Friday, November 22, 2024
25.7 C
Jayapura

Merdeka Belajar Harus Dibarengi Dengan Kesiapan Infrastruktur

JAYAPURA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim sebut 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah, Christian Sohilait menyebutkan ada empat program besar dari Merdeka Belajar. Pertama, Pemerintah memberikan kebebasan luas kepada tenaga kependidikan guru untuk memberikan ruang kepada siswa. Karena itu, presentase anak anak lebih besar ketimbang guru.

“Yang  kedua, merdeka belajar besarnya ada di penekanan saat ujian. Jika dulu penilaiannya hanya di kertas ujian. Namun hari ini, dinilai  dari proses selama peserta didik mengikuti proses belajar mengajar,” terang Sohilait kepada wartawan, usai upacara peringatan Hardiknas, Selasa (2/5).

Baca Juga :  Dukcapil Go to School, Layani Perekaman E-KTP

   Ketiga lanjut Sohilait, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri empat masalah yakni, apa yang akan diberikan ke peserta didik, teknis pemberiannya seperti apa, batasannya sampai dimana dan tugas.

  “Keempat, anak anak diberikan ruang untuk menggunakan seluruh media yang ada di lingkungan kita untuk Merdeka Belajar,” jelasnya.

   Kata Sohilait, hari ini di Papua, dua dukungan saja yang diperlukan. Pertama, jika mau Merdeka Belajar maka harus memberikan dukungan kepada guru guru supaya mereka menyediakan segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran. “Jika tidak, maka akan mengalami kesusahan,” tegasnya.

   Kedua, perlunya menekankan kepada guru. Musabab, ada sebagian guru yang belum mengerti dengan Merdeka Belajar. “Merdeka Belajar yang dimaksudkan semua pihak harus berperan, semua berekspor dan yang lebih berperan adalah siswa dan mahasiswanya bukan gurunya,” bebernya.

Baca Juga :  Sering Kecurian, Anak-anak SDN Inpres Belajar di Lantai

  Selain itu kata Kristian, Merdeka Belajar juga harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur.  Bagaimana mungkin kita mau suruh peserta didik main internet sementara di daerah itu tidak ada jaringan internet.

   Sementara untuk kemajuan pendidikan sendiri, Sohilait mengaku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua lebih baik dari daerag lain. “Dengan sembilan kabupaten/kota di Papua, kita punya angka statistik pendidikan jauh lebih baik dari daerah lain. Karena itu  yang perlu kita pertahankan,” pungkasnya. (fia/tri)

JAYAPURA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim sebut 24 episode Merdeka Belajar yang sudah diluncurkan membawa kita semakin dekat dengan cita-cita luhur Ki Hadjar Dewantara, yaitu pendidikan yang menuntun bakat, minat, dan potensi peserta didik agar mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya sebagai seorang manusia dan sebagai anggota masyarakat.

Terkait dengan hal itu, Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah, Christian Sohilait menyebutkan ada empat program besar dari Merdeka Belajar. Pertama, Pemerintah memberikan kebebasan luas kepada tenaga kependidikan guru untuk memberikan ruang kepada siswa. Karena itu, presentase anak anak lebih besar ketimbang guru.

“Yang  kedua, merdeka belajar besarnya ada di penekanan saat ujian. Jika dulu penilaiannya hanya di kertas ujian. Namun hari ini, dinilai  dari proses selama peserta didik mengikuti proses belajar mengajar,” terang Sohilait kepada wartawan, usai upacara peringatan Hardiknas, Selasa (2/5).

Baca Juga :  Tak Dilengkapi Dokumen, 100 Kg Produk Daging Babi Dimusnahkan

   Ketiga lanjut Sohilait, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdiri empat masalah yakni, apa yang akan diberikan ke peserta didik, teknis pemberiannya seperti apa, batasannya sampai dimana dan tugas.

  “Keempat, anak anak diberikan ruang untuk menggunakan seluruh media yang ada di lingkungan kita untuk Merdeka Belajar,” jelasnya.

   Kata Sohilait, hari ini di Papua, dua dukungan saja yang diperlukan. Pertama, jika mau Merdeka Belajar maka harus memberikan dukungan kepada guru guru supaya mereka menyediakan segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran. “Jika tidak, maka akan mengalami kesusahan,” tegasnya.

   Kedua, perlunya menekankan kepada guru. Musabab, ada sebagian guru yang belum mengerti dengan Merdeka Belajar. “Merdeka Belajar yang dimaksudkan semua pihak harus berperan, semua berekspor dan yang lebih berperan adalah siswa dan mahasiswanya bukan gurunya,” bebernya.

Baca Juga :  Gerakan Literasi Zakat dan Wakaf Provinsi Papua

  Selain itu kata Kristian, Merdeka Belajar juga harus dibarengi dengan kesiapan infrastruktur.  Bagaimana mungkin kita mau suruh peserta didik main internet sementara di daerah itu tidak ada jaringan internet.

   Sementara untuk kemajuan pendidikan sendiri, Sohilait mengaku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Papua lebih baik dari daerag lain. “Dengan sembilan kabupaten/kota di Papua, kita punya angka statistik pendidikan jauh lebih baik dari daerah lain. Karena itu  yang perlu kita pertahankan,” pungkasnya. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya