Wednesday, October 15, 2025
25.9 C
Jayapura

Mari-yo Pemimpin yang Tenang dan Tegas Harapan Masyarakat Papua

JAYAPURA – Pelantikan Gubernur Matius D. Fakhiri dan Wakil Gubernur Provinsi Papua, Aryoko Rumaropen (Mari-Yo), pada Rabu (8/10) lalu di Istana negara menandai babak baru dalam perjalanan politik Papua.

Pelantikan inipun masih menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan masyarakat salah satu di antaranya adalah ‘apakah kepemimpinan baru ini dapat menghadirkan tata kelola yang lebih inklusif di tengah dinamika sosial dan politik yang masih kompleks?’.

Menanggapi pertanyaan itu Pengamat sekaligus Dosen Hukum Tata Negara Universitas Cenderawasih (Uncen) Lily Bauw menyebut keraguan masyarakat ini penting diungkapkan.
Sebab keberhasilan Gubernur tidak hanya diukur dari banyaknya program yang dijalankan.

Melainkan dari kemampuannya menata ulang relasi kekuasaan dalam lanskap sosial yang membutuhkan rekonsiliasi kepercayaan publik.

Baca Juga :  BPN Kota Jayapura Serahkan Sertifikat bagi 240 Warga Koya Barat

Sebutnya, tantangan terbesar bukan semata pada administrasi pemerintahan, melainkan pada pengelolaan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terhadap elite politik yang masih terbelah pasca-pemilihan.

“Di titik inilah kepemimpinan Gubernur diuji bukan sekadar menjadi gubernur yang bekerja, tetapi menjadi figur yang menenangkan,” kata Lily kepada Cenderawasih Pos, Senin (13/10).

Dalam konteks tersebut menurut Lily, Papua hari ini memerlukan pemerintahan yang tenang namun tegas. Tenang dalam mendengar dan menampung aspirasi, tetapi tegas dalam menegakkan arah kebijakan publik.

JAYAPURA – Pelantikan Gubernur Matius D. Fakhiri dan Wakil Gubernur Provinsi Papua, Aryoko Rumaropen (Mari-Yo), pada Rabu (8/10) lalu di Istana negara menandai babak baru dalam perjalanan politik Papua.

Pelantikan inipun masih menimbulkan banyak pertanyaan dari kalangan masyarakat salah satu di antaranya adalah ‘apakah kepemimpinan baru ini dapat menghadirkan tata kelola yang lebih inklusif di tengah dinamika sosial dan politik yang masih kompleks?’.

Menanggapi pertanyaan itu Pengamat sekaligus Dosen Hukum Tata Negara Universitas Cenderawasih (Uncen) Lily Bauw menyebut keraguan masyarakat ini penting diungkapkan.
Sebab keberhasilan Gubernur tidak hanya diukur dari banyaknya program yang dijalankan.

Melainkan dari kemampuannya menata ulang relasi kekuasaan dalam lanskap sosial yang membutuhkan rekonsiliasi kepercayaan publik.

Baca Juga :  Istri dan Anak Gubernur Menolak Diperiksa KPK

Sebutnya, tantangan terbesar bukan semata pada administrasi pemerintahan, melainkan pada pengelolaan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah terhadap elite politik yang masih terbelah pasca-pemilihan.

“Di titik inilah kepemimpinan Gubernur diuji bukan sekadar menjadi gubernur yang bekerja, tetapi menjadi figur yang menenangkan,” kata Lily kepada Cenderawasih Pos, Senin (13/10).

Dalam konteks tersebut menurut Lily, Papua hari ini memerlukan pemerintahan yang tenang namun tegas. Tenang dalam mendengar dan menampung aspirasi, tetapi tegas dalam menegakkan arah kebijakan publik.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/