Friday, March 29, 2024
27.7 C
Jayapura

300 Rumah Tangga di Jayapura Belum Miliki MCK

JAYAPURA – Hasil penelitian yang dilakukan Prof Dr Auldry Fransje Walukow, M.Si menyebut bahwa hingga kini masih ada sekitar 300 rumah tangga di Kota Jayapura yang belum memiliki fasilitas MCK. Jumlah 300 rumah tangga ini tersebar di Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan dan Distrik Abepura.

 Sementara untuk dua distrik lainnya yakni Distrik Heram, dan Distrik Muara Tami dianggap semua sudah memiliki MCK. “Itu data yang kami peroleh dimana ada 300 an rumah tangga yang belum memiliki MCK. Ini dikatakan tak lepas dari aspek pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan lalu soal  social ekonomi. Prof Auldry sedikit menyayangkan sebab  dipastikan limbah tinja akan langsung terbuang ke sungai atau badan air. 

Baca Juga :  Putusan Kasasi MA Menangkan PT Alam Indah

 “Ini jelas akan mencemari lingkungan karena ada kandungan patogen dan bakteri ecoli dimana jika mencemari perairan dan masuk ke ikan atau kerang kemudian terkonsumsi manusia maka manusia bisa terdampak penyakit,” kata Prof Auldry menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos usai pengukuhan sebagai guru besar di Auditorium Uncen, Kamis (20/5).

 Ia menyebut dengan tanpa MCK maka ada banyak limbah cair yang akan langsung masuk ke badan sungai dan ini kata Auldry sangat tidak sehat tak saja dari aspek kesehatan tetapi juga social. “Saya katakan 3,4 juta manusia setiap tahun meninggal karena pencemaran air dimana 45 ribu balita di Bangladesh  setiap tahunnya meninggal akibat pencemaran air dan 2955 masyarakat Jepang tersertifikasi tubuhnya terkontaminasi logam berat mercuri yang penyebarannya juga akibat air yang tercemar. Lalu di Jayapura juga ada juga industri – industri baik hotel maupun rumah tangga,” bebernya. 

Baca Juga :  Akibat Klaster Pelabuhan

 Ia menyampaikan perlu pendekatan yang konferhensif oleh pemerintah melalui aparatur pemerintah di tingkat bawah  untuk memberikan pemahaman dan penjelasa terkait dampak dari air yang tercemar  limbah. “Untuk pemerintah kota saya melihat upaya untuk menangani terjadinya pencemaran air sudah berjalan tinggal upaya dan partisipasi dari masyarakat untuk ikut membantu sebab jika ini tidak diantisipasi pencemaran air maka ke depan banyak dampak negative yang akan diperoleh,” imbuhnya (ade/wen) 

JAYAPURA – Hasil penelitian yang dilakukan Prof Dr Auldry Fransje Walukow, M.Si menyebut bahwa hingga kini masih ada sekitar 300 rumah tangga di Kota Jayapura yang belum memiliki fasilitas MCK. Jumlah 300 rumah tangga ini tersebar di Distrik Jayapura Utara, Jayapura Selatan dan Distrik Abepura.

 Sementara untuk dua distrik lainnya yakni Distrik Heram, dan Distrik Muara Tami dianggap semua sudah memiliki MCK. “Itu data yang kami peroleh dimana ada 300 an rumah tangga yang belum memiliki MCK. Ini dikatakan tak lepas dari aspek pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan lalu soal  social ekonomi. Prof Auldry sedikit menyayangkan sebab  dipastikan limbah tinja akan langsung terbuang ke sungai atau badan air. 

Baca Juga :  Penumpang Angkutan Umum, dan Pengemudi Wajib Masker juga Atur Jarak

 “Ini jelas akan mencemari lingkungan karena ada kandungan patogen dan bakteri ecoli dimana jika mencemari perairan dan masuk ke ikan atau kerang kemudian terkonsumsi manusia maka manusia bisa terdampak penyakit,” kata Prof Auldry menjawab pertanyaan Cenderawasih Pos usai pengukuhan sebagai guru besar di Auditorium Uncen, Kamis (20/5).

 Ia menyebut dengan tanpa MCK maka ada banyak limbah cair yang akan langsung masuk ke badan sungai dan ini kata Auldry sangat tidak sehat tak saja dari aspek kesehatan tetapi juga social. “Saya katakan 3,4 juta manusia setiap tahun meninggal karena pencemaran air dimana 45 ribu balita di Bangladesh  setiap tahunnya meninggal akibat pencemaran air dan 2955 masyarakat Jepang tersertifikasi tubuhnya terkontaminasi logam berat mercuri yang penyebarannya juga akibat air yang tercemar. Lalu di Jayapura juga ada juga industri – industri baik hotel maupun rumah tangga,” bebernya. 

Baca Juga :  Operasional Spa, Salon Kecantikan dan Pangkas Rambut Resmi Dibuka Kembali

 Ia menyampaikan perlu pendekatan yang konferhensif oleh pemerintah melalui aparatur pemerintah di tingkat bawah  untuk memberikan pemahaman dan penjelasa terkait dampak dari air yang tercemar  limbah. “Untuk pemerintah kota saya melihat upaya untuk menangani terjadinya pencemaran air sudah berjalan tinggal upaya dan partisipasi dari masyarakat untuk ikut membantu sebab jika ini tidak diantisipasi pencemaran air maka ke depan banyak dampak negative yang akan diperoleh,” imbuhnya (ade/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya