Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Tidak Hanya Jadi Tempat Latihan, Grascia Bakal Jadi Tempat Wisata

Garscia, Bukit yang Diberkati Diakui Keindahannya Oleh Atlet Paralayang Dunia

Venue Paralayang PON XX yang berada di Kampung Buton dibuat cukup mendadak, awalnya venue tersebut di klaster Kabupaten Jayapura, namun akhirnya dipindah ke klaster Kota Jayapura. Ternyata penyelenggara cabor paralayang sukses. Bahkan, venue tersebut disebut Bukit Grascia. Apa kelebihan bukit venue tersebut? 

Laporan – Elfira

Berada di ketinggian 378 meter dari jalan raya, lokasi paralayang di Bukit Grascia yang berlokasi di Kampung Buton, Distrik Jayapura Selatan diakui para atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) sebagai tempat terkeran yang pernah dikunjunginya.

 Keindahan lokasi paralayang juga diakui atlet kelas dunia yang berasal dari Jawa Timur yang baru saja mengikuti PON XX ini. Berada di tengah kota, dan bisa melihat pemandangan Kota secara keseluruhan dari parasut di udara. Tak salah, jika lokasi ini dikatakan venue dengan pemandangan yang bagus untuk PON 2020.

 Jarak yang ditempuh dari kota menuju ke Bukit Grascia dengan waktu 15 menit, jalur masuk dari Pos Pol Kampung Buton sekitar 2 km dan melewati perkampungan masyarakat. Jalannya belum begitu bagus, masih bebatuan dan sebagian belum teraspal.

Baca Juga :  Idul Adha Bisa Menumbuhkan Kepedelian Sesama

 Selain menjadi tempat latihan paralayang, Bukit Grascia digadang gadangkan bakal mejadi lokasi wisata di Kota Jayapura. Bahkan, sudah ada rencana akan dilaksanakan pertandingan tingkat dunia paralayang tahun 2022 di tempat tersebut.

 “Rencana kita akan menggandeng atlet dunia untuk dilaksanakan pertandingan di Bukit Grascia tahun 2022 mendatang,” kata Ketua Harian Papua Paralayang yang juga dipercaya sebagai pembinaan Paralayang di Kota Jayapura, AKBP Tony Ananda, Sabtu (30/10).

 Sabtu (30/10), Cenderawasih Pos berkesempatan mengunjungi lokasi tersebut dengan menggunakan mobil pickup bersama orang orang yang akan latihan Paralayang. Lokasinya terlihat keren, dari atas ketinggian 378 meter dari jalan raya itu. Kita bisa melihat Kota Jayapura secara keseluruhan termasuk jembatan Youtefa dan Abepura.

 AKBP Tony Ananda menamai tempat ini dengan sebutan Bukit Grascia yang artinya bukit yang diberkati. Dari bukit inilah, akan lahir atlet atlet paralayang dari Papua yang mendunia.

Baca Juga :  Evaluasi Perda, DPRD Kota Temui Sekda Papua 

 Kedepan, Tony akan megkader anak anak dari Papua untuk latihan paralayan di Bukit Grascia. Setelah itu, akan dimagangkan agar menambah wawasan  ilmunya. Sehingga kedepannya atlet Paralayang murni dari Papua.

 “Tempat ini unik, bukitnya fenturi dan anginya tidak mangkok. Untuk landing mencapai ketepatan yang sulit ada tantangan tersendiri, itulah yang menjadikan mereka senang,” ucapnya.

 Sementara itu Rosita salah seorang warga mengaku mulai jatuh cinta sama olahraga yang satu ini. Dari awalnya coba coba malah kini ingin menekuninya. Ibu dua anak ini tertarik dengan Paralayang manakala dirinya sering melihat orang lain latihan, ia melihat itu setiap kali melintas di jalan alternatif.

 “Dari rasa tertarik itu saya memberanikan diri untuk mencobanya. Tapi saya ditandem saat itu,” ucapnya. Takut, sudah pasti Rosita mengaku takut akan ketinggian. Namun rasa takut itu kalah dengan rasa penasarannya.

 “Saya takut ketinggian cuman terkalahdengan kaingin tahuan saya, saya ingin memandang Kota Jayapura dari sudut yang berbeda,” ucapnya.(*/wen)

Garscia, Bukit yang Diberkati Diakui Keindahannya Oleh Atlet Paralayang Dunia

Venue Paralayang PON XX yang berada di Kampung Buton dibuat cukup mendadak, awalnya venue tersebut di klaster Kabupaten Jayapura, namun akhirnya dipindah ke klaster Kota Jayapura. Ternyata penyelenggara cabor paralayang sukses. Bahkan, venue tersebut disebut Bukit Grascia. Apa kelebihan bukit venue tersebut? 

Laporan – Elfira

Berada di ketinggian 378 meter dari jalan raya, lokasi paralayang di Bukit Grascia yang berlokasi di Kampung Buton, Distrik Jayapura Selatan diakui para atlet Pekan Olahraga Nasional (PON) sebagai tempat terkeran yang pernah dikunjunginya.

 Keindahan lokasi paralayang juga diakui atlet kelas dunia yang berasal dari Jawa Timur yang baru saja mengikuti PON XX ini. Berada di tengah kota, dan bisa melihat pemandangan Kota secara keseluruhan dari parasut di udara. Tak salah, jika lokasi ini dikatakan venue dengan pemandangan yang bagus untuk PON 2020.

 Jarak yang ditempuh dari kota menuju ke Bukit Grascia dengan waktu 15 menit, jalur masuk dari Pos Pol Kampung Buton sekitar 2 km dan melewati perkampungan masyarakat. Jalannya belum begitu bagus, masih bebatuan dan sebagian belum teraspal.

Baca Juga :  30 Group Band Reggae Se Papua Tampil di PRF Ke-7

 Selain menjadi tempat latihan paralayang, Bukit Grascia digadang gadangkan bakal mejadi lokasi wisata di Kota Jayapura. Bahkan, sudah ada rencana akan dilaksanakan pertandingan tingkat dunia paralayang tahun 2022 di tempat tersebut.

 “Rencana kita akan menggandeng atlet dunia untuk dilaksanakan pertandingan di Bukit Grascia tahun 2022 mendatang,” kata Ketua Harian Papua Paralayang yang juga dipercaya sebagai pembinaan Paralayang di Kota Jayapura, AKBP Tony Ananda, Sabtu (30/10).

 Sabtu (30/10), Cenderawasih Pos berkesempatan mengunjungi lokasi tersebut dengan menggunakan mobil pickup bersama orang orang yang akan latihan Paralayang. Lokasinya terlihat keren, dari atas ketinggian 378 meter dari jalan raya itu. Kita bisa melihat Kota Jayapura secara keseluruhan termasuk jembatan Youtefa dan Abepura.

 AKBP Tony Ananda menamai tempat ini dengan sebutan Bukit Grascia yang artinya bukit yang diberkati. Dari bukit inilah, akan lahir atlet atlet paralayang dari Papua yang mendunia.

Baca Juga :  Bawaslu Awasi Proses Penyortiran dan Pelipatan Surat Suara

 Kedepan, Tony akan megkader anak anak dari Papua untuk latihan paralayan di Bukit Grascia. Setelah itu, akan dimagangkan agar menambah wawasan  ilmunya. Sehingga kedepannya atlet Paralayang murni dari Papua.

 “Tempat ini unik, bukitnya fenturi dan anginya tidak mangkok. Untuk landing mencapai ketepatan yang sulit ada tantangan tersendiri, itulah yang menjadikan mereka senang,” ucapnya.

 Sementara itu Rosita salah seorang warga mengaku mulai jatuh cinta sama olahraga yang satu ini. Dari awalnya coba coba malah kini ingin menekuninya. Ibu dua anak ini tertarik dengan Paralayang manakala dirinya sering melihat orang lain latihan, ia melihat itu setiap kali melintas di jalan alternatif.

 “Dari rasa tertarik itu saya memberanikan diri untuk mencobanya. Tapi saya ditandem saat itu,” ucapnya. Takut, sudah pasti Rosita mengaku takut akan ketinggian. Namun rasa takut itu kalah dengan rasa penasarannya.

 “Saya takut ketinggian cuman terkalahdengan kaingin tahuan saya, saya ingin memandang Kota Jayapura dari sudut yang berbeda,” ucapnya.(*/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya