Site icon Cenderawasih Pos

Pengelolaan Ekowisata Jeramba Hamadi Belum Maksimal

Lokasi Ekowisata jeramba di tengah hutan Bakau di dekat Pantai Hamadi, Sabtu (11/5) lalu. (Foto: Jimi/Cepos)

JAYAPURA – Kerja sama antara Dinas Pariwisata Kota Jayapura dan pemilik hak Ulayat terkait penanganan Ekowisata Jeramba di Hamadi terlihat belum maksimal. Dari pantauan Cenderawasih Pos di lokasi, Sabtu (11/5), terlihat beberapa fasilitas seperti kamar mandi dan toilet umum yang seharusnya digunakan wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut, terlihat tidak terawat dan kumuh bahkan bagian dalam toilet sudah rusak.

   Erens Hassor, selaku pemilik hak Ulayat Ekowisata tersebut menyampaikan bahwa kerjasama dengan Dinas Pariwisata dengan sistem bagi hasil yakni 80 persen untuk hak Ulayat sementara 20 persen untuk Dinas Pariwisata. Dijelaskan Hassor, tempat tersebut masih di bawah pengawasan Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura melalui Dinas Pariwisata.

Menurutnya, masih ada beberapa program Pemkot untuk pengembangan tempat wisata tersebut di tahun ini, tetapi itu masih dalam wacana. “Ada beberapa program-program kedepannya nanti, tapi belum dijelaskan tahun ini,” kata Hassor kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (11/5).

   “Saya dengar-dengarnya begitu, dari Kabid yang menangani tempat ini,”tambah Hassor  yang mengaku tidak tahu pasti terkait program-program yang diwacanakan oleh Pemkot tersebut.

  Diketahui, sebelum kerjasama dengan Dinas Pariwisata, Ekowisata Jeramba hutan bakau sepenuhnya dikelola oleh Hak Ulayat. Menurut  Hassor, setelah dikelola oleh Dinas Pariwisata, tempat wisata itu hingga kini baru sekali melakukan perawatan, yakni dengan mengantikan tiang jembatan yang sudah rusak  dengan tembok dan beton.

   “Setahu saya perawatannya baru sekali saja, yang untuk tiang-tiangnya itu diganti tembok beton, sampai saat ini belum ada lagi,” jelasnya.

   Lebih lanjut Hassor sampaikan bahwa untuk kamar mandi dan toilet yang ada dekat jembatan tersebut diperuntukkan pengunjung ke Jembatan Jeramba dan juga masyarakat Tobati yang tinggal sekitar tempat wisata tersebut jika ingin buang air besar.

“Itu diperuntukkan untuk jembatan Jeramba itu supaya kalau ada pengunjung yang rasa buang air besar disitu,”ujarnya.

Ke depan, lanjut Hassor, khusus untuk pengunjung akan dikenakan tarif untu penggunaan kamar mandi, sementara untuk masyarakat Tobati sendiri digratiskan.  Soal kondisi kamar mandi  yan sudah rusak, Hassor sampaikan bahwa kedepannya akan melakukan perbaikan kembali oleh Dinas Pariwisata.

  Tidak hanya itu, Hassor menginginkan pemerintah siapkan rumah huni atau pos untuk petugas keamanan di tempat wisata tersebut, supaya barang milik pemerintah bisa terlindungi.

“Keamanan itu bagian dari kami hak Ulayat, cuma harus ada rumah huni kecil begitu untuk  untuk orang tempati supaya tidur di situ, bisa awasi, pemerintah punya barang itu bisa terlindungi,” bebernya.

   Sementara itu, Steve (19), menyampaikan bahwa untuk pengunjung di tempat wisata Jeramba tersebut bervariasi, yang paling banyak, kata Steve di hari libur yakni hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.

   “Kalau hari libur mungkin sekitar 50 orang mungkin mentok 50 orang, itu hari Sabtu dan Minggu, tapi kalau Sabtu hanya 10 orang atau 15 orang” kata Steve kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (11/5). (cr-278/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version