ABRASI_Sejumlah akar vegetasi atau pepohonan di sekitar kawasan Pantai Ciberi yang telah terkikis dan terendam air laut, karena dampak abrasi pantai yang makin meluas di kawasan itu. (foto: Erik/Cepos)
JAYAPURA – Untuk mencegah terjadinya abrasi yang makin meluasdi Pantai Ciberi, Distrik Abepura, maka perlu dibangun talud untuk dapat menahan gelombang laut. Permintaan itu disampaikan langsung oleh, Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi. Namun ia mengaku capek dan resah setelah permintaannya untuk membangun talud di pantai itu tidak dikabulkan oleh pemerintah.
“Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah terkait dengan kondisi pantai ini. Mereka (pemerintah) dalam hal ini Dinas PUPR sudah kesini, sudah mengukur ini, anggarannya juga sudah kita tahu. Tetapi ujung-ujungnya malah bangunnya di tempat lain,” ungkap Syooni kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/2) siang.
“Sedih sekali, kita sudah senang-senang, tinggal mau kerja saja,” tambahnya.
Menurut Syooni,pemerintah hanya tinggal janji dan janji. Pihaknya setiap tahunterus menyuarakan pembangunan itu untuk melindungi pantai Ciberi dari abrasi, namun tidak digubris.
Akibat dari abrasi tersebut, lanjut Syooni,sekitar 50 meterbagian dari pantai Ciberi telah hilang. Kondisi ini pun sangatmengkhawatirkan,jika pemerintah tidak segera ambil langkah cepat untuk mengatasi itu.
Untuk mengantisipasi permasalahan itu terus terjadi, Syooni mengaku bersama seluruh warga setempat telah melakukan penimbunan sebanyak 60 truk karang dengan harga diperkirakan Rp 300-400 per truk.
“Kita sudah melakukan penimbunan kurang lebih 60 truk, satu truk harganya Rp 300-400 per truk,” ungkapnya.
JAYAPURA – Untuk mencegah terjadinya abrasi yang makin meluasdi Pantai Ciberi, Distrik Abepura, maka perlu dibangun talud untuk dapat menahan gelombang laut. Permintaan itu disampaikan langsung oleh, Syooni Merauje selaku pemilik Pantai Ciberi. Namun ia mengaku capek dan resah setelah permintaannya untuk membangun talud di pantai itu tidak dikabulkan oleh pemerintah.
“Saya sudah sering menyampaikan kepada pemerintah terkait dengan kondisi pantai ini. Mereka (pemerintah) dalam hal ini Dinas PUPR sudah kesini, sudah mengukur ini, anggarannya juga sudah kita tahu. Tetapi ujung-ujungnya malah bangunnya di tempat lain,” ungkap Syooni kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (15/2) siang.
“Sedih sekali, kita sudah senang-senang, tinggal mau kerja saja,” tambahnya.
Menurut Syooni,pemerintah hanya tinggal janji dan janji. Pihaknya setiap tahunterus menyuarakan pembangunan itu untuk melindungi pantai Ciberi dari abrasi, namun tidak digubris.
Akibat dari abrasi tersebut, lanjut Syooni,sekitar 50 meterbagian dari pantai Ciberi telah hilang. Kondisi ini pun sangatmengkhawatirkan,jika pemerintah tidak segera ambil langkah cepat untuk mengatasi itu.
Untuk mengantisipasi permasalahan itu terus terjadi, Syooni mengaku bersama seluruh warga setempat telah melakukan penimbunan sebanyak 60 truk karang dengan harga diperkirakan Rp 300-400 per truk.
“Kita sudah melakukan penimbunan kurang lebih 60 truk, satu truk harganya Rp 300-400 per truk,” ungkapnya.