JAYAPURA– Pemerintah kota Jayapura melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kegiatan focus grup Discusion (FGD) tentang indeks ketahanan daerah pada survei indeks kesiapsiagaan masyarakat dan penyusunan kajian risiko.
Kegiatan itu merupakan bagian dari kegiatan program BNPB yaitu program Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (Idrip).
“Salah satunya yaitu kegiatan penyusunan kajian risiko bencana yang kami lakukan di kota Jayapura. Jadi kegiatan ini kegiatannya BNPB yang ada di kota Jayapura, istilahnya pendampingan,” kata kepala BPBD kota Jayapura, Asep Khalid, Selasa (8/8).
Dikatakan,kegiatan tersebut sangat penting, karena berdasarkan data, bahwa Kota Jayapura awal tahun kemarin baru saja ada bencana gempa bumi. Untuk itu sebagai antisipasi, pemerintah pusat bersamaan dengan pihaknya melakukan kegiatan kajian risiko bencana.
“Kajian bencana itu bagaimana mengkaji daerah-daerah mana yang menjadi rentan atau resiko, sangat resiko terhadap bencana. Jadi yang kita ambil sekarang ini adalah kajian risiko bencana tsunami. Jadi kajian bencana tsunami ini sama sekali kita belum ada di kota Jayapura.
Kami bersyukur dari BNPB ada kegiatan kajian risiko bencana melalui program IDRIP, yaitu kajian bencana tsunami,”bebernya.
Lanjut dia, sebenarnya ada banyak macam kajian risiko bencana, seperti kajian risiko bencana banjir, longsor, gempa bumi termasuk tsunami.
Namun program yang di prioritaskan terlebih dahulu melalui BNPB adalah tsunami. Karena kota Jayapura juga merupakan daerah yang rawan tsunami. Dimana kalau dilihat berdasarkan peta rawan bencana tsunami, itu hampir di wilayah pesisir kota Jayapura ini semua resiko tinggi terhadap tsunami.
“Program IDRIP kemarin kita sudah buat rencana kontingensi, itu rencana protap prosedur tentang tanggap darurat, itu sementara jalan dan sekarang kita sedang buat kajian risiko bencananya,” tambahnya. (roy/wen)