Wednesday, January 15, 2025
28.7 C
Jayapura

Kena Retribusi Rp 10 Ribu, PKL Pilih  Jualan di Pinggir Jalan

Sepi di Dalam Pasar, Ramai di Pinggir Jalan 

JAYAPURA-Persoalan Pasar Otonom Kotaraja tak kunjung diselesaikan secara tuntas, dan justru makin  memprihatinkan. Dimana beberapa lapak yang telah disediakan oleh pemerintah terlihat kosong tidak ada pedagang.

  Kondisi ini terpantau ketika Cenderawasih Pos pada, Senin (13/1) pada pukul 15.30 WIT sambangi pasar tersebut. Beberapa pedagang tampak menunggu pembeli, sementara pedagang lain terlihat melayani segelintir pembeli.

  Menurut salah satu pedagang di Pasar Otonom La Nuri (59) menjelaskan, penurunan pembeli di dalam tersebut diakibatkan karena banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jual hasil kebunnya di bahu jalan utama menuju Pasar Induk Youtefa.

   “Sepi sekali, kita dari pagi jam 06.00 WIT disini hingga sore ini (pukul 15.30 WIT) pembeli masih satu, dua orang saja yang datang,” kata La Nuri kepada Cenderawasih Pos di Pasar Youtefa, Senin (13/1).

  Kondisi ini kata La Nuri dikarenakan tidak tegasnya pemerintah terhadap masyarakat dalam menertibkan PKL yang jual di ruas jalan utama. Ia mengaku Pemerintah kota (Pemkot) telah melakukan penertiban beberapa kali, namun para pedagang justru tidak hiraukan dan tanpa pengawasan pasca penertiban.

Baca Juga :  SMPN 9 Kota Jayapura Terapkan Kurikulum Merdeka

  Di tempat yang sama Andriani (32) pedagang buah-buahan merasakan hal yang sama. Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama, namun tidak ada solusi dari pemerintah kota.

  “Beberapa kali pemerintah kota melakukan penertiban terhadap pedagang yang jual di pinggir jalan. Di depan BPOM dan kantor karantina itu sudah ditertibkan. Tetapi mereka pindah lagi di Jalan Utama, Jalan Baru,” ungkapnya.

  “Pembeli sudah di depan semua, karena di depan juga lengkap semua, tidak ada yang kesini (Pasar Otonom),” tambahnya.

  Karena itu, ia berharap kepada pemerintah yang baru nantinya agar dapat lebih memperhatikan kondisi Induk Youtefa dan pasar Otonom, agar semuanya tertib dan tidak seberawut. Harapan itu ia sampaikannya agar kota Jayapura terlihat lebih bersih dan rapih.

   Sementara itu Margareta (51) salah seorang pedagang di Jalan Baru mengaku, ia dan teman-teman pedagangnya jual di pinggiran jalan tersebut dikarenakan kondisi di dalam pasar Otonom sepi   pembeli.

Baca Juga :  Dana OPD Pemkot Masih Tersisa Ratusan Miliar 

   Tak hanya itu kata Margareta susunan lapak atau kios untuk pasar tidak teratur Bahkan masih ada pungutan liar. Hal ini yang membuat dirinya lebih memilih jual di bahu jalan ketimbang di dalam pasar dengan kios lengkap.

   “Kita jual disini karena didalam pasar Otonom sepi, makanan kita tidak jual di dalam. Mama-mama ini mereka dari kebun langsung kesini tidak lagi ke dalam pasar,” ucap Margareta ketika di tanya Cenderawasih Pos, Seni (13/1) sore.

  Pedagang itu mengaku sempat dilakukan penertiban oleh Pemkot, namun para pedagang tetap bertahan dan tidak berpindah. Hal ini menimbulkan kemacetan panjang di daerah tersebut dikarenakan parkiran liar dari para pembeli tidak teratur.

   “Kita disini sudah dikenakan retribusi kepada Pemkot, setiap harinya Rp 10 Ribu per orang. Jadi untuk sementara ini tidak ada lagi penertiban. Sebelum ada retribusi kita disini sering didatangi Satpol-PP untuk dilakukan penertiban,” ungkapnya. (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Sepi di Dalam Pasar, Ramai di Pinggir Jalan 

JAYAPURA-Persoalan Pasar Otonom Kotaraja tak kunjung diselesaikan secara tuntas, dan justru makin  memprihatinkan. Dimana beberapa lapak yang telah disediakan oleh pemerintah terlihat kosong tidak ada pedagang.

  Kondisi ini terpantau ketika Cenderawasih Pos pada, Senin (13/1) pada pukul 15.30 WIT sambangi pasar tersebut. Beberapa pedagang tampak menunggu pembeli, sementara pedagang lain terlihat melayani segelintir pembeli.

  Menurut salah satu pedagang di Pasar Otonom La Nuri (59) menjelaskan, penurunan pembeli di dalam tersebut diakibatkan karena banyak Pedagang Kaki Lima (PKL) yang jual hasil kebunnya di bahu jalan utama menuju Pasar Induk Youtefa.

   “Sepi sekali, kita dari pagi jam 06.00 WIT disini hingga sore ini (pukul 15.30 WIT) pembeli masih satu, dua orang saja yang datang,” kata La Nuri kepada Cenderawasih Pos di Pasar Youtefa, Senin (13/1).

  Kondisi ini kata La Nuri dikarenakan tidak tegasnya pemerintah terhadap masyarakat dalam menertibkan PKL yang jual di ruas jalan utama. Ia mengaku Pemerintah kota (Pemkot) telah melakukan penertiban beberapa kali, namun para pedagang justru tidak hiraukan dan tanpa pengawasan pasca penertiban.

Baca Juga :  Literasi Harus Menjangkau Masyarakat Papua Hingga ke Pelosok 

  Di tempat yang sama Andriani (32) pedagang buah-buahan merasakan hal yang sama. Ia mengatakan kondisi tersebut terjadi sudah sejak lama, namun tidak ada solusi dari pemerintah kota.

  “Beberapa kali pemerintah kota melakukan penertiban terhadap pedagang yang jual di pinggir jalan. Di depan BPOM dan kantor karantina itu sudah ditertibkan. Tetapi mereka pindah lagi di Jalan Utama, Jalan Baru,” ungkapnya.

  “Pembeli sudah di depan semua, karena di depan juga lengkap semua, tidak ada yang kesini (Pasar Otonom),” tambahnya.

  Karena itu, ia berharap kepada pemerintah yang baru nantinya agar dapat lebih memperhatikan kondisi Induk Youtefa dan pasar Otonom, agar semuanya tertib dan tidak seberawut. Harapan itu ia sampaikannya agar kota Jayapura terlihat lebih bersih dan rapih.

   Sementara itu Margareta (51) salah seorang pedagang di Jalan Baru mengaku, ia dan teman-teman pedagangnya jual di pinggiran jalan tersebut dikarenakan kondisi di dalam pasar Otonom sepi   pembeli.

Baca Juga :  Penghapusan Honorer Belum Pasti, Pengangkatan P3K Dilakukan Bertahap

   Tak hanya itu kata Margareta susunan lapak atau kios untuk pasar tidak teratur Bahkan masih ada pungutan liar. Hal ini yang membuat dirinya lebih memilih jual di bahu jalan ketimbang di dalam pasar dengan kios lengkap.

   “Kita jual disini karena didalam pasar Otonom sepi, makanan kita tidak jual di dalam. Mama-mama ini mereka dari kebun langsung kesini tidak lagi ke dalam pasar,” ucap Margareta ketika di tanya Cenderawasih Pos, Seni (13/1) sore.

  Pedagang itu mengaku sempat dilakukan penertiban oleh Pemkot, namun para pedagang tetap bertahan dan tidak berpindah. Hal ini menimbulkan kemacetan panjang di daerah tersebut dikarenakan parkiran liar dari para pembeli tidak teratur.

   “Kita disini sudah dikenakan retribusi kepada Pemkot, setiap harinya Rp 10 Ribu per orang. Jadi untuk sementara ini tidak ada lagi penertiban. Sebelum ada retribusi kita disini sering didatangi Satpol-PP untuk dilakukan penertiban,” ungkapnya. (kar/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/