Friday, April 26, 2024
24.7 C
Jayapura

Waspada, Bila Ada Gejala Penyakit Hepatitis

JAYAPURA-Akhir-akhir ini, sejumlah negara digegerkan dengan munculnya penyakit misterius hepatitis, yang cepat menyebabkan pasien meninggal. Bahkan, terakhir di Jakarta, sejumlah anak dilaporkan sudah ada yang dirawat dan meninggal akibat terindikasi terinfeksi penyakit hepatitis akut.

  Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bisa menular.

   Penyakit hepatitis akut misterius ini masih terus dikaji oleh para ahli di bidang Zoonosis. Merepons munculnya penyakit msiterius ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengaku untuk  wilayah Papua, penyakit misterius ini memang belum ada temuan di berbagai rumah sakit. Namun perlu mengantisipasi adanya penularan penyakit mitersius ini setelah libur lebaran. Hal utama yang mereka awasi di pintu masuk jalur transportasi baik laut maupun udara.

Baca Juga :  Jadi Endemi, Covid Tidak Akan Zero Kasus

   “Kami sudah imbau di setiap puskesmas maupun rumah sakit yang ada untuk segera merespon jika ada temuan penyakit penyakit diare, kuning kuning, atau penyakit lainya yang merujuk pada penyakit misterius  hepatitis, namun puji Tuhan selama ini belum ada laporan yang masuk”, katanya kepada Cenderawasih Pos,  Kamis, (12/5)

  Diapun mengimbau agar masyarakat yang tengah berlibur di luar Papua agar ketika nantinya kembali ke Papua, betul-betul menjaga kesehatan agar tidak menjadi pemicu munculnya penyakit hepatitis di Papua.

   Pada intinya untuk mencegah adanya penyakit hepatitis ini, hal utama yang perlu dilakukan menjada kebersihan makanan, kalau bisa selama ini mungkin biasa makan di luar, untuk sementara ini makan makanan hasil buatan sendiri. “Sebab,  hal itu pastinya heiginitas makanan pasti terjamin,” tandas dr Aaron Rumainum.

  Dikatakanya yang paling rentan terjadinya penyakit hepatitis terjadi pada usia anak dari 6 bulan sampai 15 tahun. Dan karena alat untuk pemerikasaan penyakit misterius hepatitis di Papua belum tersedia, maka diharapkan jika ada keluhan atau merasa kesehatan terganggu khususnya diare, penyakit kuning maka harus segera merujuk ke pusat kesehatan terdekat agar dapat ditindaklanjuti segera.

Baca Juga :  Menteri BKPM dan CEO PT FI Beri Kuliah di Uncen

  “Yang perlu diwaspadai saat ini jika anak anak masuk sekolah. Diharapakan untuk menghindari makanan makanan yang tidak hiegenis. Maka dari itu diharapkam setiap anak harus bawa bekal sendiri ke sekolah,”ujarnya.

“ Apabila kena sakit mencret, tidak boleh ke sekolah karena akan berdampak pada siswa lainya”, tambahnya.

   dr Aaron Rumainum juga mengungkapkan karena penyakit misterius hepatitis ini masih kaji oleh para ahli terkit asal muasal penyakitnya dari apa, maka dari itu dia mengimbau kepada semua masyarakat agar memperhatikan kebersihan makanan dan minuman.

  “Kemungkinan akan muncul di Papua setelah libur lebaran, pasti terjadi namun kami pastikan siap hadapi ini jika ada temuan di rumah sakit”, pungkasnya.

  Dokter Aaron juga menegaskan bahwa isu terkait sinyalir penyakit misterius hepatitis ini dari hewan anjing tidak benar. “Penyakit misterius ini belum bisa kita pastikan asalnya dari mana, karena para ahli saat ini tengan melakukan uji klinis, jadi terkait isu bahwa infeksi penyakit misterius disinyalir oleh hewan itu tidak benar” tegasnya. (cr-267/tri)

JAYAPURA-Akhir-akhir ini, sejumlah negara digegerkan dengan munculnya penyakit misterius hepatitis, yang cepat menyebabkan pasien meninggal. Bahkan, terakhir di Jakarta, sejumlah anak dilaporkan sudah ada yang dirawat dan meninggal akibat terindikasi terinfeksi penyakit hepatitis akut.

  Hepatitis adalah peradangan pada hati atau liver. Hepatitis bisa disebabkan oleh infeksi virus, bisa juga disebabkan oleh kondisi atau penyakit lain, seperti kebiasaan mengonsumsi alkohol, penggunaan obat-obatan tertentu, atau penyakit autoimun. Jika disebabkan oleh infeksi virus, hepatitis bisa menular.

   Penyakit hepatitis akut misterius ini masih terus dikaji oleh para ahli di bidang Zoonosis. Merepons munculnya penyakit msiterius ini. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Papua dr. Aaron Rumainum, M.Kes mengaku untuk  wilayah Papua, penyakit misterius ini memang belum ada temuan di berbagai rumah sakit. Namun perlu mengantisipasi adanya penularan penyakit mitersius ini setelah libur lebaran. Hal utama yang mereka awasi di pintu masuk jalur transportasi baik laut maupun udara.

Baca Juga :  Curah Hujan Tinggi, Warga Diingatkan Jaga Kebersihan

   “Kami sudah imbau di setiap puskesmas maupun rumah sakit yang ada untuk segera merespon jika ada temuan penyakit penyakit diare, kuning kuning, atau penyakit lainya yang merujuk pada penyakit misterius  hepatitis, namun puji Tuhan selama ini belum ada laporan yang masuk”, katanya kepada Cenderawasih Pos,  Kamis, (12/5)

  Diapun mengimbau agar masyarakat yang tengah berlibur di luar Papua agar ketika nantinya kembali ke Papua, betul-betul menjaga kesehatan agar tidak menjadi pemicu munculnya penyakit hepatitis di Papua.

   Pada intinya untuk mencegah adanya penyakit hepatitis ini, hal utama yang perlu dilakukan menjada kebersihan makanan, kalau bisa selama ini mungkin biasa makan di luar, untuk sementara ini makan makanan hasil buatan sendiri. “Sebab,  hal itu pastinya heiginitas makanan pasti terjamin,” tandas dr Aaron Rumainum.

  Dikatakanya yang paling rentan terjadinya penyakit hepatitis terjadi pada usia anak dari 6 bulan sampai 15 tahun. Dan karena alat untuk pemerikasaan penyakit misterius hepatitis di Papua belum tersedia, maka diharapkan jika ada keluhan atau merasa kesehatan terganggu khususnya diare, penyakit kuning maka harus segera merujuk ke pusat kesehatan terdekat agar dapat ditindaklanjuti segera.

Baca Juga :  Pengawasan di Lapas Abepura Diperketat

  “Yang perlu diwaspadai saat ini jika anak anak masuk sekolah. Diharapakan untuk menghindari makanan makanan yang tidak hiegenis. Maka dari itu diharapkam setiap anak harus bawa bekal sendiri ke sekolah,”ujarnya.

“ Apabila kena sakit mencret, tidak boleh ke sekolah karena akan berdampak pada siswa lainya”, tambahnya.

   dr Aaron Rumainum juga mengungkapkan karena penyakit misterius hepatitis ini masih kaji oleh para ahli terkit asal muasal penyakitnya dari apa, maka dari itu dia mengimbau kepada semua masyarakat agar memperhatikan kebersihan makanan dan minuman.

  “Kemungkinan akan muncul di Papua setelah libur lebaran, pasti terjadi namun kami pastikan siap hadapi ini jika ada temuan di rumah sakit”, pungkasnya.

  Dokter Aaron juga menegaskan bahwa isu terkait sinyalir penyakit misterius hepatitis ini dari hewan anjing tidak benar. “Penyakit misterius ini belum bisa kita pastikan asalnya dari mana, karena para ahli saat ini tengan melakukan uji klinis, jadi terkait isu bahwa infeksi penyakit misterius disinyalir oleh hewan itu tidak benar” tegasnya. (cr-267/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya