana PMI membutuhkan operasional yang bersumber dari uang yang kita bayar.

Baca Juga :  Masalah Over Kapasitas Siswa di Sekolah Jadi Atensi

  “Semua kebutuhan darah PMI Kota Jayapura yang siapkan. Yang jelas, jika RSUD Jayapura butuh darah untuk pasien. Kita tinggal ambil darah di PMI dengan prosedur yang sudah dilakukan,” terangnya.

  Andreas juga menjelaskan bahwa kebutuhan kantong darah untuk setiap pasien yang mau melakukan operasi di RSUD Dok II. “Yang menjadi persoalan saat ini, misalnya kalau pasien tersebut adalah pasien BPJS yang hendak cuci darah. Otomatis masuk dalam klaim BPJS, namun jika dia pasien swasta atau umum, maka harus membayar sendiri. Nah, bagaimana dengan pasien Kartu Papua Sehat (KPS). Dia mau membayar dengan uang darimana,” terangnya

  Karena itu, lanjut Andreas, pemerintah daerah dimana pasien tersebut berasal harus bertanggung jawab. Membantu masyarakatnya yang tidak mampu atau yang tidak punya BPJS atau KIS.

Baca Juga :  Korban Kebakaran Berharap Penuh Bantuan Pemkot

  Selain itu, harus ada orang orang untuk menjadi pendonor darah suka rela. Dimana setiap 3 atau 4 bulan sekali, masyarakat tanpa diminta dan tanpa ada kepentingan mendatangi PMI untuk mendonorkan darah.

  “Jika tidak ada pendonor sukarela, maka tidak akan ada stok darah di PMI. Kita butuh gerakan kemanusiaan dari semua elemen masyarakat untuk datang ke kantor kantor PMI setempat, menyumbangkan darahnya secara sukarela setiap 3-4 bulan sekali,” pungkasnya. (fia/tri)

JAYAPURA-Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura menyatakan, sejauh ini stok kantong darah untuk kebutuhan pasien sudah terpenuhi. Wakil Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan dr. Andreas Pekey, Sp.PD menyatakan, terkait dengan stok darah, pihaknya kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Jayapura.

 “Jadi yang menyediakan darah itu dari PMI Kota Jayapura, kita tinggal mengambil ke PMI. Dimana setiap kantong darahnya berbayar,” ucap dr Andreas kepada Cenderawasih Pos, Rabu (21/6).

Menurut dr Andreas, uang yang diberikan kepada pihak PMI digunakan untuk membeli keperluan seperti kantong darah, bahan-bahan dalam memproses darah dan lain sebagainya. Dimana PMI membutuhkan operasional yang bersumber dari uang yang kita bayar.

Baca Juga :  Pilkada dan PON XX Terancam Ditunda

  “Semua kebutuhan darah PMI Kota Jayapura yang siapkan. Yang jelas, jika RSUD Jayapura butuh darah untuk pasien. Kita tinggal ambil darah di PMI dengan prosedur yang sudah dilakukan,” terangnya.

  Andreas juga menjelaskan bahwa kebutuhan kantong darah untuk setiap pasien yang mau melakukan operasi di RSUD Dok II. “Yang menjadi persoalan saat ini, misalnya kalau pasien tersebut adalah pasien BPJS yang hendak cuci darah. Otomatis masuk dalam klaim BPJS, namun jika dia pasien swasta atau umum, maka harus membayar sendiri. Nah, bagaimana dengan pasien Kartu Papua Sehat (KPS). Dia mau membayar dengan uang darimana,” terangnya

  Karena itu, lanjut Andreas, pemerintah daerah dimana pasien tersebut berasal harus bertanggung jawab. Membantu masyarakatnya yang tidak mampu atau yang tidak punya BPJS atau KIS.

Baca Juga :  Ajaran Baru, Belajar Tatap Muka Tetap Prokes

  Selain itu, harus ada orang orang untuk menjadi pendonor darah suka rela. Dimana setiap 3 atau 4 bulan sekali, masyarakat tanpa diminta dan tanpa ada kepentingan mendatangi PMI untuk mendonorkan darah.

  “Jika tidak ada pendonor sukarela, maka tidak akan ada stok darah di PMI. Kita butuh gerakan kemanusiaan dari semua elemen masyarakat untuk datang ke kantor kantor PMI setempat, menyumbangkan darahnya secara sukarela setiap 3-4 bulan sekali,” pungkasnya. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya