Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan pemanasan permukaan yang mendorong pertumbuhan awan Cumulonimbus (awan badai). Ungkapnya, Anomali suhu muka laut di perairan utara Papua menunjukkan nilai positif hingga +1.5°C, yang berperan menambah suplai uap air bagi pembentukan awan hujan. Selain itu, terpantau adanya gelombang Low di Sebagian besar wilayah Papua yang dapat meningkatkan terjadinya hujan.
“Terdapat daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Provinsi Papua yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, serta Labilitas lokal yang kuat juga mendukung proses konvektif,” ujarnya.
Berdasarkan catatan kejadian cuaca ekstrem di Papua, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan curah hujan serta potensi kilat/petir dan angin kencang. (jim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos
Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan pemanasan permukaan yang mendorong pertumbuhan awan Cumulonimbus (awan badai). Ungkapnya, Anomali suhu muka laut di perairan utara Papua menunjukkan nilai positif hingga +1.5°C, yang berperan menambah suplai uap air bagi pembentukan awan hujan. Selain itu, terpantau adanya gelombang Low di Sebagian besar wilayah Papua yang dapat meningkatkan terjadinya hujan.
“Terdapat daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Provinsi Papua yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, serta Labilitas lokal yang kuat juga mendukung proses konvektif,” ujarnya.
Berdasarkan catatan kejadian cuaca ekstrem di Papua, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada terhadap potensi peningkatan curah hujan serta potensi kilat/petir dan angin kencang. (jim/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos