Wednesday, April 17, 2024
24.7 C
Jayapura

Harus Damai, Supaya Pembangunan Bisa Berlangsung

JAYAPURA-Hari Pekabaran Injil di Tanah Tabi ke-112 tahun,  Kamis (10/3) kemarin, dirayakan dengan ibadah syukur di Pulau Metu Debi. Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Hiskia Rollo, S. Th, MM mengatakan dalam sambutannya, perayaan kali ini mengusung tema Kotaku Damai, Cerdas, Tangguh dan Modern dengan sub tema : Kekuatan Injil Memampukan Gereja Bersama Pemerintah Meningkatkan Keharmonisan Menuju Tanah Tabi Yang Mandiri dan Sejahtera.

  “Kenapa kata damai, karena harus damai dulu baru pembangunan bisa berlangsung. Kalau tidak proses pembangunan akan terganggu,” ujarnya.

  Oleh karena itu pihaknya mendorong agar Wali Kota Jayapura segera mengambil sikap agar daerah-daerah lain juga mendukung menjadikan Papua Tanah Damai. “Maka itulah tadi dalam khotbah secara sengaja saya sampaikan, Walikota harus mengeluarkan peraturan walikota atau instruksi walikota bersama DPRD sehingga bupati atau walikota se-tanah tabi punya kesepahaman dalam satu kerangka berpikir untuk jadikan Papua tanah damai,” ujarnya.

Baca Juga :  Turunkan Kemiskinan Ekstrem, Pemberdayaan Ekonomi Berlanjut

  Sementara itu Ketua Klasis GKI Port Numbay, Pdt. Hein Carlos Mano menyampaikan pada perayaan yang ke-112 tahun, injil sebagai kabar baik atau sukacita harus dibarengi dengan komitmen untuk seluruh masyarakat tabi agar hidup di dalam damai dan menjaga keharmonisan satu sama lain.

  “Ini dalam kenyataan situasi kita bahwa kota Port Numbay ini dihuni oleh berbagai suku bangsa. Maka itu disebut sebagai miniatur NKRI. Maka sebagai anak Tabi kita harus menjaga keharmonisan itu satu sama lain,” ujarnya.

  Sementara itu Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano memaknai masuknya pekabaran injil di Tanah Tabi   pada 10 Maret 1910 merupakan moment yang bersejarah. “Kedatangan injil di Pulau Metu Debi merupakan karya Tuhan yang luar biasa. Karena datangnya injil tentu dengan pengorbanan yang besar. Sehingga pada moment ini pemerintah Kota menghimbau masyarakat menjaga keharmonisan hidup, dengan motto Hen Tecahi Yo Onomi Tmar Ni Hanased, yang artinya apapun yang dikerjakan atas nama Tuhan,” ujarnya.

Baca Juga :  Tak Hanya Pesta Miras, Jembatan Youtefa Juga Digunakan untuk Balapan

   Benhur melanjutkan, pada momentum tersebut, dirinya ingin mengaplikasikan sebuah konsep di Tanah Tabi, yaitu Dengan Terang Injil Kita bangun Tanah Tabi yang Modern dan Humanis. “Tanah Tabi ini wilayah yang terbuka dan majemuk, dan bersentuhan dengan perkembangan teknologi informasi, untuk itu kita harus bersiap. Karena kalau tidak menyiasatinya maka akan ketinggalan,” ujarnya.

  Sehubungan dengan itu, pihaknya menjelaskan pentingnya sebuah pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di tanah Tabi. “Perbaikan kualitas pendidikan, dari sarana dan prasarana, serta bantuan juga perlu digalakkan,” ujarnya. (Rhy/tri)

JAYAPURA-Hari Pekabaran Injil di Tanah Tabi ke-112 tahun,  Kamis (10/3) kemarin, dirayakan dengan ibadah syukur di Pulau Metu Debi. Wakil Ketua Sinode GKI di Tanah Papua, Pdt. Hiskia Rollo, S. Th, MM mengatakan dalam sambutannya, perayaan kali ini mengusung tema Kotaku Damai, Cerdas, Tangguh dan Modern dengan sub tema : Kekuatan Injil Memampukan Gereja Bersama Pemerintah Meningkatkan Keharmonisan Menuju Tanah Tabi Yang Mandiri dan Sejahtera.

  “Kenapa kata damai, karena harus damai dulu baru pembangunan bisa berlangsung. Kalau tidak proses pembangunan akan terganggu,” ujarnya.

  Oleh karena itu pihaknya mendorong agar Wali Kota Jayapura segera mengambil sikap agar daerah-daerah lain juga mendukung menjadikan Papua Tanah Damai. “Maka itulah tadi dalam khotbah secara sengaja saya sampaikan, Walikota harus mengeluarkan peraturan walikota atau instruksi walikota bersama DPRD sehingga bupati atau walikota se-tanah tabi punya kesepahaman dalam satu kerangka berpikir untuk jadikan Papua tanah damai,” ujarnya.

Baca Juga :  Tak Hanya Pesta Miras, Jembatan Youtefa Juga Digunakan untuk Balapan

  Sementara itu Ketua Klasis GKI Port Numbay, Pdt. Hein Carlos Mano menyampaikan pada perayaan yang ke-112 tahun, injil sebagai kabar baik atau sukacita harus dibarengi dengan komitmen untuk seluruh masyarakat tabi agar hidup di dalam damai dan menjaga keharmonisan satu sama lain.

  “Ini dalam kenyataan situasi kita bahwa kota Port Numbay ini dihuni oleh berbagai suku bangsa. Maka itu disebut sebagai miniatur NKRI. Maka sebagai anak Tabi kita harus menjaga keharmonisan itu satu sama lain,” ujarnya.

  Sementara itu Walikota Jayapura, Benhur Tomi Mano memaknai masuknya pekabaran injil di Tanah Tabi   pada 10 Maret 1910 merupakan moment yang bersejarah. “Kedatangan injil di Pulau Metu Debi merupakan karya Tuhan yang luar biasa. Karena datangnya injil tentu dengan pengorbanan yang besar. Sehingga pada moment ini pemerintah Kota menghimbau masyarakat menjaga keharmonisan hidup, dengan motto Hen Tecahi Yo Onomi Tmar Ni Hanased, yang artinya apapun yang dikerjakan atas nama Tuhan,” ujarnya.

Baca Juga :  Ciptakan Keluarga Berkualitas dan Cegah Stunting

   Benhur melanjutkan, pada momentum tersebut, dirinya ingin mengaplikasikan sebuah konsep di Tanah Tabi, yaitu Dengan Terang Injil Kita bangun Tanah Tabi yang Modern dan Humanis. “Tanah Tabi ini wilayah yang terbuka dan majemuk, dan bersentuhan dengan perkembangan teknologi informasi, untuk itu kita harus bersiap. Karena kalau tidak menyiasatinya maka akan ketinggalan,” ujarnya.

  Sehubungan dengan itu, pihaknya menjelaskan pentingnya sebuah pendidikan untuk meningkatkan kualitas SDM di tanah Tabi. “Perbaikan kualitas pendidikan, dari sarana dan prasarana, serta bantuan juga perlu digalakkan,” ujarnya. (Rhy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya