Friday, September 20, 2024
28.7 C
Jayapura

Kesal Banyak Orang Mabuk, Anak Ondoafi Nyalakan Api Depan Toko Miras

   Agus mengatakan bahwa aksi penolakan adanya toko miras di atas tanah ulayatnya ini akan terus dilakukan. “Silahkan berjualan tapi jangan miras. Di samping situ ada apotek, ada penginapan dan mereka tentu tidak nyaman. Beberapa waktu lalu kami dengan kepala suku dan abuafa dan perangkat adat sudah diskusi dan ke depan saya akan lakukan aksi ini terus,” tambahnya.

   “Saya juga prihatin, sebab seperti tak ada perhatian dari gereja, aparat maupun dari distrik dan saya juga sudah beberapa kali peringatkan tokonya soal ini,” tegasnya.

   Ia berpendapat hari  Minggu adalah waktunya ibadah dan sepatutnya itu dihormati. Bukan justru berkeliaran dalam keadaan mabuk kemudian mengganggu pengguna jalan atau tempat usaha orang lain.

Baca Juga :  BI Terus Tingkatkan Penggunaan QRIS

“Bayangkan saja, di toko itu sudah seperti rumah bagi mereka yang mabuk. Kakak saya sudah pernah tegur, begitu juga saya sendiri sudah berulang kali, tapi tetap minum dan membuat tidak nyaman, hingga akhirnya tadi saya lihat lagi akhirnya saya  putuskan membakar sofa sebagai teguran,” sambungnya.

Agus menyebut awalnya ia ingin mencari timbunan tapi saat pulang ia hanya menemukan sofa rusak dan sofa itulah yang dibawa untuk dibakar.

“Saya kawal dan control, jangan sampai apinya mengenai bangunan lain. Saya ini tidak minum, tidak merokok dan juga makan pinang jadi saya tidak suka melihat yang mabuk-mabuk begini. Jadi sebagai anak adat saya tolak bangunan yang berjualan minuman keras di atas ulayat dan kebesaran saya,” tutupnya. (ade/tri)

Baca Juga :  Dikejar Hingga Koya Koso, Dua Penjambret Tak Berkutik

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Agus mengatakan bahwa aksi penolakan adanya toko miras di atas tanah ulayatnya ini akan terus dilakukan. “Silahkan berjualan tapi jangan miras. Di samping situ ada apotek, ada penginapan dan mereka tentu tidak nyaman. Beberapa waktu lalu kami dengan kepala suku dan abuafa dan perangkat adat sudah diskusi dan ke depan saya akan lakukan aksi ini terus,” tambahnya.

   “Saya juga prihatin, sebab seperti tak ada perhatian dari gereja, aparat maupun dari distrik dan saya juga sudah beberapa kali peringatkan tokonya soal ini,” tegasnya.

   Ia berpendapat hari  Minggu adalah waktunya ibadah dan sepatutnya itu dihormati. Bukan justru berkeliaran dalam keadaan mabuk kemudian mengganggu pengguna jalan atau tempat usaha orang lain.

Baca Juga :  Pemerintah Janjikan Anak Adat Diprioritaskan

“Bayangkan saja, di toko itu sudah seperti rumah bagi mereka yang mabuk. Kakak saya sudah pernah tegur, begitu juga saya sendiri sudah berulang kali, tapi tetap minum dan membuat tidak nyaman, hingga akhirnya tadi saya lihat lagi akhirnya saya  putuskan membakar sofa sebagai teguran,” sambungnya.

Agus menyebut awalnya ia ingin mencari timbunan tapi saat pulang ia hanya menemukan sofa rusak dan sofa itulah yang dibawa untuk dibakar.

“Saya kawal dan control, jangan sampai apinya mengenai bangunan lain. Saya ini tidak minum, tidak merokok dan juga makan pinang jadi saya tidak suka melihat yang mabuk-mabuk begini. Jadi sebagai anak adat saya tolak bangunan yang berjualan minuman keras di atas ulayat dan kebesaran saya,” tutupnya. (ade/tri)

Baca Juga :  Pemkot Jayapura Berhasil Tekan Inflasi di Bawah Standar Nasional

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya