Friday, April 19, 2024
27.7 C
Jayapura

Ada Sampah Kulkas Juga

Tumpukan sampah yang menutupi saluran air tak jauh dari Pasar Yotefa Abepura terlihat mampet dan sedang dibersihkan oleh seorang warga setelah hujan deras, Minggu (7/5) kemarin. Perilaku nyampah di tengah masyarakat hingga kini masih menjadi sorotan. ( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA – Hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur Kota Jayapura termasuk Abepura, Minggu dini hari kemarin mengakibatkan sejumlah lokasi tergenang banjir.  Seperti biasa persoalan sampah masih satu paket dengan banjir dan yang terlihat pada Ahad (7/4) kemarin beberapa saluran drainase di Kali Acay hingga Pasat Yotefa ada yang dipenuhi dengan sampah botol plastik.  Ratusan sampah-sampah ini memenuhi volume drainase  hingga membuat air meluap.

 Tak hanya botol plastik, ada juga sampah kaleng termasuk jeringen minyak bahkan ada kulkas yang ikut tertahan dengan tumpukan sampah. Menariknya kulkas ini bukan satu tapi dua. Tidak diketahui bagaimana ceritanya  kulkas satu pintu ini bisa ada di saluran air namun  pastinya ikut membuat mampet jalur air. “Apa saja ada disini, itu tadi ada juga kulkas. Tapi yang paling banyak adalah botol plastik,” kata salah seorang warga yang terlihat membereskan drainase. Hanya sayangnya ratusan botol-botol ini tak langsung diangkat tetapi justru dilepas ke Kali Acay  dan memenuhi trash rack  atau besi penahan sampah.

 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Ir Hj Ketty Kailola mengakui bahwa  hingga kini perilaku masyarakat untuk tidak nyampah masih sulit dirubah. Kesadaran warga untuk membuang sampah tepat waktu atau membuang pada tempatnya masih dirasa kurang. Karena itulah Pemkot melalui Wali Kota selalu mengingatkat ketika ada pertemuan dengan warga. “Ini memang harus terus diingatkan, perilaku nyampah ini masih sulit dihilangnya. Nanti air meluap dan banjir barulah menyalahkan pemerintah, padahal ia sendiri tak sadar jika dari botol plastik yang dibuang, sedotan yang ditinggalkan dan kantong plastik yang terus   digunakan selalu menghasilkan sampah dan menjadi masalah,”  kata Ketty. 

Baca Juga :  Putusan Sela Kasus Makar, Hakim Tolak Eksepsi Terdakwa

 Ia meminta warga lebih dewasa dan bijak dalam hal ini mengingat sampah jika terus terbiar maka tak hanya menjadikan banjir tetapi juga penyakit dan tidak semata-mata penanganan dilakukan oleh pemerintah. “Coba sadar-sadar sedikit ka, sampai kapan mau diingatkan dan dari semuanya harus kami akui sampah di perumahan yang paling banyak bahkan ada juga yang sengaja dibuang ke kali,” singgungnya. (ade/wen)

Tumpukan sampah yang menutupi saluran air tak jauh dari Pasar Yotefa Abepura terlihat mampet dan sedang dibersihkan oleh seorang warga setelah hujan deras, Minggu (7/5) kemarin. Perilaku nyampah di tengah masyarakat hingga kini masih menjadi sorotan. ( FOTO : Gamel/Cepos )

JAYAPURA – Hujan dengan intensitas sedang yang mengguyur Kota Jayapura termasuk Abepura, Minggu dini hari kemarin mengakibatkan sejumlah lokasi tergenang banjir.  Seperti biasa persoalan sampah masih satu paket dengan banjir dan yang terlihat pada Ahad (7/4) kemarin beberapa saluran drainase di Kali Acay hingga Pasat Yotefa ada yang dipenuhi dengan sampah botol plastik.  Ratusan sampah-sampah ini memenuhi volume drainase  hingga membuat air meluap.

 Tak hanya botol plastik, ada juga sampah kaleng termasuk jeringen minyak bahkan ada kulkas yang ikut tertahan dengan tumpukan sampah. Menariknya kulkas ini bukan satu tapi dua. Tidak diketahui bagaimana ceritanya  kulkas satu pintu ini bisa ada di saluran air namun  pastinya ikut membuat mampet jalur air. “Apa saja ada disini, itu tadi ada juga kulkas. Tapi yang paling banyak adalah botol plastik,” kata salah seorang warga yang terlihat membereskan drainase. Hanya sayangnya ratusan botol-botol ini tak langsung diangkat tetapi justru dilepas ke Kali Acay  dan memenuhi trash rack  atau besi penahan sampah.

 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan, Ir Hj Ketty Kailola mengakui bahwa  hingga kini perilaku masyarakat untuk tidak nyampah masih sulit dirubah. Kesadaran warga untuk membuang sampah tepat waktu atau membuang pada tempatnya masih dirasa kurang. Karena itulah Pemkot melalui Wali Kota selalu mengingatkat ketika ada pertemuan dengan warga. “Ini memang harus terus diingatkan, perilaku nyampah ini masih sulit dihilangnya. Nanti air meluap dan banjir barulah menyalahkan pemerintah, padahal ia sendiri tak sadar jika dari botol plastik yang dibuang, sedotan yang ditinggalkan dan kantong plastik yang terus   digunakan selalu menghasilkan sampah dan menjadi masalah,”  kata Ketty. 

Baca Juga :  Pemalsu PCR Bisa Dijerat Melakukan Kejahatan Luar Biasa

 Ia meminta warga lebih dewasa dan bijak dalam hal ini mengingat sampah jika terus terbiar maka tak hanya menjadikan banjir tetapi juga penyakit dan tidak semata-mata penanganan dilakukan oleh pemerintah. “Coba sadar-sadar sedikit ka, sampai kapan mau diingatkan dan dari semuanya harus kami akui sampah di perumahan yang paling banyak bahkan ada juga yang sengaja dibuang ke kali,” singgungnya. (ade/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya