Friday, November 1, 2024
26.7 C
Jayapura

Gugur Tes Polisi, Casis dan Orang Tua Ngadu ke MRP

JAYAPURA – Ratusan Calon siswa (Casis) beserta orang tuanya mendatangi  Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), mereka menyampaikan aspirasi agar Polisi Daerah (Polda) Papua lebih jeli melihat anak-anak Papua untuk masuk menjadi abdi negara sebagai anggota Polri.

  Dari pantauan Cenderawasih Pos, Selasa (14/5), sejumlah  Casis dan orang tua memenuhi lantai 12 Gedung MRP di Kota Jayapura dan ditemui salah satu anggota MRP.

  Kordinator sekaligus orang tua dari salah satu Casis, Lewi Aninam menyampaikan keluhannya terkait kejanggalan pemeriksaan kesehatan (Rikes) dan Psikologi tes (Psiko tes) terhadap anaknya yang mengikuti tes Polisi.

   “Untuk sementara ini, beberapa waktu yang lalu ada beberapa anak kami yang mengikuti Rikes dan Psikotes dan nilai tidak memenuhi syarat,” kata Lewi, kepada wartawan, Selasa (14/5).

  Ia mengharapkan sebagai orang tua, tentunya menginginkan anaknya untuk lolos jadi anggota polisi, mengacu pada undang-undang otonomi khusus Tahun 2000 part dua, bahwa keberpihakan terhadap anak-anak asli Papua di atas tanahnya sendiri.

   “Jadi tuntutan kami adalah anak-anak kami harus diprioritaskan dalam mengikuti seleksi,” tegasnya.

   Lewi mengharapkan MRP sebagai lembaga kultural bisa melanjutkan keluhan dari anak-anaknya itu ke Mako Polda Papua untuk  menindaklanjuti permasalahan tersebut.

“Harapan kami anak-anak kami harus diterima menjadi Bintara Polri,” harapannya.

   Harapan yang sama juga disampaikan oleh salah satu orang tua Casis, Bram Imbiri berasal dari Kepulauan Yapen, menyampaikan kekesalannya, bahwa kedua anaknya tidak lolos dalam mengikuti tes kesehatan di Kota Jayapura. Padahal sebelumnya kedua anaknya itu dinyatakan lolos saat mengikuti tes di Polres Kepulauan Yapen.

Baca Juga :  Disdik Sosialisasikan Kenaikan Pangkat Golongan ASN Guru

  “Mereka tes di Kabupaten Kepulauan Yapen, disana dinyatakan lolos, sampai ke Jayapura, masuk Rikes pengecekan tahap pertama dua-duanya dinyatakan gugur di tahap pertama,” kata Lewi kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/5).

  Sebagai orang tua, tentunya Lewi merasa kecewa dengan hasil tersebut, Ia merasa ada kejanggalan dalam Rikes tersebut, kenapa kedua anaknya itu harus gugur. “Sebagai orang tua saya mengeluh, dan hari ini saya datang ke MRP, agar MRP menyampaikan ke Polda Papua kira-kira tindak lanjut dari Polda Papua seperti apa, terhadap kedua anak saya itu,” ujarnya.

   Sementara itu, Jeremias, salah seorang Casis asal Kota Jayapura, menyampaikan kekecewaannya terhadap tes kesehatan (Rikes) yang dilakukan oleh Polda Papua.

Jeremias menjelaskan bahwa dirinya gugur disebabkan karena jari tangannya sedikit alami permasalahan, sementara kata Jerimias temannya yang memakai pen pada rahangnya, bisa lolos.

    “Rikes pertama ada pen di rahangnya tapi lolos, saya sendiri kendala di jari tapi jatuh,” kata Jerimias kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/5).

Baca Juga :  DKLH  Sebut Penyelamatan Cagar Alam Cyclops Program Besar di 2023

   Ia pun mengharapkan setelah dari MRP ini, dirinya bisa kembali untuk mengikuti tes.

“Iya harapan saya, setelah ke MRP ini semoga saya dapat ikut kembali ikut tes kembali,” harapnya.

  Menanggapi hal tersebut Ketua Tim Penanganan Aspirasi Orang Asli Papua, Benny Sweny, menyampaikan bahwa pihaknya akan menangani semua terkait rekrutmen dan seleksi Casis Bintara, kuota tahun 2024 ini.

   Benny menyampaikan atas izin Ketua MRP, Ia dan timnya akan melakukan pertemuan dengan pimpinan Polda Papua untuk membahas terkait permasalahan tersebut. Ia mengaku telah empat kali bertemu dengan Polda Papua untuk membahas terkait itu, Bahkan waktu itu kata Benny, Kapolda Papua menyampaikan bahwa akan memprioritaskan anak asli Papua dalam merekrut anggota polisi.

   Benny juga sampaikan bahwa MRP pada Minggu yang lalu telah membuat surat kepada Kapolda dan Wakapolda terkait kuota untuk orang asli Papua untuk mengikuti tes polisi.

Terkait dengan tinggi badan, Benny menyampaikan bahwa kalau bisa disamaratakan jangan di bagi-bagikan

   “Kita sampaikan kalau bisa disamaratakan jangan dua kategori mau dari Meepago, Lapago, Animna atau dari wilayah Tabi dan Saereri, hantam aja 158, biar semuanya ikut tes dulu,” jelas Benny, dihadapan Casis dan Orang tua, Senin (14/5).(cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Ratusan Calon siswa (Casis) beserta orang tuanya mendatangi  Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), mereka menyampaikan aspirasi agar Polisi Daerah (Polda) Papua lebih jeli melihat anak-anak Papua untuk masuk menjadi abdi negara sebagai anggota Polri.

  Dari pantauan Cenderawasih Pos, Selasa (14/5), sejumlah  Casis dan orang tua memenuhi lantai 12 Gedung MRP di Kota Jayapura dan ditemui salah satu anggota MRP.

  Kordinator sekaligus orang tua dari salah satu Casis, Lewi Aninam menyampaikan keluhannya terkait kejanggalan pemeriksaan kesehatan (Rikes) dan Psikologi tes (Psiko tes) terhadap anaknya yang mengikuti tes Polisi.

   “Untuk sementara ini, beberapa waktu yang lalu ada beberapa anak kami yang mengikuti Rikes dan Psikotes dan nilai tidak memenuhi syarat,” kata Lewi, kepada wartawan, Selasa (14/5).

  Ia mengharapkan sebagai orang tua, tentunya menginginkan anaknya untuk lolos jadi anggota polisi, mengacu pada undang-undang otonomi khusus Tahun 2000 part dua, bahwa keberpihakan terhadap anak-anak asli Papua di atas tanahnya sendiri.

   “Jadi tuntutan kami adalah anak-anak kami harus diprioritaskan dalam mengikuti seleksi,” tegasnya.

   Lewi mengharapkan MRP sebagai lembaga kultural bisa melanjutkan keluhan dari anak-anaknya itu ke Mako Polda Papua untuk  menindaklanjuti permasalahan tersebut.

“Harapan kami anak-anak kami harus diterima menjadi Bintara Polri,” harapannya.

   Harapan yang sama juga disampaikan oleh salah satu orang tua Casis, Bram Imbiri berasal dari Kepulauan Yapen, menyampaikan kekesalannya, bahwa kedua anaknya tidak lolos dalam mengikuti tes kesehatan di Kota Jayapura. Padahal sebelumnya kedua anaknya itu dinyatakan lolos saat mengikuti tes di Polres Kepulauan Yapen.

Baca Juga :  Disdik Sosialisasikan Kenaikan Pangkat Golongan ASN Guru

  “Mereka tes di Kabupaten Kepulauan Yapen, disana dinyatakan lolos, sampai ke Jayapura, masuk Rikes pengecekan tahap pertama dua-duanya dinyatakan gugur di tahap pertama,” kata Lewi kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/5).

  Sebagai orang tua, tentunya Lewi merasa kecewa dengan hasil tersebut, Ia merasa ada kejanggalan dalam Rikes tersebut, kenapa kedua anaknya itu harus gugur. “Sebagai orang tua saya mengeluh, dan hari ini saya datang ke MRP, agar MRP menyampaikan ke Polda Papua kira-kira tindak lanjut dari Polda Papua seperti apa, terhadap kedua anak saya itu,” ujarnya.

   Sementara itu, Jeremias, salah seorang Casis asal Kota Jayapura, menyampaikan kekecewaannya terhadap tes kesehatan (Rikes) yang dilakukan oleh Polda Papua.

Jeremias menjelaskan bahwa dirinya gugur disebabkan karena jari tangannya sedikit alami permasalahan, sementara kata Jerimias temannya yang memakai pen pada rahangnya, bisa lolos.

    “Rikes pertama ada pen di rahangnya tapi lolos, saya sendiri kendala di jari tapi jatuh,” kata Jerimias kepada Cenderawasih Pos, Selasa (14/5).

Baca Juga :  DKLH  Sebut Penyelamatan Cagar Alam Cyclops Program Besar di 2023

   Ia pun mengharapkan setelah dari MRP ini, dirinya bisa kembali untuk mengikuti tes.

“Iya harapan saya, setelah ke MRP ini semoga saya dapat ikut kembali ikut tes kembali,” harapnya.

  Menanggapi hal tersebut Ketua Tim Penanganan Aspirasi Orang Asli Papua, Benny Sweny, menyampaikan bahwa pihaknya akan menangani semua terkait rekrutmen dan seleksi Casis Bintara, kuota tahun 2024 ini.

   Benny menyampaikan atas izin Ketua MRP, Ia dan timnya akan melakukan pertemuan dengan pimpinan Polda Papua untuk membahas terkait permasalahan tersebut. Ia mengaku telah empat kali bertemu dengan Polda Papua untuk membahas terkait itu, Bahkan waktu itu kata Benny, Kapolda Papua menyampaikan bahwa akan memprioritaskan anak asli Papua dalam merekrut anggota polisi.

   Benny juga sampaikan bahwa MRP pada Minggu yang lalu telah membuat surat kepada Kapolda dan Wakapolda terkait kuota untuk orang asli Papua untuk mengikuti tes polisi.

Terkait dengan tinggi badan, Benny menyampaikan bahwa kalau bisa disamaratakan jangan di bagi-bagikan

   “Kita sampaikan kalau bisa disamaratakan jangan dua kategori mau dari Meepago, Lapago, Animna atau dari wilayah Tabi dan Saereri, hantam aja 158, biar semuanya ikut tes dulu,” jelas Benny, dihadapan Casis dan Orang tua, Senin (14/5).(cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya