Thursday, March 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Normalisasi Sungai Sudah Capai 90 Persen

Salah satu alat berat berupa exavator  sedang mengeruk material sedimen pasir di Sungai  Kampung Kemiri, Senin (13/5).( FOTO : Robert Mboik Cepos)

SENTANI-Pasca bencana banjir bandang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura Maret lalu, normalisasi  beberapa sungai yang terdampak bencana di Kabupaten Jayapura khususnya di sekitar Kota Sentani sudah mencapai 90 persen.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Jayapura, Terry Ayomi memaparkan, sejauh ini progres pekerjaan yang sudah dilakukan pemerintah dalam proses pemulihan pasca banjir khususnya untuk beberapa sungai di Kota Sentani sudah mencapai 90 persen.

“Normalisasi sungai selama ini kita dibantu oleh Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua,”kata Tery Ayomi saat ditemui wartawan di Kantor Bupati Jayapura, Selasa (14/5).

Ia mengatakan,  pembagian tugas di awal untuk normalisasi  sungai yang terkena dampak banjir bandang ini menjadi tanggung  jawab pihak Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua.  Sejauh ini,  pekerjaan untuk menormalisasi sungai berupa pengerukan sedimentasi yang menutupi daerah aliran sungai sudah mencapai 90 persen.

Baca Juga :  Minta 10 Raperdasi Raperdasus Dikawal

Selain itu, BWS Papua juga  sementara memasang kawat bronjong di beberapa titik daerah aliran sungai. Ini untuk penanganan jangka panjang, yang berfungsi membendung aliran air supaya tidak menyebar ke pemukiman warga.

“Ini juga supaya menjaga kawasan di sekitar bibir sungai tetap aman,” tandasnya.

Dia menyebutkan,  beberapa sungai yang sudah dinormalisasi seperti sungai di Doyo, Kemiri, Sungai Warnu, Tahara dan beberapa sungai lainnya.

Sementara itu Dinas PU Kabupaten Jayapura juga melakukan pekerjaan sama,  namun mereka lebih melayani  masyarakat yang ada di perumahan BTN dan kawasan pemukiman lainnya yang terkena dampak bencana.

Dinas PU Kabupaten juga melakukan pelayanan langsung atau mobile memenuhi permintaan warga.

Baca Juga :  PAD Over Target, Mitra Pajak dan Wajib Pajak Dapat Award

“Kami berharap agar warga bisa mengeluarkan  sedimentasi yang ada di dalam rumahnya. Karena tidak mungkin kita keluarkan pakai alat berat, kalau sudah di luar baru petugas kami angkut,” bebernya. (roy/tho)

Salah satu alat berat berupa exavator  sedang mengeruk material sedimen pasir di Sungai  Kampung Kemiri, Senin (13/5).( FOTO : Robert Mboik Cepos)

SENTANI-Pasca bencana banjir bandang menerjang Sentani, Kabupaten Jayapura Maret lalu, normalisasi  beberapa sungai yang terdampak bencana di Kabupaten Jayapura khususnya di sekitar Kota Sentani sudah mencapai 90 persen.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Jayapura, Terry Ayomi memaparkan, sejauh ini progres pekerjaan yang sudah dilakukan pemerintah dalam proses pemulihan pasca banjir khususnya untuk beberapa sungai di Kota Sentani sudah mencapai 90 persen.

“Normalisasi sungai selama ini kita dibantu oleh Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua,”kata Tery Ayomi saat ditemui wartawan di Kantor Bupati Jayapura, Selasa (14/5).

Ia mengatakan,  pembagian tugas di awal untuk normalisasi  sungai yang terkena dampak banjir bandang ini menjadi tanggung  jawab pihak Balai Wilayah Sungai Provinsi Papua.  Sejauh ini,  pekerjaan untuk menormalisasi sungai berupa pengerukan sedimentasi yang menutupi daerah aliran sungai sudah mencapai 90 persen.

Baca Juga :  Gebyar Vaksin Akan Terus Digalakkan

Selain itu, BWS Papua juga  sementara memasang kawat bronjong di beberapa titik daerah aliran sungai. Ini untuk penanganan jangka panjang, yang berfungsi membendung aliran air supaya tidak menyebar ke pemukiman warga.

“Ini juga supaya menjaga kawasan di sekitar bibir sungai tetap aman,” tandasnya.

Dia menyebutkan,  beberapa sungai yang sudah dinormalisasi seperti sungai di Doyo, Kemiri, Sungai Warnu, Tahara dan beberapa sungai lainnya.

Sementara itu Dinas PU Kabupaten Jayapura juga melakukan pekerjaan sama,  namun mereka lebih melayani  masyarakat yang ada di perumahan BTN dan kawasan pemukiman lainnya yang terkena dampak bencana.

Dinas PU Kabupaten juga melakukan pelayanan langsung atau mobile memenuhi permintaan warga.

Baca Juga :  Pemuda Maluku  Diharapkan Jadi Agen Perubahan di Tanah Papua

“Kami berharap agar warga bisa mengeluarkan  sedimentasi yang ada di dalam rumahnya. Karena tidak mungkin kita keluarkan pakai alat berat, kalau sudah di luar baru petugas kami angkut,” bebernya. (roy/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya