Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Masyarakat Diminta Waspadai Potensi Bencana Hidrometeorologis.

JAYAPURA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura, selaku instansi penyelenggara dalam penyebaran informasi cuaca dan iklim telah melakukan pembaharuan normal iklim.

Dimana jika sebelumnya menggunakan normal data tahun 1981 – 2010. Kini menggunakan normal iklim dengan periode data 1991 – 2020. Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer, indikasi fenomena perubahan iklim, serta topografis dan geografis Indonesia yang kompleks dan beragam dalam pembuatannya, normal iklim terbaru diharapkan dapat secara presisi menggambarkan kondisi iklim di Indonesia.

Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura, Sulaiman menyampaikan, terdapat beberapa perubahan dari rata-rata hujan dinormal iklim terbaru yang secara langsung mempengaruhi dan merubah pewilayahan Zona Musim di Indonesia.

“Sebelumnya masyarakat mengetahui bahwa terdapat 342 Zona Musim (ZOM) dan 65 Non Zona Musim (Non ZOM). Dari normal iklim terbaru diketahui terdapat penambahan ZOM menjadi 699 ZOM yang terbagi menjadi 3 Tipe Musim Utama dan 9 Sub-Tipe Musim,” ucap Sulaiman dalam rilis yang dikirimnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (4/10).

Adapun penggunaaan ZOM baru ini telah digunakan sebagai standar baru dalam Prakiraan Musim Hujan 2022/2023, kali ini dan menjadi yang pertama dalam menggunakan ZOM baru. Bahkan, wilayah utara Provinsi Papua sebagai salah satu wilayah di Indonesia juga mengalami perubahan ZOM dimana sebelumnya terdapat 3 ZOM dan 5 Non ZOM, saat ini menjadi 30 ZOM yang terbagi menjadi 17 ZOM tipe Monsunal-1, 5 ZOM tipe Monsunal-2, 4 ZOM tipe Lokal-1, dan 4 ZOM tipe Ekuatorial-1.

Baca Juga :  Mekanisasi Pertanian Lengkap, Tapi Areal Sawah Cenderung Menurun

Berdasarkan kondisi atmosfer dari update data September Dasarian III 2023 yang dirilis oleh BMKG, kondisi ENSO terpantau saat ini berada pada kondisi El Nino Moderat (+1.68) dan diprakirakan akan terus berlangsung hngga Februari 2024.

Kemudian kondisi Dipole Mode saat ini berada dalam kondisi IOD Positif (+1.78) dan diprakirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun 2023.

“Kondisi suhu muka luat di wilayah Indonesia terpantau berada dalam kondisi lebih dingin, dan diprakirakan dalam kondisi lebih dingin di wilayah Indonesia bagian barat dan hangat di wilayah laut Natuna Utara dan Laut Jawa hingga Desember 2023,” terangnya.

Sementara untuk wilayah Papua, suhu muka laut terpantau dalam kondisi dingin di Laut Arafuru dan netral hingga hangat di perairan utara Papua. Dimana kondisi laut diprakirakan akan menghangat dan berlangsung hingga Maret 2024.

“Dari kondisi atmosfer tersebut, musim hujan 2023/2024 di wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah dan Papua Pegunungan diprakirakan cenderung maju dan sama dibandingkan dengan normalnya,” terangnya.

Lanjutnya, musim hujan diprakirakan masuk di bulan September – Oktober 2023 dimulai Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah bagian selatan, Yalimo bagian barat daya, Tolikara bagian selatan, Yahukimo bagian tengah, Puncak bagian timur, Puncak Jaya bagian selatan, Pegunungan Tengah bagian tengah dan barat, Yalimo bagian barat yang akan memasuki musim hujan di pertengahan bulan September 2023 (September II).

Baca Juga :  Pemkot Permudah Layanan Bagi Korban Musibah Kebakaran 

Kemudian untuk wilayah Keerom bagian tengah, akan memasuki musim hujan di akhir bulan September 2023 (September III). Kemudian untuk wilayah Keerom bagian barat laut dan Sebagian Jayapura, Keerom bagian selatan, Jayapura bagian tenggara, Peg. Bintang bagian utara, Yahukimo bagian utara, Yalimo bagian utara diprakirakan masuk musim hujan di awal Oktober 2023 dan wilayah Jayapura bagian utara, Sarmi bagian timur yang akan memasuki musim hujan di pertengahan bulan Oktober (Oktober II).

“Sifat musim hujan diprakirakan normal dan perbandingan dengan normalnya diprakirakan sebagian besar maju dari normalnya dan puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi di bulan Februari 2024. Kemudian untuk durasi musim hujan atau lama musim hujan akan berlangsung diprakirakan berlangsung selama 25 – 33 dasarian atau 7 – 10 bulan,” kata Sulaiman.

Adapun kondisi atmosfer yang terjadi menunjukkan adanya El Nino Moderat yang berpengaruh pada pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia. Namun, adanya faktor lokal berupa perairan di wilayah Papua yang cenderung hangat dan akan menghangat hingga akhir tahun 2023. Sehingga musim hujan akan tetap berlangsung dengan kondisi normalnya.

Sehingga perlu menjadi perhatian bagi masyarakat akan potensi adanya bencana hidrometeorologis seperti banjir, dan tanah longsor. Masyarakat diimbau untuk mengelola wilayah tempat tinggal untuk menghadapi potensi tersebut.

“Masyarakat juga dihimbau untuk memperbaharui informasi cuaca dan iklim melalui kanal media sosial milik BMKG,” pungkasnya. (fia/wen)

JAYAPURA – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas III Jayapura, selaku instansi penyelenggara dalam penyebaran informasi cuaca dan iklim telah melakukan pembaharuan normal iklim.

Dimana jika sebelumnya menggunakan normal data tahun 1981 – 2010. Kini menggunakan normal iklim dengan periode data 1991 – 2020. Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika atmosfer, indikasi fenomena perubahan iklim, serta topografis dan geografis Indonesia yang kompleks dan beragam dalam pembuatannya, normal iklim terbaru diharapkan dapat secara presisi menggambarkan kondisi iklim di Indonesia.

Kepala Stasiun Klimatologi Jayapura, Sulaiman menyampaikan, terdapat beberapa perubahan dari rata-rata hujan dinormal iklim terbaru yang secara langsung mempengaruhi dan merubah pewilayahan Zona Musim di Indonesia.

“Sebelumnya masyarakat mengetahui bahwa terdapat 342 Zona Musim (ZOM) dan 65 Non Zona Musim (Non ZOM). Dari normal iklim terbaru diketahui terdapat penambahan ZOM menjadi 699 ZOM yang terbagi menjadi 3 Tipe Musim Utama dan 9 Sub-Tipe Musim,” ucap Sulaiman dalam rilis yang dikirimnya kepada Cenderawasih Pos, Rabu (4/10).

Adapun penggunaaan ZOM baru ini telah digunakan sebagai standar baru dalam Prakiraan Musim Hujan 2022/2023, kali ini dan menjadi yang pertama dalam menggunakan ZOM baru. Bahkan, wilayah utara Provinsi Papua sebagai salah satu wilayah di Indonesia juga mengalami perubahan ZOM dimana sebelumnya terdapat 3 ZOM dan 5 Non ZOM, saat ini menjadi 30 ZOM yang terbagi menjadi 17 ZOM tipe Monsunal-1, 5 ZOM tipe Monsunal-2, 4 ZOM tipe Lokal-1, dan 4 ZOM tipe Ekuatorial-1.

Baca Juga :  Kakanwil: Dukung BPJPH Jadi Penyelenggara Jaminan Produk Halal Terkemuka

Berdasarkan kondisi atmosfer dari update data September Dasarian III 2023 yang dirilis oleh BMKG, kondisi ENSO terpantau saat ini berada pada kondisi El Nino Moderat (+1.68) dan diprakirakan akan terus berlangsung hngga Februari 2024.

Kemudian kondisi Dipole Mode saat ini berada dalam kondisi IOD Positif (+1.78) dan diprakirakan akan terus terjadi hingga akhir tahun 2023.

“Kondisi suhu muka luat di wilayah Indonesia terpantau berada dalam kondisi lebih dingin, dan diprakirakan dalam kondisi lebih dingin di wilayah Indonesia bagian barat dan hangat di wilayah laut Natuna Utara dan Laut Jawa hingga Desember 2023,” terangnya.

Sementara untuk wilayah Papua, suhu muka laut terpantau dalam kondisi dingin di Laut Arafuru dan netral hingga hangat di perairan utara Papua. Dimana kondisi laut diprakirakan akan menghangat dan berlangsung hingga Maret 2024.

“Dari kondisi atmosfer tersebut, musim hujan 2023/2024 di wilayah Provinsi Papua, Papua Tengah dan Papua Pegunungan diprakirakan cenderung maju dan sama dibandingkan dengan normalnya,” terangnya.

Lanjutnya, musim hujan diprakirakan masuk di bulan September – Oktober 2023 dimulai Jayawijaya, Lanny Jaya, Mamberamo Tengah bagian selatan, Yalimo bagian barat daya, Tolikara bagian selatan, Yahukimo bagian tengah, Puncak bagian timur, Puncak Jaya bagian selatan, Pegunungan Tengah bagian tengah dan barat, Yalimo bagian barat yang akan memasuki musim hujan di pertengahan bulan September 2023 (September II).

Baca Juga :  Penanaman Bibit Pohon Untuk Generasi Mendatang 

Kemudian untuk wilayah Keerom bagian tengah, akan memasuki musim hujan di akhir bulan September 2023 (September III). Kemudian untuk wilayah Keerom bagian barat laut dan Sebagian Jayapura, Keerom bagian selatan, Jayapura bagian tenggara, Peg. Bintang bagian utara, Yahukimo bagian utara, Yalimo bagian utara diprakirakan masuk musim hujan di awal Oktober 2023 dan wilayah Jayapura bagian utara, Sarmi bagian timur yang akan memasuki musim hujan di pertengahan bulan Oktober (Oktober II).

“Sifat musim hujan diprakirakan normal dan perbandingan dengan normalnya diprakirakan sebagian besar maju dari normalnya dan puncak musim hujan diprakirakan akan terjadi di bulan Februari 2024. Kemudian untuk durasi musim hujan atau lama musim hujan akan berlangsung diprakirakan berlangsung selama 25 – 33 dasarian atau 7 – 10 bulan,” kata Sulaiman.

Adapun kondisi atmosfer yang terjadi menunjukkan adanya El Nino Moderat yang berpengaruh pada pengurangan curah hujan di wilayah Indonesia. Namun, adanya faktor lokal berupa perairan di wilayah Papua yang cenderung hangat dan akan menghangat hingga akhir tahun 2023. Sehingga musim hujan akan tetap berlangsung dengan kondisi normalnya.

Sehingga perlu menjadi perhatian bagi masyarakat akan potensi adanya bencana hidrometeorologis seperti banjir, dan tanah longsor. Masyarakat diimbau untuk mengelola wilayah tempat tinggal untuk menghadapi potensi tersebut.

“Masyarakat juga dihimbau untuk memperbaharui informasi cuaca dan iklim melalui kanal media sosial milik BMKG,” pungkasnya. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya