Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Sucikan Diri Lewat Nyepi, Umat Hindu Taati Sejumlah Larangan 

JAYAPURA-Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang Alit Wardana menyampaikan sebelum melaksanakan Nyepi, Senin (11/3) kemarin, umat Hindu di Jayapura dan sekitarnya mekasanakan upacara  Melasti telah diselenggarakan pada, Jumat (8/3).

   Acara ini diselenggarakan di pantai Holtekamp, dihadiri oleh sejumlah umat Hindu di Kota Jayapura.  Tujuan acara Melasti kata Komang adalah bagaimana kita mengusung Relinge yang artinya sarana dan prasarana setiap hari kita memuja Tuhan kita bersihkan dan kita mengambil Tirta Amarta di Laut.

   “Tirta Amarta adalah air laut yang kita sucikan untuk memberikan kesejukan, ” jelas Komang, saat diwawancarai media, Minggu (10/3).

   Ia mengharapkan Anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa agar kita merasa aman, nyaman, dan ingat kepada Tuhan. Untuk acara Nyepi, menurut  Komang dimulai  Senin (11/3)pukul 06:00 WIT dan  buka  pada Selasa (12/3) pagi ini  pukul 06:00 WIT.   “Jadi 24 jam kita melaksanakan Catur Brata Penyepian tadi, ” sambung Komang.

Baca Juga :  Setiap Tahun Sebagian Besar OPD Tidak Capai Target PAD

  Selama dilaksanakan Catur Brata Penyepian, umat Hindu di Kota Jayapura wajib mengikuti aturan dan mentaati larangan.  Bahkan semua aktivitas di Kota Jayapura ditutup sementara waktu.

   Komang menjelaskan Catur Brata Penyepian adalah ritual tahunan yang memiliki spirit kultural yang berisi 4 larangan.  Ritual ini harus dilakukan tanpa ada bunyi pengeras suara dan tidak menyalakan lampu pada waktu malam hari.

   Dilansir dari Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang pelaksanaan Hari Raya Nyepi empat larangan yang di maksud adalah, pertama Amati Geni: Dilarang menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.

Baca Juga :  Banjir dan Longsor, Kerugian Ditaksir Rp 50 Miliar Lebih

JAYAPURA-Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Papua I Komang Alit Wardana menyampaikan sebelum melaksanakan Nyepi, Senin (11/3) kemarin, umat Hindu di Jayapura dan sekitarnya mekasanakan upacara  Melasti telah diselenggarakan pada, Jumat (8/3).

   Acara ini diselenggarakan di pantai Holtekamp, dihadiri oleh sejumlah umat Hindu di Kota Jayapura.  Tujuan acara Melasti kata Komang adalah bagaimana kita mengusung Relinge yang artinya sarana dan prasarana setiap hari kita memuja Tuhan kita bersihkan dan kita mengambil Tirta Amarta di Laut.

   “Tirta Amarta adalah air laut yang kita sucikan untuk memberikan kesejukan, ” jelas Komang, saat diwawancarai media, Minggu (10/3).

   Ia mengharapkan Anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa agar kita merasa aman, nyaman, dan ingat kepada Tuhan. Untuk acara Nyepi, menurut  Komang dimulai  Senin (11/3)pukul 06:00 WIT dan  buka  pada Selasa (12/3) pagi ini  pukul 06:00 WIT.   “Jadi 24 jam kita melaksanakan Catur Brata Penyepian tadi, ” sambung Komang.

Baca Juga :  Sentuhan Kemanusiaan di Daerah Konflik juga Salah Satu Implementasi Nilai Pancasila

  Selama dilaksanakan Catur Brata Penyepian, umat Hindu di Kota Jayapura wajib mengikuti aturan dan mentaati larangan.  Bahkan semua aktivitas di Kota Jayapura ditutup sementara waktu.

   Komang menjelaskan Catur Brata Penyepian adalah ritual tahunan yang memiliki spirit kultural yang berisi 4 larangan.  Ritual ini harus dilakukan tanpa ada bunyi pengeras suara dan tidak menyalakan lampu pada waktu malam hari.

   Dilansir dari Surat Edaran Parisada Hindu Dharma Indonesia tentang pelaksanaan Hari Raya Nyepi empat larangan yang di maksud adalah, pertama Amati Geni: Dilarang menyalakan api/lampu termasuk api nafsu yang mengandung makna pengendalian diri dari segala bentuk angkara murka.

Baca Juga :  Ini Pesan Mendagri Untuk Lima Penjabat Kepala Daerah yang Baru Dilantik

Berita Terbaru

Artikel Lainnya