Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Mogok Mengajar Berakhir, Yayasan Pertahankan Kepsek SMA Katada 

Nama Pengganti yang Disusulkan Belum Memenuhi Kriteria

JAYAPURA-Sejumlah guru di SMA YPPK Taruna Dharma (Katada) Kotaraja, dikabarkan sempat melakukan aksi mogok mengajar, karena tidak cocok dengan kepemimpinan kepala sekolah dan meminta ada pergantian kepala sekolah di sekolah tersebut. Informasi aksi mogok di sekolah ini juga sempat menyebar melalui media sosial, yang membuat orang tua yang anaknya dididik di sekolah ini merasa resah.

  Tak ingin berlarut-larut, menanggapi  aksi mogok guru guru SMA YPPK Taruna Dharma (Katada), akhirnya Badan Pengawas YPPK turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Tuntutan untuk pergantian kepala sekolah, nampaknya belum bisa terwujud.

   Anggota Badan Pengawas YPPK, Yohanes Seralurin, mengatakan alasan ditolaknya permintaan penggantian Kepala Sekolah (Kepsek) SMA YPPK Katada, dikarenakan nama yang diusulkan tidak memenuhi kriteria kelayakan.

   Hal itu didasari dengan peraturan Menteri Kemendikbud Nomor 371/M/2021 terkait Sekolah Penggerak. “Secara aturan yang dapat diangkat menjadi kepala sekolah harus guru yang telah menjadi guru penggerak,” kata Yohanes, saat Jumpa Pers dengan awak media di SMA YPPK Taruna Dharma, jumat, (3/3).

Baca Juga :  Siapkan Skema Pengamanan Pemilu 2024

  Iapun menegaskan pihaknya akan memberi peringatan bagi oknum guru yang melakukan aksi mogok, hal ini sesuai dengan aturan ASN, dan pedoman kepegawaian. “Kami tegaskan hal ini tidak boleh diulang lagi dan secara terus menerus, setiap permasalahan harus dibicarakan dengan baik, sehingga tidak kemudian tugas pokok kita untuk mengajar diabaikan, hanya kerja permasalahan internal kita,” tegas dia.

  Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA YPPK Taruna Dharma, Kresencia Lesomar menegaskan secara aturan, kepsek penggerak tidak bisa digantikan selama 1 periode. “Selama 1 periode itu lamanya 4 tahun, tetapi mungkin dengan adanya kepentingan tertentu dan segala upaya, maka ada oknum yang mempengaruhi rekan-rekan guru lainnya,” ungkap Kresencia.

  Ia menyampaikan beberapa guru sudah bertemu dengan dirinya, dan menyebutkan tidak ada masalah dengan kepemimpinan sebagai Kepsek SMA YPPK Taruna Dharma. Untuk itu sangat disayangkan yang bersangkutan tidak bisa menyelesaikan secara internal, dan berkoar-koar ke media hingga diketahui publik.

  Ia mengatakan, jika memang ada yang tidak suka ataupun perlu dibicarakan mendalam, maka dapat bertemu dirinya secara langsung. “Karena situasi kritis selama 6 hari lalu itu, kami mencoba mempertahankan lembaga ini, dan tak perlu diketahui banyak orang,” bebernya.

Baca Juga :  Berharap Pasar Murah Utamakan Produk Lokal

  Ia menekankan, tak semua guru bersifat seperti oknum yang bersangkutan, banyak guru yang punya hati baik dan taat terhadap aturan. “Memang oknum-oknum guru inilah yang tidak taat, tidak disiplin dan tidak mampu menyesuaikan dengan aturan yang ada dari sisi ASN dan yayasan,” ujarnya.

  Iapun mengatakan dirinya akan melakukan koordinasi dengan para guru yang melakukan aksi mogok mengajar, pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan hal yang sedang terjadi.

  “Persoalan ini hanya dimanfaatkan oleh oknum guru, yang ingin menjatuhkan saya, sayapun sudah tau hal ini sejak lama. Mereka menginginkan agar saya diganti oleh orang lain,”kata Kresencia

  Iapun menyampaikan, aktifitas belajar mengajar di SMA YPPK Taruna Darma  mulai, 6 Maret 2023 sudah dapat berjalan optimal. “Saya pesan kepada orangtua agar kita saling berkomunikasi aktif, dan para orangtua melakukan pendampingan kepada anak anak, agar tidak termakan isu dan terprovokasi dari hasutan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” pesannya. (rel/tri)

Nama Pengganti yang Disusulkan Belum Memenuhi Kriteria

JAYAPURA-Sejumlah guru di SMA YPPK Taruna Dharma (Katada) Kotaraja, dikabarkan sempat melakukan aksi mogok mengajar, karena tidak cocok dengan kepemimpinan kepala sekolah dan meminta ada pergantian kepala sekolah di sekolah tersebut. Informasi aksi mogok di sekolah ini juga sempat menyebar melalui media sosial, yang membuat orang tua yang anaknya dididik di sekolah ini merasa resah.

