Wednesday, April 24, 2024
24.7 C
Jayapura

Stok Bapok Aman, Masyarakat Jangan Panic Buying 

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua membahas stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok selama ramadan dan menjelang Idul Fitri tahun 2022. Dalam pembahasan yang digelar di Kantor Kominfo Provinsi Papua, Selasa (12/4) kemarin. Dihadiri Stakeholder terkait termasuk pihak Bank Indonesia, Aprindo, Bulog termasuk pimpinan redaksi.

   Asisten Bidang Kesra Setda Provinsi Papua, DR. Muhammad Musaad menyampaikan, Inflasi mempengaruhi daya beli dan aspek kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Terlebih saat  menyongsong hari hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Ramadan, Natal dan Tahun Baru.

  “Dalam rangka menyambut ramadan dan Idul Fitri termasuk Paskah di dalamnya, semua stok kebutuhan pokok kita aman,” tegas Musaad kepada wartawan.

  Musaad tak memungkiri jika ada beberapa bagian yang mengalami kenaikan harga. Namun kenaikan harga tersebut masih dianggap layak atau bisa dijangkau, pihaknya juga akan terus menjaga kestabilan stok dan kestabilan harga barang di Papua selama ramadan dan menjelang Idul Fitri nanti.

  “Kami minta semua masyarakat untuk menggunakan haknya berbelanja secara wajar, tidak perlu panic buying, sebab semua terkendali, semua tersedia hingga selesai Idul Fitri nantinya semua aman,” kata Musaad.

  Dirinya juga berharap Inflasi Papua tetap terkendali, sehingga Papua tetap menjadi yang  terbaik di wilayah Sulampua. “Sewaktu-waktu kita akan melakukan kunjungan ke pasar pasar atau ke gudang-gudang, untuk memastikan semua stok barang aman, saya mengingatkan kepada semua pihak jangan coba coba bermain dalam suasana Idul Fitri, Pascah dan Ramadan,” tegasnya.

Baca Juga :  Pelaku Persetubuhan dan Curanmor Diserahkan ke Jaksa

    Musaad juga mengingatkan, jangan secara sepihak melakukan penimbunan, melakukan kenaikan harga dan seterusnya. Jika dengan sengaja melakukan penimbunan atau kenaikan harga, maka berurusan dengan Satgas Pangan untuk melakukan tindakan tegas atau tindakan hukum.

  “Mari kita bekerjasama supaya semua kebutuhan pokok kita dalam rangka ramadan, Paskah dan Idul Fitri bisa kita jamin keberadaannya,” imbaunya

  Ia juga mengajak masyarakat agar bisa memanfaatkan kebutuhan yang tersedia untuk berbelanja dengan wajar, sehingga tidak menimbulkan efek yang menganggu kestabilan harga dan barang di Papua.

  Selain itu, Musaad meingformasi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama solar yang kelihatannya beberapa waktu lalu ada kelangkaan tetapi informasi dari pertamina kapalnya akan segera masuk. “Berdasarkan informasi dari Pertamina, solar akan aman hingga akhir Idul Fitri nanti,” kata Musaad.

   Di tempat yang sama, pihak BI menyebut Inflasi Papua sejak tahun 2015 hingga 2021  trendnya menurun sekitar 6 hingga 8 persen. Sekarang sudah berkisar di 2 persen di akhir 2021. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi yang dilakukan di TPID.

  “Dari waktu ke waktu pada saat ada ramadan dan Idul Fitri, harga kecenderungannya meningkat, tetapi TPID kembali melakukan koordinasi nanti,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Juli Budi Winantya.

Baca Juga :  Pedagang Keluhkan Pembongkaran Pasar Baru Youtefa

  Kepala BI mengimbau masyarakat belanja secara bijak, dan belanja disesuaikan dengan kebutuhan tidak perlu khawatir. Dengan begitu, Inflasi harga akan stabil dan akan menguntungkan baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen.

  “TPID akan memantau perkembangan harga dari waktu ke waktu termasuk potensial pasokan, kita akan bekerjasama dengan Kepala Dinas terkait untuk selalu memantau daging dan stok barang lainnya di beberapa Pasar Tradisional termasuk pasar modern,” ungkapnya.

  Sementara itu, Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat mengklaim ketersediaan beras untuk pelayanan publik atau PSO cukup untuk enam bulan kedepan. Wakil Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Dedi Aprilyadi menyebutkan, jumlah ketersediaan beras di gudang Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat saat ini mencapai 22 ribu ton.

  “Masih ada beras PSO yang akan masuk dalam bulan ini kurang lebih 6.000 ton, jadi stok beras kita totalnya 28 ribu ton,” ujarnya.

  Dari jumlah tersebut, dipastikan stok beras Bulog dapat bertahan hingga September mendatang. Dimana stok Bulog tersebar di 5 kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu dan 1 kantor wilayah baik di Papua dan Papau Barat.

  “Selain dari Kabupaten Merauke, Beras PSO ini kami datangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan, begitupun dengan beras komersil yang saat ini stonya mencapai 500 ton,” pungkasnya. (fia/tri)

JAYAPURA-Pemerintah Provinsi Papua membahas stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok selama ramadan dan menjelang Idul Fitri tahun 2022. Dalam pembahasan yang digelar di Kantor Kominfo Provinsi Papua, Selasa (12/4) kemarin. Dihadiri Stakeholder terkait termasuk pihak Bank Indonesia, Aprindo, Bulog termasuk pimpinan redaksi.

   Asisten Bidang Kesra Setda Provinsi Papua, DR. Muhammad Musaad menyampaikan, Inflasi mempengaruhi daya beli dan aspek kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Terlebih saat  menyongsong hari hari besar keagamaan seperti Idul Fitri, Ramadan, Natal dan Tahun Baru.

  “Dalam rangka menyambut ramadan dan Idul Fitri termasuk Paskah di dalamnya, semua stok kebutuhan pokok kita aman,” tegas Musaad kepada wartawan.

  Musaad tak memungkiri jika ada beberapa bagian yang mengalami kenaikan harga. Namun kenaikan harga tersebut masih dianggap layak atau bisa dijangkau, pihaknya juga akan terus menjaga kestabilan stok dan kestabilan harga barang di Papua selama ramadan dan menjelang Idul Fitri nanti.

  “Kami minta semua masyarakat untuk menggunakan haknya berbelanja secara wajar, tidak perlu panic buying, sebab semua terkendali, semua tersedia hingga selesai Idul Fitri nantinya semua aman,” kata Musaad.

  Dirinya juga berharap Inflasi Papua tetap terkendali, sehingga Papua tetap menjadi yang  terbaik di wilayah Sulampua. “Sewaktu-waktu kita akan melakukan kunjungan ke pasar pasar atau ke gudang-gudang, untuk memastikan semua stok barang aman, saya mengingatkan kepada semua pihak jangan coba coba bermain dalam suasana Idul Fitri, Pascah dan Ramadan,” tegasnya.

Baca Juga :  Hindari Klaim Pedagang, Pemkot akan Bangun Pasar Youtefa

    Musaad juga mengingatkan, jangan secara sepihak melakukan penimbunan, melakukan kenaikan harga dan seterusnya. Jika dengan sengaja melakukan penimbunan atau kenaikan harga, maka berurusan dengan Satgas Pangan untuk melakukan tindakan tegas atau tindakan hukum.

  “Mari kita bekerjasama supaya semua kebutuhan pokok kita dalam rangka ramadan, Paskah dan Idul Fitri bisa kita jamin keberadaannya,” imbaunya

  Ia juga mengajak masyarakat agar bisa memanfaatkan kebutuhan yang tersedia untuk berbelanja dengan wajar, sehingga tidak menimbulkan efek yang menganggu kestabilan harga dan barang di Papua.

  Selain itu, Musaad meingformasi untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) terutama solar yang kelihatannya beberapa waktu lalu ada kelangkaan tetapi informasi dari pertamina kapalnya akan segera masuk. “Berdasarkan informasi dari Pertamina, solar akan aman hingga akhir Idul Fitri nanti,” kata Musaad.

   Di tempat yang sama, pihak BI menyebut Inflasi Papua sejak tahun 2015 hingga 2021  trendnya menurun sekitar 6 hingga 8 persen. Sekarang sudah berkisar di 2 persen di akhir 2021. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi yang dilakukan di TPID.

  “Dari waktu ke waktu pada saat ada ramadan dan Idul Fitri, harga kecenderungannya meningkat, tetapi TPID kembali melakukan koordinasi nanti,” kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Juli Budi Winantya.

Baca Juga :  Ajak Umat Islam Doakan Papua Tetap Aman dan Damai

  Kepala BI mengimbau masyarakat belanja secara bijak, dan belanja disesuaikan dengan kebutuhan tidak perlu khawatir. Dengan begitu, Inflasi harga akan stabil dan akan menguntungkan baik sebagai konsumen maupun sebagai produsen.

  “TPID akan memantau perkembangan harga dari waktu ke waktu termasuk potensial pasokan, kita akan bekerjasama dengan Kepala Dinas terkait untuk selalu memantau daging dan stok barang lainnya di beberapa Pasar Tradisional termasuk pasar modern,” ungkapnya.

  Sementara itu, Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat mengklaim ketersediaan beras untuk pelayanan publik atau PSO cukup untuk enam bulan kedepan. Wakil Kepala Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat, Dedi Aprilyadi menyebutkan, jumlah ketersediaan beras di gudang Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat saat ini mencapai 22 ribu ton.

  “Masih ada beras PSO yang akan masuk dalam bulan ini kurang lebih 6.000 ton, jadi stok beras kita totalnya 28 ribu ton,” ujarnya.

  Dari jumlah tersebut, dipastikan stok beras Bulog dapat bertahan hingga September mendatang. Dimana stok Bulog tersebar di 5 kantor cabang, 5 kantor cabang pembantu dan 1 kantor wilayah baik di Papua dan Papau Barat.

  “Selain dari Kabupaten Merauke, Beras PSO ini kami datangkan dari Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan, begitupun dengan beras komersil yang saat ini stonya mencapai 500 ton,” pungkasnya. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya