Saturday, October 19, 2024
23.7 C
Jayapura

Tekan Angka Stunting, BKKBN Tingkatkan Koordinasi

   Dikatakan Papua saat ini sedang memasuki bonus demografi, dimana generasi muda dengan usia usia produktif mulai 14 sampai 40 tahun lebih banyak daripada usia lanjut. Oleh sebab itu perlu adanya persiapan yang matang mulai dari tingkat keehatan, kecerdasan maupun hal lain untuk menuju indonesia emas di tahun 2045 mendatang.

   “Generasi di Papua saat ini  membutuhkan dukungan untuk mempersiapkan masa depan mereka, oleh sebab itu perlu adanya sinergitas dari setiap lembaga, baik pemerintah, maupun swasta, tapi juga masyarakat itu sendiri,” bebernya.

   Dengan pengalaman sebagai pemimpin Bkkbn di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bkkbn Maluku dan Provinsi Bali, Sarles akan menerapkan sistem kerja itu di wilayah Papua. Sebagaimana menurutnya Papua memiliki sumber daya alam yang cukup, seperti ikan, dan ternak.

Baca Juga :  Tiga Pelaku Kasus Mutilasi Akui Hanya Ikuti Perintah

  Dengan ini, maka mendorong penekanan angka stunting akan dengan mudah dilakukan. Tinggal bagaimana semua pihak saling koorinasi dan konsolidasi sehingga sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara baik.

   “Kunci menyelesaikan masalah stunting cuma satu semua pihak saling kerjsama, karena dengan begitu kita saling koodinir,” jelasnya.

   Apalagi semua lembaga masing masing memiliki anggaran untuk masalah stunting. Tinggal bagaimana mengelolah anggaran tersebut yang tentunya dipadukan dengan lembaga instansi lain.

   “Kalau kita kompak, maka yakin stunting kita pasti akan turun, dan itu yang pernah saya alami selama memimpin Bkkbn Bali, lembaga yang ada disana saling kompak,” bebernya.

   Diapun mengatakan berbicara stunting tidak terlepas dari program keluarga berencana. Keluarga berencana menjadi landasan dasar tidak terjadinya stunting. Untuk itu penting bagi masyarakat terutama permpuan maupun ibu hamil wajib mengikuti sosialisaai tentang kesehatan reproduksi.

Baca Juga :  Rini Sesilia Klanit Terpilih Jadi Ketua Wanita Katolik RI Keuskupan Jayapura

  “Misalnya program hamil bagi pasangan, sehingga saat kehamilan janin sudah siap mengandung, pun hal lain yang berkaitan dengan asupan gisi, semua kita bicarakan jadi penting mengikuti sosialisasi kesehatan reproduksi,” jelasnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

   Dikatakan Papua saat ini sedang memasuki bonus demografi, dimana generasi muda dengan usia usia produktif mulai 14 sampai 40 tahun lebih banyak daripada usia lanjut. Oleh sebab itu perlu adanya persiapan yang matang mulai dari tingkat keehatan, kecerdasan maupun hal lain untuk menuju indonesia emas di tahun 2045 mendatang.

   “Generasi di Papua saat ini  membutuhkan dukungan untuk mempersiapkan masa depan mereka, oleh sebab itu perlu adanya sinergitas dari setiap lembaga, baik pemerintah, maupun swasta, tapi juga masyarakat itu sendiri,” bebernya.

   Dengan pengalaman sebagai pemimpin Bkkbn di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bkkbn Maluku dan Provinsi Bali, Sarles akan menerapkan sistem kerja itu di wilayah Papua. Sebagaimana menurutnya Papua memiliki sumber daya alam yang cukup, seperti ikan, dan ternak.

Baca Juga :  Tiga Pelaku Kasus Mutilasi Akui Hanya Ikuti Perintah

  Dengan ini, maka mendorong penekanan angka stunting akan dengan mudah dilakukan. Tinggal bagaimana semua pihak saling koorinasi dan konsolidasi sehingga sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara baik.

   “Kunci menyelesaikan masalah stunting cuma satu semua pihak saling kerjsama, karena dengan begitu kita saling koodinir,” jelasnya.

   Apalagi semua lembaga masing masing memiliki anggaran untuk masalah stunting. Tinggal bagaimana mengelolah anggaran tersebut yang tentunya dipadukan dengan lembaga instansi lain.

   “Kalau kita kompak, maka yakin stunting kita pasti akan turun, dan itu yang pernah saya alami selama memimpin Bkkbn Bali, lembaga yang ada disana saling kompak,” bebernya.

   Diapun mengatakan berbicara stunting tidak terlepas dari program keluarga berencana. Keluarga berencana menjadi landasan dasar tidak terjadinya stunting. Untuk itu penting bagi masyarakat terutama permpuan maupun ibu hamil wajib mengikuti sosialisaai tentang kesehatan reproduksi.

Baca Juga :  Belum Disepakati Bentuk Logo dan Titik Nol Ibukota PPS

  “Misalnya program hamil bagi pasangan, sehingga saat kehamilan janin sudah siap mengandung, pun hal lain yang berkaitan dengan asupan gisi, semua kita bicarakan jadi penting mengikuti sosialisasi kesehatan reproduksi,” jelasnya. (rel/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya