Site icon Cenderawasih Pos

Tak Bawa Perubahan, Ruang Kerja Rektor Poltekes Dipalang

Zeth Roberth Felle, selaku Koordinator Aksi (Kiri) foto bersama dengan Ketua APS, Laos Deo Calvin Rumayom (Tengah) bersama salah satu dosen Poltekes Jayapura memperlihatkan ruang kerja rektor yang palang menggunakan papan dan sebuah spanduk kepada awak media. (foto: Karel/Cepos)

JAYAPURA-Ruang Kerja Rektor Poltekes Jayapura dipalang oleh sejumlah pegawai, sejak Rabu (8/5) kemarin. Pantauan Cendrawasih POs,  Kamis (9/5) kemarin, terdapat sejumlah spanduk bertuliskan hasil evaluasi 1 tahun masa kepemimpinan rektor di Poltekes Jayapura. Ada juga spanduk berukuran besar terpasang menutupi pintu masuk ruang kerja rektor.

  Koordinator Aksi Zeth Roberth Felle mengatakan pemalangan itu dilakukan karena pihaknya menganggap kehadiran rektor Masrif SKM, M.Kes di Poltekes Jayapura tidak memberikan dampak pada pembangunan Poltekes Jayapura.

  “Sudah satu tahun dia pimpin di Poltekes, tapi belum ada perubahan visi dan misi, yang mengarah pada pembangunan Poltekes,” kata Roberth saat ditemui Cendrawasih Pos Kamis (8/5) di Poltekes Jayapura.

  Selain itu, dasar adanya pemalangan itu, kata Sekretaris Jurusan Keperawatan Poltekes itu, karena 1 tahun kepemimpinan Rektor Masrif, terdapat berbagai kebijakan yang mempolarisaai pegawai yang ada di Poltekes.

  “Mana suka, itu yang dia perhatikan, padahal sebagai pemimpin dia harus bijak, semua pegawai harus dirangkul, tapi yang terjadi selama 1 tahun ini tidak demikian,” katanya. “Kami menganggap sikap ini membunuh karakter kami OAP,” ujarnya

   Atas perosalan ini, pihaknya mendesak Dirjen Kemenkes segera memberhentikan Rektor Masrif, dan mengantikannya dengan OAP sendiri. “Ada banyak OAP yang bergelar Profesor di Poltekses ini, lantas kenapa harus orang luar yang pimpin kami di Papua,” tandasnya.

  Bahkan, kata dia, sejak 3 tahun lalu pihaknya telah mengusulkan 3 nama yang akan menjadi Rektor di Poltekes Jayapura, sayangnya usulan itu tidak respon oleh Dirjen Kemenkes. Diapun, menganggap sikap Dirjen Kemenkes ini, bentuk diskriminasi dan membungkam hak OAP untuk mengabdi di tanahnya sendiri.

  “Kami minta Dirjen Kemenkes segera respon tuntutan kami, jika tidak, maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan di Poltekes Jayapura,” tegasnya.

  Dikatakan pemalangan itu akan dibuka, jika tuntutan mereka direspon oleh pihak Kemenkes,” bebernya. “Palang akan dibuka, jika Rektor Masrif diberhentikan dari Poltekes Jayapura,” tegasnya.

  Menanggapi persoalan ini, Ketua Analisis Papua Strategi (APS) Laus Deo Calvin Rumayom mengatakan sebagai mitra kerja Poltekes Jayapura pihaknya merespon persoalan tersebut secara serius. Pihaknyapun telah mengajukan usulan dari sejumlah pegawai yang melakukan aksi tersebut ke Ditjen Kemenkes.

  “Aksi ini sebenarnya sudah dilakukan dua atau tiga kali, kami sebagai Mitra Kerja sangat prihatin dan kamipun mencoba mengkomunikasikan ini ke Kemenkes,” ujarnya kepada Cendrawasih pos saat ditemui di Poltekes Jayapura Kamis Kemarin.

  Pihaknya mengharapkan aksi ini menjadi perhatian serius Kemenkses, sebab jika tidak, maka tentunya akan menganggu aktifitas lain di Poltekes Jayapura. “Kami menanggap apa yang diusulkan oleh pegawai ini menjadi perhatian pihak Kemenkes apalagi Kami melihat ada banyak sosok di Poltekes ini yang layak menjadi pemimpin,” kata Laus. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Exit mobile version