Friday, February 21, 2025
23.7 C
Jayapura

Usulan Tak Didengar Warga Pantai Ciberi Resah 

JAYAPURA – Untuk mencegah terjadinya abrasi yang makin meluas  di Pantai Ciberi, Distrik Abepura,   maka perlu dibangun talud untuk dapat menahan gelombang laut. Permintaan itu disampaikan langsung oleh, Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi. Namun ia mengaku capek dan resah setelah permintaannya untuk membangun talud di pantai itu tidak dikabulkan oleh pemerintah.

   “Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah terkait dengan kondisi pantai ini. Mereka (pemerintah) dalam hal ini Dinas PUPR sudah kesini, sudah mengukur ini, anggarannya juga sudah kita tahu. Tetapi ujung-ujungnya malah bangunnya di tempat lain,” ungkap Syooni kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/2) siang.

“Sedih sekali, kita sudah senang-senang, tinggal mau kerja saja,” tambahnya.

Baca Juga :  Isi Dua Bangunan Situs  Sejarah  Dijarah Oknum Masyarakat 
Syooni Merauje (foto:Jimi/Cepos)

Menurut Syooni,  pemerintah hanya tinggal janji dan janji. Pihaknya setiap tahun  terus menyuarakan pembangunan itu untuk melindungi pantai Ciberi dari abrasi, namun tidak digubris.

   Akibat dari abrasi tersebut, lanjut Syooni,  sekitar 50 meter  bagian dari pantai Ciberi telah hilang. Kondisi ini pun sangat  mengkhawatirkan,  jika pemerintah tidak segera ambil langkah cepat untuk mengatasi itu.

   Untuk mengantisipasi permasalahan itu terus terjadi, Syooni mengaku bersama seluruh warga setempat telah melakukan penimbunan sebanyak 60 truk karang dengan harga diperkirakan Rp 300-400 per truk.

   “Kita sudah melakukan penimbunan kurang lebih 60 truk, satu truk harganya Rp 300-400 per truk,” ungkapnya.

Baca Juga :  Warga Antusias Ikuti Lomba Panah Tradisonal dan Tarik Tambang   

JAYAPURA – Untuk mencegah terjadinya abrasi yang makin meluas  di Pantai Ciberi, Distrik Abepura,   maka perlu dibangun talud untuk dapat menahan gelombang laut. Permintaan itu disampaikan langsung oleh, Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi. Namun ia mengaku capek dan resah setelah permintaannya untuk membangun talud di pantai itu tidak dikabulkan oleh pemerintah.

   “Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah terkait dengan kondisi pantai ini. Mereka (pemerintah) dalam hal ini Dinas PUPR sudah kesini, sudah mengukur ini, anggarannya juga sudah kita tahu. Tetapi ujung-ujungnya malah bangunnya di tempat lain,” ungkap Syooni kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/2) siang.

“Sedih sekali, kita sudah senang-senang, tinggal mau kerja saja,” tambahnya.

Baca Juga :  Dispendukcapil Kota Jayapura Pelayanan Publik Terbaik se- Wilayah Timur
Syooni Merauje (foto:Jimi/Cepos)

Menurut Syooni,  pemerintah hanya tinggal janji dan janji. Pihaknya setiap tahun  terus menyuarakan pembangunan itu untuk melindungi pantai Ciberi dari abrasi, namun tidak digubris.

   Akibat dari abrasi tersebut, lanjut Syooni,  sekitar 50 meter  bagian dari pantai Ciberi telah hilang. Kondisi ini pun sangat  mengkhawatirkan,  jika pemerintah tidak segera ambil langkah cepat untuk mengatasi itu.

   Untuk mengantisipasi permasalahan itu terus terjadi, Syooni mengaku bersama seluruh warga setempat telah melakukan penimbunan sebanyak 60 truk karang dengan harga diperkirakan Rp 300-400 per truk.

   “Kita sudah melakukan penimbunan kurang lebih 60 truk, satu truk harganya Rp 300-400 per truk,” ungkapnya.

Baca Juga :  Berhadiah Utama 2 Sepeda Motor,  Ribuan Warga Ikuti Jalan Sehat

Berita Terbaru

Artikel Lainnya