Sambung Setiyo, dengan bupati definitif yang saat ini telah menjabat. Ia berharap kinerjanya dapat mencerminkan situasi sebenarnya. Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor. Untuk itu, pemerintah daerah diminta bekerja sama dengan swasta dan lembaga donor, seperti Unicef, untuk mengatasi indikator yang masih rendah.
“Upaya penurunan stunting membutuhkan kerja sama pemerintah daerah, sektor swasta, mitra pembangunan, perguruan tinggi, dan masyarakat,” ujarnya.
Juga, peran kecamatan akan dimaksimalkan dalam pendataan kelompok sasaran, mulai dari ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, hingga anak usia 0-59 bulan, serta remaja putri dan calon pengantin.
Penilaian kinerja tahun ini merupakan yang keempat sejak pertama kali dilakukan pada 2021. Hasil penilaian juga menjadi dasar pemberian penghargaan kepada kabupaten/kota dengan capaian terbaik.
Sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, presentasi stunting di Papua berada di 26,8 persen. Kemudian SSGI tahun 2024 sebesar 28,3 persen. Ini artinya, terdapat peningkatan prevalensi stunting di Papua pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 sebesar 1,5 persen.
“Penilaian kinerja tahun ini juga menjadi yang terakhir dilakukan secara tatap muka, karena pemerintah pusat saat ini tengah menyusun Strategi Nasional (Stranas) penurunan stunting yang akan dituangkan dalam Perpres baru pengganti Perpres No. 72 Tahun 2021,” pungkasnya. (fia/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos