JAYAPURA – Meski sudah ada instruksi walikota terkait pelarangan penggunaan hotel untuk menggelar proses penamatan anak – anak sekolah, namun pada kenyataannya saat ini masih banyak sekolah yang menggunakan aula hotel untuk agenda penamatan.
Beberapa orang tua mengaku kurang setuju mengingat ada beban biaya yang diberikan kepada mereka. Ini belum lagi biaya yang harus disiapkan untuk masuk ke jenjang berikutnya.
“Yang jelas cukup memberatkan, sebab awalnya kami lebih setuju untuk dilakukan di sekolah atau tempat yang jauh lebih terjangkau. Ini kami diminta membayar jutaan. Kalau terjangkau tentu tidak masalah tapi nilainya cukup tinggi,” kata Aryani, salah satu orang tua murid kepada Cenderawasih Pos, Rabu (12/6).
Ia menjelaskan sumbangan yang harus dibayarkan untuk penamatan sekolah bervariasi. Mulai dari Rp 2 juta, Rp 3 juta hingga Rp 5 juta.
“Awalnya dibilang sumbangan sukarela tapi ditawarkan menjadi donatur dan jika tidak ikut menyumbang nantinya ada bahasa sumbang dan disitu kami merasa tidak enak,” katanya.
Dan Aryani menyampaikan bahwa dana yang terkumpul akhirnya mencapai Rp 60 an juta. “Saya hanya berpikir bagaimana uang Rp 60 juta ini digunakan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, semisal memperbaiki toilet sekolah yang sejak awal sampai anak kami lulus toiletnya buruk sekali,” bebernya.
Orang tua lainnya, Agustinus juga mengaku hal serupa. “Ada beban biaya yang cukup besar saat lulusan kemarin. Kami pikir bisa diakali di sekolah saja, karena kami harus mempersiapkan biaya pendaftaran juga yang cukup besar,” singkatnya. (ade/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos