Friday, April 26, 2024
32.7 C
Jayapura

Indah Namun Kami Menangis

Mama-mama asal Kampung Engros memperagakan drama yang mencerminkan ratapan mereka akibat hutan perempuan (Tonotwiyat) mereka kini banyak yang rusak, tercemar akibat sampah. Drama ini ditampilkan dalam pembukaan   acara Beautiful Youtefa Festival di Pantai Cbery, Kampung Engros, Kamis (13/2) kemarin. (Gamel Cepos)

Beautiful Youtefa Festival Remi Dibuka 

JAYAPURA – Acara Beautiful Youtefa Festival tahun 2020 akhirnya dibuka dan digelar di Pantai Cbery, Kampung Engros Kota Jayapura, Kamis (13/2). Acara perdana ini dimulai dengan penanaman pohon dan aksi bersih sampah. Sejumlah acara yang berkearifan lokal juga disajikan termasuk diskusi terkait hutan mangrove dengan persoalannya. Warga kampung ikut dilibatkan dimana tak sedikit yang membangun pondok-pondok makan dan menyajikan kuliner  asli kampung. 

  Dalam acara ini mama-mama dari kampung Engros diberi waktu untuk menyampaikan apa yang dirasa seiring pesatnya pembangunan di kota. Satu persoalan ril yang disimpulkan adalah hutan perempuan mereka, Tonotwiyat kini banyak yang tercemar. Hutan yang menjadi dusun dan dapur bagi keluarkan gini dipenuh sampah. “Bia dan ikan kini sulit ditemui, tidak seperti dulu. Yang banyak justru sampah plastik,”  tutur mama-mama dalam drama yang diterjemahkan oleh Batseba Afar pada pembukaan. 

Baca Juga :  Dapat Informasi, Pelaku Curat Langsung Dibekuk

 Keluhan ini tak ditampik oleh Asisten I Setda Kota Jayapura, Evert Nicolas Meraudje yang membuka kegiatan mewakili Benhur Tomi Mano, Wali Kota Jayapura. “Apa yang disapaikan mama-mama itu ya seperti itu sudah, saya juga berasal dari kampung ini (Engros) dan mengerti yang disampaikan tadi. Tempat kami indah tapi sebenarnya kami menangis,” kata Evert dalam sambutannya. 

 “Dibalik keindahan ini tak banyak yang didapat, hanya sampah,” ujarnya. Mantan Kadispar Kota Jayapura ini menyampaikan kalimat yang penuh makna dimana kaum perempuan dari Engros lebih banyak sekolah di hutan bakau sedangkan yang laki-laki di Mau (rumah adat) sehingga semua yang tercatat  sebagai kearifan lokal patutnya dipertahankan dan satu upaya adalah ikut menjaga hutan yang ada. 

Baca Juga :  Gantikan Willem  Wandik, Yunus Wonda Pimpin Demokrat Papua

 Sementara, Kadispar Kota Jayapura, Mathias B Mano menyampaikan bahwa event Beautiful Youtefa Festival ini menjadi event perdana tahun 2020 yang murni digarap oleh komunitas. Pihaknya memberi ruang seluas-luasnya untuk siapa saja yang merasa mampu untuk menggarap potensi yang ada. “Potensi wisata di Jayapura ini banyak sekali dan kami sedang menata. Satu yang pertama adalah event Beautiful Yotefa ini  yang akan digelar hingga 15 Februari nanti,” imbuhnya. (ade/wen)

Mama-mama asal Kampung Engros memperagakan drama yang mencerminkan ratapan mereka akibat hutan perempuan (Tonotwiyat) mereka kini banyak yang rusak, tercemar akibat sampah. Drama ini ditampilkan dalam pembukaan   acara Beautiful Youtefa Festival di Pantai Cbery, Kampung Engros, Kamis (13/2) kemarin. (Gamel Cepos)

Beautiful Youtefa Festival Remi Dibuka 

JAYAPURA – Acara Beautiful Youtefa Festival tahun 2020 akhirnya dibuka dan digelar di Pantai Cbery, Kampung Engros Kota Jayapura, Kamis (13/2). Acara perdana ini dimulai dengan penanaman pohon dan aksi bersih sampah. Sejumlah acara yang berkearifan lokal juga disajikan termasuk diskusi terkait hutan mangrove dengan persoalannya. Warga kampung ikut dilibatkan dimana tak sedikit yang membangun pondok-pondok makan dan menyajikan kuliner  asli kampung. 

  Dalam acara ini mama-mama dari kampung Engros diberi waktu untuk menyampaikan apa yang dirasa seiring pesatnya pembangunan di kota. Satu persoalan ril yang disimpulkan adalah hutan perempuan mereka, Tonotwiyat kini banyak yang tercemar. Hutan yang menjadi dusun dan dapur bagi keluarkan gini dipenuh sampah. “Bia dan ikan kini sulit ditemui, tidak seperti dulu. Yang banyak justru sampah plastik,”  tutur mama-mama dalam drama yang diterjemahkan oleh Batseba Afar pada pembukaan. 

Baca Juga :  Ombudsman: Pendidikan di Papua Belum Maksimal!

 Keluhan ini tak ditampik oleh Asisten I Setda Kota Jayapura, Evert Nicolas Meraudje yang membuka kegiatan mewakili Benhur Tomi Mano, Wali Kota Jayapura. “Apa yang disapaikan mama-mama itu ya seperti itu sudah, saya juga berasal dari kampung ini (Engros) dan mengerti yang disampaikan tadi. Tempat kami indah tapi sebenarnya kami menangis,” kata Evert dalam sambutannya. 

 “Dibalik keindahan ini tak banyak yang didapat, hanya sampah,” ujarnya. Mantan Kadispar Kota Jayapura ini menyampaikan kalimat yang penuh makna dimana kaum perempuan dari Engros lebih banyak sekolah di hutan bakau sedangkan yang laki-laki di Mau (rumah adat) sehingga semua yang tercatat  sebagai kearifan lokal patutnya dipertahankan dan satu upaya adalah ikut menjaga hutan yang ada. 

Baca Juga :  Gantikan Willem  Wandik, Yunus Wonda Pimpin Demokrat Papua

 Sementara, Kadispar Kota Jayapura, Mathias B Mano menyampaikan bahwa event Beautiful Youtefa Festival ini menjadi event perdana tahun 2020 yang murni digarap oleh komunitas. Pihaknya memberi ruang seluas-luasnya untuk siapa saja yang merasa mampu untuk menggarap potensi yang ada. “Potensi wisata di Jayapura ini banyak sekali dan kami sedang menata. Satu yang pertama adalah event Beautiful Yotefa ini  yang akan digelar hingga 15 Februari nanti,” imbuhnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya