Terkait itu, Boy Dawir menyampaikan bahwa persoalan pajak dikatakan pemerintah pasti membutuhkan pajak, namun tidak mesti harus memberatkan sektor swasta dan akhirnya banyak usaha yang gulung tikar. Boy nampaknya memonitor sejumlah restoran dan hotel yang akhirnya memilih tutup, karena minimnya pengunjung sementara beban pajak tak berkurang.
“Saya pikir jika bisa mendapat sumber dana lain tanpa harus bergantung pada pajak, maka itu harus dilakukan. Pemerintah pusat perlu membantu mencarikan solusi dan jangan selalu sektor swasta yang dijadikan sasaran. Saya cukup memahami itu,” kata Boy.
Lalu berkaitan dengan biaya pendidikan, disini ia menyinggung terkait pendidikan gratis yang menurutnya sulit untuk direalisasikan jika melihat kemampuan anggaran dan kebutuhan anggaran untuk membiayai pendidikan gratis. Boy justru menawarkan pendidikan murah dan terjangkau ketimbang gratis.
“Kami sudah hitung dengan APBD Kota Jayapura Rp 1,6 triliun harus mengcover ribuan anak sekolah ditambah biaya yang harus dikeluarkan untuk ASN kami pikir tidak akan cukup,” jelas Boy.
“Untuk ASN saja harus dikeluarkan Rp 800 miliar, belum yang lain dan jika pendidikan digratiskan maka akan muncul banyak masalah sebab pemerintah juga harus menangani persoalan kesehatan, ekonomi kerakyatan termasuk infrastruktur. Untuk ASN saja besar sekali,” tutupnya.
Posko pemenangan BMD Dipo ini menjadi posko terakhir dimana dari lima distrik semua telah diresmikan dan Distrik Jayapura Utara adalah yang terakhir. “Kami akan buat di tingkat kelurahan juga,” singkat Daniel Garden, Ketua Tim Pemenangan BMD-Dipo. (ade/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos