Saturday, April 20, 2024
25.7 C
Jayapura

ULMWP: Stop Tipu Kami

JAYAPURA – United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mengaskan bahwa kehadiran otonomi khusus (Otsus) selama 20 tahun bukan niat baik pemerintah untuk membangun masyarakat Papua karena hingga saat ini masyarakat Papua tidak merasakan dampak dari Otsus.

Markus Haluk (FOTO: Noel/Cepos)

 Direktur Eksekutif ULMWP, Markus Haluk mengatakan ULMWP  terus berkomitmen untuk dan terus memperjuangkan dan mewujudkan hak penentuan nasib sendiri sesuai visi dan misi dengan menggalang dukungan rakyat West Papua dan negara-negara serumpun Melanesia.

 “Belajar dari pengalaman masyarakat Papua sekarang mengambil sikap tegas stop tipu kami dengan gula-gula politik Otsus dari negara kolonial Indonesia mereka yang telah membohongi Masyarakat Papua,” katanya.

Baca Juga :  39 Pengendara Motor Ditilang Dalam Razia Rutin

 Dijelaskan, pemerintah Indonesia telah membohongi Elit Nasionalis Papua sejak  Eliaser Bonay di tahun 1963 lalu di angkatan 1962, 1963, 1965, 1969, 1971 sampai 2000 saat rakyat Papua melakukan konggres kedua dan Theys Eluay dibunuh oleh mereka. 

“10 hari undang-undang otonomi khusus disahkan, diculik dan dibunuh pada 10 November dan pada 21 November undang-undang 2001 disahkan untuk melegalkan kedudukan Indonesia di West Papua, maka otonomi khusus lahir bukan bermula dari belas kasihan kemurahan dan kebaikan hati Indonesia kepada bangsa Papua melainkan otonomi khusus ini lahir karena tuntutan rakyat Papua setelah 38 tahun menderita, karena itu rakyat Papua menuntut Papua Merdeka,” katanya di Jayapura, Rabu, (8/7) kemarin.

Baca Juga :  Kampung Togel Marak Lagi

 Haluk mengatakan, 20 Tahun berjalannya otsus di Papua saat ini sangat terbukti bahwa masyarakat Papua hari ini mengalami penurunan populasi. 

 Jadi, Ia menambahkan Otonomi Khusus denga roh nya ada tiga perlindungan, keberpihakan dan pemberdayaan selama ini hal tersebut tidak jalan, yang ada hanya pemberdayaan penduduk  dan dana dikucurkan lewat otonomi khusus dan diikuti oleh migrasi ke Papua. 

 “Bicara otonomi khusus hari ini rakyat Papua tidak pernah mendapat manfaat dari otsus. yang terjadi adalah pendudukan secara masif yang berdampak pada kehidupan orang Papua hari ini mengarah kepada proses genosida maka melalui ULMWP Kami ingin bersatu bersepakat untuk kembali ke pangkuan Melanesia,” katanya.(oel/wen)

JAYAPURA – United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mengaskan bahwa kehadiran otonomi khusus (Otsus) selama 20 tahun bukan niat baik pemerintah untuk membangun masyarakat Papua karena hingga saat ini masyarakat Papua tidak merasakan dampak dari Otsus.

Markus Haluk (FOTO: Noel/Cepos)

 Direktur Eksekutif ULMWP, Markus Haluk mengatakan ULMWP  terus berkomitmen untuk dan terus memperjuangkan dan mewujudkan hak penentuan nasib sendiri sesuai visi dan misi dengan menggalang dukungan rakyat West Papua dan negara-negara serumpun Melanesia.

 “Belajar dari pengalaman masyarakat Papua sekarang mengambil sikap tegas stop tipu kami dengan gula-gula politik Otsus dari negara kolonial Indonesia mereka yang telah membohongi Masyarakat Papua,” katanya.

Baca Juga :  2024 Pemkot Jayapura dan BPS Kerjasama Bangun Data OAP

 Dijelaskan, pemerintah Indonesia telah membohongi Elit Nasionalis Papua sejak  Eliaser Bonay di tahun 1963 lalu di angkatan 1962, 1963, 1965, 1969, 1971 sampai 2000 saat rakyat Papua melakukan konggres kedua dan Theys Eluay dibunuh oleh mereka. 

“10 hari undang-undang otonomi khusus disahkan, diculik dan dibunuh pada 10 November dan pada 21 November undang-undang 2001 disahkan untuk melegalkan kedudukan Indonesia di West Papua, maka otonomi khusus lahir bukan bermula dari belas kasihan kemurahan dan kebaikan hati Indonesia kepada bangsa Papua melainkan otonomi khusus ini lahir karena tuntutan rakyat Papua setelah 38 tahun menderita, karena itu rakyat Papua menuntut Papua Merdeka,” katanya di Jayapura, Rabu, (8/7) kemarin.

Baca Juga :  Manfaatkan Hari Libur, Kali Kampwolker Dipadati Warga

 Haluk mengatakan, 20 Tahun berjalannya otsus di Papua saat ini sangat terbukti bahwa masyarakat Papua hari ini mengalami penurunan populasi. 

 Jadi, Ia menambahkan Otonomi Khusus denga roh nya ada tiga perlindungan, keberpihakan dan pemberdayaan selama ini hal tersebut tidak jalan, yang ada hanya pemberdayaan penduduk  dan dana dikucurkan lewat otonomi khusus dan diikuti oleh migrasi ke Papua. 

 “Bicara otonomi khusus hari ini rakyat Papua tidak pernah mendapat manfaat dari otsus. yang terjadi adalah pendudukan secara masif yang berdampak pada kehidupan orang Papua hari ini mengarah kepada proses genosida maka melalui ULMWP Kami ingin bersatu bersepakat untuk kembali ke pangkuan Melanesia,” katanya.(oel/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya