
Dalam Peringatan 1 Tahun Pengungsian Nduga
JAYAPURA – Peringati satu tahun pengungsian nduga mahasiswa asli Kabupaten Nduga menilai pemerintah Jokowi gagal menyelesaikan masalah Nduga yang telah menimbulkan ratusan korban jiwa dengan pelangaran HAM berat.
Sebagai Tim Relawan Kemanusiaan Nduga Benny Murib mengatakan dampak dari perang Ini semua harta benda dan disamping itu kehilangan nyawa. “Artinya Terpencar kemana saja demi selamatkan diri masing-masing negara pun pembiaran terjadi terhadap Kasus Ndugama Papua, dengan demikian seolah-olah Ndugama sudah sebuah Negara sehingga pembiaran itu terjadi,” katanya.
“Wilayah Konflik Ndugama Pada Tahun 1977 Pengemboman Jubalia, Jila, Bela, Singa Jita, Alama, Dan Pada Tanggal 8 Oktober 1996 Penyederahan Di Mapenduma. Kemudian 12 Desember 2018 Awal Mulainya Konflik Ndugama di Generasi sekarang Pimpinan Egianus Kogeya Cs. Dan Kawan-Kawan, Kabupaten Ndugama, Derakma Papua Membatalkan Jalan Trans Wamena Mumugu, Namun Atas Nama Kepentingan Negara Kerakan Pasukan Tni/Polri Ke Ndugama tidak Seimbang dengan Pasukan TPNPB Akibatnya Warga Sipil Menjadi Korban Dan Mengungsi Besar-Besaran ke Beberapa Kabupaten Tetangga, Yakni Seperti, Lanny J aya, Timika, Wamena, Asmat, Merauke. Kwiyawgi,” katanya.
“Sasaran utama atau Operasi Target oleh ‘INI/POLRI ll Distrik yakni Mbua, Dal, Mbulmu Yalma, Yigi, Nitkwiri, Yal, Mugi, Mapnduma, Kagaem, Inikgal, Mam, warga sipil benar-benar kosongkan kampung alaman nduga. saat ini TNI/POLRI menduduki di kampungkampung di 11 distrik tersebut. warga ndugama hari ini dalam keadaan duka sebab banyak yang meninggal dan kelaparan banyak yang mati karena TNI/POLRI tembak, maka dengan masalah ini dalam memperingati hal ini kami sampaikan pemerintah Indonesia suda membunuh kami selama satu tahun ini,” paparnya.
Ia juga meminta pemerintah harus membuka akase agar journalis asing bisa datang ke Papua dan melihat masalah ini secara mendalam. Sekertaria DPC Ikatan Pelajar Mahasiswa Nduga, Kota studi Jayapura Remes Ubruangge mengatakan, Sebagai generasi menyampai selamat natal kepada orang tua adik – adik yang lahir di hutan, dan mereka yang ada di tempat pengungsian dan hanya doa saja yang kami panjatkan.
“Kami mahasiswa menuntut belum ada penyelesaian bagi masyarakat kami di Nduga, kami minta ada badan internasional yang netral yang melihat kami, Presiden Jokowi tidak mampu selesaikan kasus nduga dan Papua maka kami minta lembaga yang independen bisa mengatasi masalah Papua,” katanya. (oel/wen)