Sunday, April 28, 2024
30.7 C
Jayapura

Jayapura Butuh Ruang Berekspresi

PYCH Jangan Justru Berasa Ekslusif

JAYAPURAKedatangan Menteri Ekraf, Sandiaga Uno ke Jayapura diharapkan tak sekedar untuk menghadiri acara yang telah disiapkan. Tetapi lebih dari itu diharapkan bisa menangkap isuisu yang menjadi keluhan atau mimpi  bagi kelompok muda kreatif di Kota Jayapura.

Selama ini dikatakan Papua khususnya Jayapura belum memiliki tempat yang representatif untuk mengembangkan kemampuan diri baik perseorangan maupun dalam bentuk tim.

“Di Papua kami berharap ada ruang yang representatif untuk seluruh pelaku subsektor  ekraf sebab selama ini sudah puluhan tahun kita di Papua khususnya di Kota Jayapura belum memiliki itu,” kata Muhammad Ilham Murda, salah satu dosen ISBI Tanah Papua, Selasa (4/7).

Ia melanjutkan,  kehadiran Papua Youth Kreative Hub (PYCH) awalnya dipikir bisa menjadi solusi untuk kegalauan ini tapi ternyata PCYH ternyata belum bisa mengakomodir semua pergerakan kelompok pemuda kreatif.

Pasalnya  masih ada biaya yang harus dikeluarkan komunitas jika membuat event.  ‘‘Yang jadi masalah adalah komunitas ini  tidak memiliki SDM dan biaya produksi yang tinggi untuk menggarap sebuah event. Padahal muara dari semua pelaku adalah event dan event itu membutuhkan ruang,“ jelas Ilham Murda.

Baca Juga :  Jangan ada Lagi Demo Anarkis! 

Dari kondisi ini akhirnya militansi semua komunitas dan pelaku ekraf muncul di manamana akan tetapi sifatnya hanya parsial dan belum bisa menjadi satu kesatuan.

“Semoga dari kehadiran pak Sandiaga Uno bisa menjawab bahwa ada kehadiran negara untuk menggarap atau menyediakan ruang yang representatif guna mengakomodir 17 subsektor di Kota Jayapura,”harapnya.

Keberadaan taman budaya yang dulunya bisa menampung semua semangat tadi kata Ilham Murda, kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya banyak festival yang sifatnya tahunan.

Dari ruang yang disiapkan ini paling tidak komunitas maupun para pelaku 17 subsektor bisa berkolaborasi, mengembangkan kemampuannya tanpa dibatasi dan menjadi tempat berbagi cerita. Bisa pameran, konser, screening film, mempresentasekan karyanya.

Terkait ini, Ketua Numbay Creative Forum (NCF) Kota Jayapura, Deny Jackson  menyampaikan hal yang jauh beda. Ia melihat bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo  merupakan kunjungan lanjutan setelah peresmian PYCH sebagai bentuk update terhadap perkembangan Creative Hub dan yang telah dikerjakan selama ini di dalamnya.  Harapannya hasil yang terupdate adalah kreasi dari kreativitas anak anak muda Papua dan bukan sekedar hit  an run jelang kedatangan RI 1 sehingga betul – betul menunjukan hasil real karya anak Papua.

Baca Juga :  99 Napi Lapas  Abepura Diusulkan Terima Remisi

“Dan yang paling penting setelah banyak berdiskusi dengan temanteman PYCH adalah bagaimana meruntuhkan eksklusivitas PYCH sendiri sehingga semua yang mau datang ke PYCH dapat merasakan bahwa ini rumah mereka dan disana mereka bisa mengeksplor kemampuannya, bukan terkesan ekslusif dan hanya mengakomodir mereka yang sudah memiliki kemampuan,“ imbuh Deny.

Deny yang kerap menjadi panitia event anak muda ini berharap tumbuh kembangnya kelompok muda kreatif di Jayapura tidak dibatasi dengan sekat atau ruang tertentu. ‘‘Kami butuh ruang yang bisa digunakan bersama,“ tutupnya. (ade/nat)

PYCH Jangan Justru Berasa Ekslusif

JAYAPURAKedatangan Menteri Ekraf, Sandiaga Uno ke Jayapura diharapkan tak sekedar untuk menghadiri acara yang telah disiapkan. Tetapi lebih dari itu diharapkan bisa menangkap isuisu yang menjadi keluhan atau mimpi  bagi kelompok muda kreatif di Kota Jayapura.

Selama ini dikatakan Papua khususnya Jayapura belum memiliki tempat yang representatif untuk mengembangkan kemampuan diri baik perseorangan maupun dalam bentuk tim.

“Di Papua kami berharap ada ruang yang representatif untuk seluruh pelaku subsektor  ekraf sebab selama ini sudah puluhan tahun kita di Papua khususnya di Kota Jayapura belum memiliki itu,” kata Muhammad Ilham Murda, salah satu dosen ISBI Tanah Papua, Selasa (4/7).

Ia melanjutkan,  kehadiran Papua Youth Kreative Hub (PYCH) awalnya dipikir bisa menjadi solusi untuk kegalauan ini tapi ternyata PCYH ternyata belum bisa mengakomodir semua pergerakan kelompok pemuda kreatif.

Pasalnya  masih ada biaya yang harus dikeluarkan komunitas jika membuat event.  ‘‘Yang jadi masalah adalah komunitas ini  tidak memiliki SDM dan biaya produksi yang tinggi untuk menggarap sebuah event. Padahal muara dari semua pelaku adalah event dan event itu membutuhkan ruang,“ jelas Ilham Murda.

Baca Juga :  Jangan Turunkan Dana Otsus Kota Jayapura

Dari kondisi ini akhirnya militansi semua komunitas dan pelaku ekraf muncul di manamana akan tetapi sifatnya hanya parsial dan belum bisa menjadi satu kesatuan.

“Semoga dari kehadiran pak Sandiaga Uno bisa menjawab bahwa ada kehadiran negara untuk menggarap atau menyediakan ruang yang representatif guna mengakomodir 17 subsektor di Kota Jayapura,”harapnya.

Keberadaan taman budaya yang dulunya bisa menampung semua semangat tadi kata Ilham Murda, kini tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan akhirnya banyak festival yang sifatnya tahunan.

Dari ruang yang disiapkan ini paling tidak komunitas maupun para pelaku 17 subsektor bisa berkolaborasi, mengembangkan kemampuannya tanpa dibatasi dan menjadi tempat berbagi cerita. Bisa pameran, konser, screening film, mempresentasekan karyanya.

Terkait ini, Ketua Numbay Creative Forum (NCF) Kota Jayapura, Deny Jackson  menyampaikan hal yang jauh beda. Ia melihat bahwa kunjungan Presiden Joko Widodo  merupakan kunjungan lanjutan setelah peresmian PYCH sebagai bentuk update terhadap perkembangan Creative Hub dan yang telah dikerjakan selama ini di dalamnya.  Harapannya hasil yang terupdate adalah kreasi dari kreativitas anak anak muda Papua dan bukan sekedar hit  an run jelang kedatangan RI 1 sehingga betul – betul menunjukan hasil real karya anak Papua.

Baca Juga :  Aplikasikan Ilmu Untuk Membangun Papua

“Dan yang paling penting setelah banyak berdiskusi dengan temanteman PYCH adalah bagaimana meruntuhkan eksklusivitas PYCH sendiri sehingga semua yang mau datang ke PYCH dapat merasakan bahwa ini rumah mereka dan disana mereka bisa mengeksplor kemampuannya, bukan terkesan ekslusif dan hanya mengakomodir mereka yang sudah memiliki kemampuan,“ imbuh Deny.

Deny yang kerap menjadi panitia event anak muda ini berharap tumbuh kembangnya kelompok muda kreatif di Jayapura tidak dibatasi dengan sekat atau ruang tertentu. ‘‘Kami butuh ruang yang bisa digunakan bersama,“ tutupnya. (ade/nat)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya