Karena itu, untuk permasalahan sampah perlu kesadaran dan partisipasi masyarakat, terutama pedagang untuk tidak membuang sampah sembarang.
“Boleh dikatakan kesadaran masyarakat tidak ada, Jadi mereka tidak tahu tempat sampah ada dimana yang mereka tahu cuma asal buang saja dimana saja tempat sampah mereka,”ujarnya.
Disampaikannya bahwa kurang ketegasan dari pemerintah untuk mengatasi permasalah tersebut, sehingga masyarakat tidak menanggapi serius permasalahan tersebut.
Isak mengaku bahwa dirinya sudah belasan tahun bekerja sebagai pengelola sampah di pasar tersebut, cuman tidak ada perhatian khusus dari pemerintah untuk mengelola sampah yang dia tampung berhari-hari.
“Pemerintah kurang tegas, Perdanya kurang (ditegakkan), makanya masyarakat merasa tidak ada yang tegur, tidak ada yang marah, sebagai salah satu contoh saya disini pengelola sampah, saya disini sudah lama, sudah belasan tahun, Cuma kan tidak ada perhatian khusus dari pemerintah,” bebernya.
Memang benar, kata Isak, tidak semuanya masyarakat yang salah, tetapi pemerintah ataupun dinas terkait dan juga masyarakat tidak ada rasa memiliki dan tanggungjawab. “Kemarin ada pengerukan, tapi pengerukan hanya sekedar korek-korek saja, kayak ayam mencari makan,” ungkapnya.
Dia juga sampaikan bahwa dahulu pemerintah selalu turun lapangan untuk melakukan pengecekan dan sasaran utamanya itu adalah instansi bertanggung jawab terkait kebersihan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Tapi sekarang sudah tidak lagi seperti itu.
Isak mengaku, dirinya selama dua tahun berturut-turut mendapatkan piala Adipura pada masa pemerintahan sebelumnya, tetapi sekarang sudah tidak ada lagi. Namun, ia tetap optimis, bila semua pihak peduli, maka untuk kedepannya bisa kembali mendapatkan piala Adipura itu. (cr-278/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
