Saturday, April 12, 2025
25.7 C
Jayapura

Mengenang Gempa Megathrust, BMKG Akui Tidak Bisa Diprediksi

JAYAPURA  – Potensi gempa megathrust di Papua merupakan hasil dari pergerakan alami lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang saling bertumbukan di zona subduksi utara Papua. Hal ini telah menjadi fokus pemantauan intensif secara ilmiah oleh BMKG dan lembaga terkait.

   Meskipun secara teori potensi gempa besar itu ada, namun hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara tepat waktu dan kekuatan terjadinya gempa.

  “Gempa megathrust pernah terjadi di Biak (1996) dengan kekuatan M 8.2 dan memicu kerusakan serta korban jiwa,” ungkapnya ke Cenderawasih Pos, Senin (07/4).

  Dengan adanya potensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik sehingga masyarakat mampu melakukan langkah mitigasi agar mengurangi dampak bencana. Juga sebagai langkah antisipasi agar masyarakat tidak mudah terjerat hoaks.

Baca Juga :  Potensi Gelombang Tinggi Masih Akan Terjadi

   “Gempa ini tidak dapat diprediksi, dan tidak berkaitan dengan cuaca ekstrem yang belakangan terjadi di Jayapura,” tuturnya.

  Menurutnya, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.

   “Kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai. BMKG selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat,” jelasnya.

   Ada beberapa langkah mitigasi yang perlu diperhatikan oleh masyarakat diantaranya, membangun kesiapsiagaan berbasis pengetahuan, seperti memahami jalur evakuasi, mengikuti simulasi bencana, serta selalu mengakses informasi dari sumber resmi.

Baca Juga :  Cek Pelayanan Kesehatan, Walikota Sidak Puskesmas Kotaraja

  BBMKG Wilayah V terus meningkatkan sistem monitoring seismik dan peringatan dini tsunami di kawasan timur Indonesia, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan instansi kebencanaan agar upaya mitigasi dapat berjalan efektif dan masyarakat tetap tenang, tangguh, dan siap menghadapi potensi bencana secara bijak.

   Pastikan jalur evakuasi di rumah, kantor maupun tempat aktifitas lainnya tidak terdapat penghalang yang dapat mempersulit evakuasi saat terjadi gempa bumi. Membuat rencana kedaruratan untuk level keluarga (Menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting, obat-obatan, pakaian secukupnya serta makanan instant).(kim/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA  – Potensi gempa megathrust di Papua merupakan hasil dari pergerakan alami lempeng Indo-Australia dan Pasifik yang saling bertumbukan di zona subduksi utara Papua. Hal ini telah menjadi fokus pemantauan intensif secara ilmiah oleh BMKG dan lembaga terkait.

   Meskipun secara teori potensi gempa besar itu ada, namun hingga saat ini belum ada teknologi yang mampu memprediksi secara tepat waktu dan kekuatan terjadinya gempa.

  “Gempa megathrust pernah terjadi di Biak (1996) dengan kekuatan M 8.2 dan memicu kerusakan serta korban jiwa,” ungkapnya ke Cenderawasih Pos, Senin (07/4).

  Dengan adanya potensi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran publik sehingga masyarakat mampu melakukan langkah mitigasi agar mengurangi dampak bencana. Juga sebagai langkah antisipasi agar masyarakat tidak mudah terjerat hoaks.

Baca Juga :  Cuaca Ekstrem Diperkirakan Mulai Januari

   “Gempa ini tidak dapat diprediksi, dan tidak berkaitan dengan cuaca ekstrem yang belakangan terjadi di Jayapura,” tuturnya.

  Menurutnya, informasi potensi gempa megathrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.

   “Kepada masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai. BMKG selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat,” jelasnya.

   Ada beberapa langkah mitigasi yang perlu diperhatikan oleh masyarakat diantaranya, membangun kesiapsiagaan berbasis pengetahuan, seperti memahami jalur evakuasi, mengikuti simulasi bencana, serta selalu mengakses informasi dari sumber resmi.

Baca Juga :  Pembangunan Jalan Trans Arso Capai 50%

  BBMKG Wilayah V terus meningkatkan sistem monitoring seismik dan peringatan dini tsunami di kawasan timur Indonesia, serta memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan instansi kebencanaan agar upaya mitigasi dapat berjalan efektif dan masyarakat tetap tenang, tangguh, dan siap menghadapi potensi bencana secara bijak.

   Pastikan jalur evakuasi di rumah, kantor maupun tempat aktifitas lainnya tidak terdapat penghalang yang dapat mempersulit evakuasi saat terjadi gempa bumi. Membuat rencana kedaruratan untuk level keluarga (Menyiapkan tas siaga bencana yang berisi dokumen penting, obat-obatan, pakaian secukupnya serta makanan instant).(kim/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya

/