Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

ASN Diminta Jadi Bapak Asuh Bagi Anak Stunting

JAYAPURA – Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mengajak aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Keerom, menjadi bapak asuh anak stunting. Hal ini guna mengatasi masalah kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang di wilayah tersebut.

   Hal ini disampaikan Gubernur Rumasukun dalam kunjungan kerjanya di Puskesmas Arso Barat, Kabupaten Keerom, Rabu (8/11). Adapun kehadiran gubernur ke Keerom dalam rangka penyerahan bantuan mempercepat penurunan stunting.

  “Kalau bisa bupati dan seluruh ASN di Keerom menjadi bapak asuh untuk anak yang kena stunting. Jika sekitar 400 anak mengalami stunting, mungkin 1 orang dibiayai selama 6 bulan dengan dua rak telur setiap bulannya. Kenapa kita harus lakukan ini, karena anak-anak ini yang diharapkan jadi generasi penerus pembangunan di tahun 2045 mendatang,” tegasnya.

Baca Juga :  MRP Pokja Adat Jaring Aspirasi Masyarakat di Koya Tengah

   Sementara itu, data stunting hasil pengukuran 11 Distrik atau 12 Puskesmas di Keerom, terdapat 469 jumlah penderita stunting. Tertinggi berada di Arso Barat dengan 141 stunting. Sehingga itu diminta dukungan seluruh masyarakat di Keerom, karena penurunan stunting harus dilakukan secara bersama-sama, mesti ada kolaborasi dan tidak bisa sendiri-sendiri.

   “Tidak hanya di stunting juga, mesti sampai pada kegiatan pendidikan. Sehingga para anak-anak ini siap menghadapi perubahan di 2045 mendatang, dengan mengisi kemerdekaan untuk mengganti kita meneruskan pembangunan,” ungkapnya.

JAYAPURA – Penjabat Gubernur Papua Muhammad Ridwan Rumasukun mengajak aparatur sipil negara (ASN) di Kabupaten Keerom, menjadi bapak asuh anak stunting. Hal ini guna mengatasi masalah kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang di wilayah tersebut.

   Hal ini disampaikan Gubernur Rumasukun dalam kunjungan kerjanya di Puskesmas Arso Barat, Kabupaten Keerom, Rabu (8/11). Adapun kehadiran gubernur ke Keerom dalam rangka penyerahan bantuan mempercepat penurunan stunting.

  “Kalau bisa bupati dan seluruh ASN di Keerom menjadi bapak asuh untuk anak yang kena stunting. Jika sekitar 400 anak mengalami stunting, mungkin 1 orang dibiayai selama 6 bulan dengan dua rak telur setiap bulannya. Kenapa kita harus lakukan ini, karena anak-anak ini yang diharapkan jadi generasi penerus pembangunan di tahun 2045 mendatang,” tegasnya.

Baca Juga :  Warga Kota Diingatkan Jaga Fasilitas Umum

   Sementara itu, data stunting hasil pengukuran 11 Distrik atau 12 Puskesmas di Keerom, terdapat 469 jumlah penderita stunting. Tertinggi berada di Arso Barat dengan 141 stunting. Sehingga itu diminta dukungan seluruh masyarakat di Keerom, karena penurunan stunting harus dilakukan secara bersama-sama, mesti ada kolaborasi dan tidak bisa sendiri-sendiri.

   “Tidak hanya di stunting juga, mesti sampai pada kegiatan pendidikan. Sehingga para anak-anak ini siap menghadapi perubahan di 2045 mendatang, dengan mengisi kemerdekaan untuk mengganti kita meneruskan pembangunan,” ungkapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya