Friday, April 19, 2024
31.7 C
Jayapura

Kolaborasi Semua Pihak Menjadi Syarat Wajib

Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

JAYAPURA  –  Upaya-upaya mengadapi pandemi  Covid-19 sudah dilakukan. Yang menjadi pertanyaan adalah, sampai kapan masyarakat dengan berbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidak pastian dari situasi pandemi  ini. Mengingat saat ini belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinveksi covid-19 yang masih akan berlangsung hingga tahun depan.

Suasana  FGD Dampak Pandemi Covid-19 terhadap tatanan sosial di Papua yang digelar Binmas Polda Papua di Hotel Horizon Kotaraja, Rabu (4/11).( LUCKY /CEPOS)

   Covid-19 sendiri telah menjadi realitas penyakit yang mengubah struktur social masyarakat. Perilaku social berubah, begitupun kohesi sisial, cara kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat turut beradaptasi.

   Hal tersebut disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol. Drs Paulus Waterpauw  yang dibacakan Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol. Gatot Aris Purbaya, S.IK sekaligus membuka Fokus Group Diskusi ( FGD)  bertajuk Dampak Pandemi Covid-19 terhadap tatanan social di Papua yang digelar Binmas Polda Papua, di Hotel Horizon Kotaraja, Rabu (4/11) kemarin.

Baca Juga :  Perawatan Pasien Covid Andalkan BPJS

  Menjawab situasi dan kondisi yang terjadi, maka tatanan kehidupan normal baru atau new normal menjadi alternative exit strategy. “ Jika skenario New Normal menjadi pilihan sambil menunggu vaksin covid-19 ditemukan, maka kolaborasi dari semua pihak menjadi syarat wajib. Tidak hanya pemerintah, tetapi masyararakat pun harus menjalankan protocol kesehatan yang sudah ditetapkan. Jika tidak ada kolaborasi, kasus terinfeksi covid-19 akan semakin parah peningkatannya seperti yang diprediksi para ahli kesehatan.” FGD ini merupakan bagian dari bentuk kolaborasi untuk menentukan langkah bijak yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, agar situasi menjaid lebih baik,” tegasnya.

  Ketua Pantia, Wadir Binmas Polda  Papua AKBP M. Yamin Dian Priyono, S.Ik dalam laporannya menyampaikan tujuan dan sasaran dari FGD tersebut yakni untuk bersama-sama mencari solusi yang dapat diambil dalam menghadapi konflik social di Masyarakat akibat dampak dari Pandemi Covid-19.” Sasarannya yakni bagaimana kira bersama berkolaborasi menemukan pola edukasi dan bagaimana meningkatkan  kesadaran masyarakat agar disiplin dalam mematuhi protocol kesehatan dan ketentuan-ketentuan lain di masa new Normal,” terangnya.

Baca Juga :  Partai Demokrat Papua Buka Pendaftaran Balon Ketua DPC

  FDG menhadirkan beberapa pembicara yakni dari akademisi dari Uniyap Papua,  dari Bank Indonesia, Kadisperindagkop Provinsi  Papua, irwasda Polda papua dan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Berbagai pihak diundang hadir dalam FGD tersebut, dari komunitas, pemerintah, aparat TNI, Polri, lembaga Negara, Uncef, media dan perwakilan mahasiswa. (luc)

Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

JAYAPURA  –  Upaya-upaya mengadapi pandemi  Covid-19 sudah dilakukan. Yang menjadi pertanyaan adalah, sampai kapan masyarakat dengan berbagai sektor kehidupannya harus hidup dalam masa ketidak pastian dari situasi pandemi  ini. Mengingat saat ini belum ditemukan vaksin atau obat untuk penyembuhan para korban yang terinveksi covid-19 yang masih akan berlangsung hingga tahun depan.

Suasana  FGD Dampak Pandemi Covid-19 terhadap tatanan sosial di Papua yang digelar Binmas Polda Papua di Hotel Horizon Kotaraja, Rabu (4/11).( LUCKY /CEPOS)

   Covid-19 sendiri telah menjadi realitas penyakit yang mengubah struktur social masyarakat. Perilaku social berubah, begitupun kohesi sisial, cara kebiasaan, tata kelakuan dan adat istiadat turut beradaptasi.

   Hal tersebut disampaikan Kapolda Papua Irjen Pol. Drs Paulus Waterpauw  yang dibacakan Dir Binmas Polda Papua Kombes Pol. Gatot Aris Purbaya, S.IK sekaligus membuka Fokus Group Diskusi ( FGD)  bertajuk Dampak Pandemi Covid-19 terhadap tatanan social di Papua yang digelar Binmas Polda Papua, di Hotel Horizon Kotaraja, Rabu (4/11) kemarin.

Baca Juga :  Waspada, Teroris Kerap Gunakan Simbol Agama

  Menjawab situasi dan kondisi yang terjadi, maka tatanan kehidupan normal baru atau new normal menjadi alternative exit strategy. “ Jika skenario New Normal menjadi pilihan sambil menunggu vaksin covid-19 ditemukan, maka kolaborasi dari semua pihak menjadi syarat wajib. Tidak hanya pemerintah, tetapi masyararakat pun harus menjalankan protocol kesehatan yang sudah ditetapkan. Jika tidak ada kolaborasi, kasus terinfeksi covid-19 akan semakin parah peningkatannya seperti yang diprediksi para ahli kesehatan.” FGD ini merupakan bagian dari bentuk kolaborasi untuk menentukan langkah bijak yang harus dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat, agar situasi menjaid lebih baik,” tegasnya.

  Ketua Pantia, Wadir Binmas Polda  Papua AKBP M. Yamin Dian Priyono, S.Ik dalam laporannya menyampaikan tujuan dan sasaran dari FGD tersebut yakni untuk bersama-sama mencari solusi yang dapat diambil dalam menghadapi konflik social di Masyarakat akibat dampak dari Pandemi Covid-19.” Sasarannya yakni bagaimana kira bersama berkolaborasi menemukan pola edukasi dan bagaimana meningkatkan  kesadaran masyarakat agar disiplin dalam mematuhi protocol kesehatan dan ketentuan-ketentuan lain di masa new Normal,” terangnya.

Baca Juga :  12 Bendahara Ondoafi di 10 Kampung Adat Ikuti Bimtek Bendahara

  FDG menhadirkan beberapa pembicara yakni dari akademisi dari Uniyap Papua,  dari Bank Indonesia, Kadisperindagkop Provinsi  Papua, irwasda Polda papua dan dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.

Berbagai pihak diundang hadir dalam FGD tersebut, dari komunitas, pemerintah, aparat TNI, Polri, lembaga Negara, Uncef, media dan perwakilan mahasiswa. (luc)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya