JAYAPURA-Hujan deras yang mengguyur pada Rabu (5/1) malam, menyebabkan puluhan rumah di Keluarhan Tanjung Ria terdampak banjir. Sepanjang jalan material tanah liat menutup badan jalan hingga masuk ke dalam rumah-rumah warga.
Pagi kemarin, puluhan warga sibuk membersihkan jalan dan mengangkut material tanah yang telah longsor akibat dari hujan lebat semalam. Tidak ada anak-anak yang pergi ke sekolah dikarenakan rumah dan sekolah mereka kebanjiran. Lumpur kuning menyelimuti lantai ruang kelas mereka.
Bahkan rumah-rumah guru di belakangnya pun terendam banjir sehingga beberapa barang dikeluarkan di pelataran. “Seperti ini kondisi sekolah kami, sering sekali air masuk dan kebanjiran bahkan walaupun hujan kecil saja.” ujar salah seorang guru saat bertemu dengan Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM bersama Wakil H Ir Rustan Saru yang meninjau lokasi banjir dan longsor di Dok IX kemarin.
Titik banjir terjadi di RT 01 dan 03, namun berdampak juga di seluruh RT di RW 07. Ketua RW 07 Tanjung Ria, Agus Hermantara, memaparkan bahwa banjir dan longsor terjadi akibat hujan deras pada pukul 23.30 WIT. Terdapat 9 keluarga di RT 01, 12 keluarga di RT 02, dan 23 keluarga di RT 03 yang terdampak banjir.
“Semalam anak-anak saya hanya tidur di atas kain akibat kasur kami terendam banjir, pak.” celetuk salah seorang warga kepada Wakil Wali Kota Ir. Rustan Saru.
Tak hanya sekolah dan perumahan, area pekuburan sekitar lokasi pun sering terjadi longsor.
Wali Kota Benhur Tomi Mano mengapresiasi RT RW dok IX yang telah sigap memberikan informasi dan menyediakan data kepada pemerintah. Pihaknya juga mengaku kesulitan untuk menangani rumah warga yang berada di jalur air untuk di relokasi. “Masyarakat saya minta kalau membangun mesti perhatikan jalur. Ini saya minta perhatiannya.” ujarnya.
Hal serupa terjadi di Dok IX belakang Gereja Betania RW 07 RT 1, 2 dan 3 Kelurahan Imbi, Jayapura Utara Kota Jayapura. Masyarakat sedang membersihkan sisa sisa lumpur dari rumah dan jalan saat Wakil Wali Kota tiba di lokasi. Beberapa anak kecil juga turun ke sungai sambil menggenggam sekop ditangan untuk membantu mengangkat tanah agar tidak terjadi pendangkalan akibat material yang dibawa pasca banjir.
Pemerintah pun segera bergerak mendatangkan alat berat ukuran kecil untuk menyapu lumpur dan membersihkan sampah yang menyumbat saluran air. “Besok (hari ini.red) kita akan adakan pertemuan untuk langkah-langkah selanjutnya dengan mengundang beberapa yang terkait baik dari lingkungan hidup, baik dari balai wilayah sungai, PUPR maupun provinsi untuk kita koordinasi penanganan secara menyeluruh terhadap situasi kondisi bencana banjir dan longsor di dok 9.” tandasnya.
Pihaknya juga berharap masyarakat bisa membantu, paling tidak, ketika nanti alat berat datang dibantu diarahkan. Jangan ada yang komplain jangan ada yang protes untuk kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan. Di beberapa lokasi yang terjadi banjir, rata-rata karena tumpukan sampah dan tanah atau timbunan didalam drainase. (cr-265/tri)