  Tak ingin berlarut-larut, menanggapi  aksi mogok guru guru SMA YPPK Taruna Dharma (Katada), akhirnya Badan Pengawas YPPK turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini. Tuntutan untuk pergantian kepala sekolah, nampaknya belum bisa terwujud.

   Anggota Badan Pengawas YPPK, Yohanes Seralurin, mengatakan alasan ditolaknya permintaan penggantian Kepala Sekolah (Kepsek) SMA YPPK Katada, dikarenakan nama yang diusulkan tidak memenuhi kriteria kelayakan.

   Hal itu didasari dengan peraturan Menteri Kemendikbud Nomor 371/M/2021 terkait Sekolah Penggerak. “Secara aturan yang dapat diangkat menjadi kepala sekolah harus guru yang telah menjadi guru penggerak,” kata Yohanes, saat Jumpa Pers dengan awak media di SMA YPPK Taruna Dharma, jumat, (3/3).

Baca Juga :  Khawatir Informasi Publik Banyak yang Tersumbat

  Iapun menegaskan pihaknya akan memberi peringatan bagi oknum guru yang melakukan aksi mogok, hal ini sesuai dengan aturan ASN, dan pedoman kepegawaian. “Kami tegaskan hal ini tidak boleh diulang lagi dan secara terus menerus, setiap permasalahan harus dibicarakan dengan baik, sehingga tidak kemudian tugas pokok kita untuk mengajar diabaikan, hanya kerja permasalahan internal kita,” tegas dia.

  Sementara itu, Kepala Sekolah (Kepsek) SMA YPPK Taruna Dharma, Kresencia Lesomar menegaskan secara aturan, kepsek penggerak tidak bisa digantikan selama 1 periode. “Selama 1 periode itu lamanya 4 tahun, tetapi mungkin dengan adanya kepentingan tertentu dan segala upaya, maka ada oknum yang mempengaruhi rekan-rekan guru lainnya,” ungkap Kresencia.

  Ia menyampaikan beberapa guru sudah bertemu dengan dirinya, dan menyebutkan tidak ada masalah dengan kepemimpinan sebagai Kepsek SMA YPPK Taruna Dharma. Untuk itu sangat disayangkan yang bersangkutan tidak bisa menyelesaikan secara internal, dan berkoar-koar ke media hingga diketahui publik.

  Ia mengatakan, jika memang ada yang tidak suka ataupun perlu dibicarakan mendalam, maka dapat bertemu dirinya secara langsung. “Karena situasi kritis selama 6 hari lalu itu, kami mencoba mempertahankan lembaga ini, dan tak perlu diketahui banyak orang,” bebernya.

Baca Juga :  Pemkot Masih Raba-raba Soal Vaksin

  Ia menekankan, tak semua guru bersifat seperti oknum yang bersangkutan, banyak guru yang punya hati baik dan taat terhadap aturan. “Memang oknum-oknum guru inilah yang tidak taat, tidak disiplin dan tidak mampu menyesuaikan dengan aturan yang ada dari sisi ASN dan yayasan,” ujarnya.

  Iapun mengatakan dirinya akan melakukan koordinasi dengan para guru yang melakukan aksi mogok mengajar, pertemuan ini bertujuan untuk membicarakan hal yang sedang terjadi.

  “Persoalan ini hanya dimanfaatkan oleh oknum guru, yang ingin menjatuhkan saya, sayapun sudah tau hal ini sejak lama. Mereka menginginkan agar saya diganti oleh orang lain,”kata Kresencia

  Iapun menyampaikan, aktifitas belajar mengajar di SMA YPPK Taruna Darma  mulai, 6 Maret 2023 sudah dapat berjalan optimal. “Saya pesan kepada orangtua agar kita saling berkomunikasi aktif, dan para orangtua melakukan pendampingan kepada anak anak, agar tidak termakan isu dan terprovokasi dari hasutan orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” pesannya. (rel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya