Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Hampir Setiap Ruko  di Entrop Ada Tukang Parkir

JAYAPURA – Pemerintah Kota Jayapura nampaknya perlu sebuah strategi baru yang benar – benar memberi solusi terkait kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya dari sektor retribusi parkir kendaraan.

  Selama ini, setiap tahun dilakukan evaluasi dan selama itu pula OPD terkait selalu menyebut kalimat terjadi kebocoran. Hanya anehnya parkiran liar terus marak dengan berbagai tarif yang berbeda – beda. Untuk wilayah Entrop yang bisa dibilang paling banyak juru parkir (Jukir).

   Meski menggunakan ada yang rompi, namun tidak menyertakan karcis  kepada pengguna lahan parkir. Bahkan  ada juga yang sama sekali tak dibekali dengan karcis retribusi.

“Agak kesal juga sebab kebanyakan hanya tahu menerima uang parkir, tidak memberikan karcis dan juga tidak  mencarikan jalan. Bahkan ada yang membiarkan motor terparkir berantakan tanpa mau merapikan,”  singgung Gunawan, salah satu pegiat sosial di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Hujan Deras, Pohon Tumbang Tutupi Badan Jalan

   Ia sampai menyebut bahwa hampir setiap meter di Entrop selalu ada tukang parkir. “Ada yang juga memberikan karcis tapi kebanyakan malah tidak. Akhirnya uang masuk di kantong pribadi karena tidak masuk hitungan dan di situlah disebut kebocoran,” bebernya.

  Gunawan menambahkan bahwa jika para jukir ini dilakukan pembinaan secara berkala tentang peran dan tugas seorang jukir, maka PAD  dipastikan akan naik signifikan dan warga yang menggunakan jasa parkir juga merasa puas.

  “Kalau mau dibilang yang paling tertib ya parkiran di PTC. Disana semua kendaraan wajib membayar sesuai tarif dan wajib menerima karcis. Ini bertolak belakang dengan yang terjadi di samping Mal Jayapura dimana kalau malam ada yang tarik sampai Rp 20 ribu dan itu dalam keadaan mabuk,” singgungnya.

Baca Juga :  Warga Tanya DPRD Kota Ngapain Saja?

   Gunawan lantas berharap persoalan jukir liar termasuk yang resmi bisa paham tugas dimana tidak hanya menerima uang parkir tetapi lebih dari itu. “Lalu harus bisa ikut memantau dan mengamati kendaraan yang terparkir. Jadi jangan sampai ada helm atau justru kendaraan hilang. Inikan musibah dua kali namanya,” tutup Gunawan. (ade/tri)

JAYAPURA – Pemerintah Kota Jayapura nampaknya perlu sebuah strategi baru yang benar – benar memberi solusi terkait kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya dari sektor retribusi parkir kendaraan.

  Selama ini, setiap tahun dilakukan evaluasi dan selama itu pula OPD terkait selalu menyebut kalimat terjadi kebocoran. Hanya anehnya parkiran liar terus marak dengan berbagai tarif yang berbeda – beda. Untuk wilayah Entrop yang bisa dibilang paling banyak juru parkir (Jukir).

   Meski menggunakan ada yang rompi, namun tidak menyertakan karcis  kepada pengguna lahan parkir. Bahkan  ada juga yang sama sekali tak dibekali dengan karcis retribusi.

“Agak kesal juga sebab kebanyakan hanya tahu menerima uang parkir, tidak memberikan karcis dan juga tidak  mencarikan jalan. Bahkan ada yang membiarkan motor terparkir berantakan tanpa mau merapikan,”  singgung Gunawan, salah satu pegiat sosial di Kota Jayapura.

Baca Juga :  Gugah Semangat Cinta Tanah Air dan Jaga Kelestarian Alam

   Ia sampai menyebut bahwa hampir setiap meter di Entrop selalu ada tukang parkir. “Ada yang juga memberikan karcis tapi kebanyakan malah tidak. Akhirnya uang masuk di kantong pribadi karena tidak masuk hitungan dan di situlah disebut kebocoran,” bebernya.

  Gunawan menambahkan bahwa jika para jukir ini dilakukan pembinaan secara berkala tentang peran dan tugas seorang jukir, maka PAD  dipastikan akan naik signifikan dan warga yang menggunakan jasa parkir juga merasa puas.

  “Kalau mau dibilang yang paling tertib ya parkiran di PTC. Disana semua kendaraan wajib membayar sesuai tarif dan wajib menerima karcis. Ini bertolak belakang dengan yang terjadi di samping Mal Jayapura dimana kalau malam ada yang tarik sampai Rp 20 ribu dan itu dalam keadaan mabuk,” singgungnya.

Baca Juga :  Kerahkan Tagana Untuk Bantu  Penanganan Korban

   Gunawan lantas berharap persoalan jukir liar termasuk yang resmi bisa paham tugas dimana tidak hanya menerima uang parkir tetapi lebih dari itu. “Lalu harus bisa ikut memantau dan mengamati kendaraan yang terparkir. Jadi jangan sampai ada helm atau justru kendaraan hilang. Inikan musibah dua kali namanya,” tutup Gunawan. (ade/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya