Monday, October 28, 2024
24.7 C
Jayapura

Populasi Babi di Mimika Tersisa 3000 Ekor

  “Saat ini memang tidak ada daerah di Papua ini yang secara nyata dinyatakan bebas karena daerah-daerah (kabupaten tetangga-red) sebetulnya sudah (dikategorikan-red) daerah terancam ya, kan posisinya yang kemarin di Timika terjadi wabah dan otomatis kabupaten sekitarnya itu dikatakan sebagai daerah terancam dan tertular,” jelasnya.

“Jadi kita kan perlu waspada sebagai daerah yang pernah kena, kita mau kebijakan untuk memasukkan daging dari luar itu kita perlu pertimbangan teknis karena harus dilihat analisa resikonya, apakah nanti memasukkan daging ke Mimika nantinya (harus-red) aman karena sampai saat ini vaksin ASF belum ada,” tambahnya.

Sabelina mengatakan, dengan belum adanya vaksin untuk ASF maka kemungkinan terjangkit kembali sangat besar. Apalagi, jika tidak ada proteksi terhadap wilayah serta populasi Babi yang masih tersisa.

Baca Juga :  Polres Mimika Ungkap Praktek Perjudian di Timika

Disnakkeswan Kabupaten Mimika sendiri masih terus menyampaikan imbauan kepada peternak serta memberikan desinvektan untuk dilakukan desinfeksi kandang serta vitamin dan obat cacing secara gratis.

Peternak di Mimika pun kini sudah mulai kembali melakukan pengisian ulang terhadap kandang-kandang yang kosong pasca kepergian ternak Babi akibat ASF.

Sementara itu, dengan stok populasi Babi yang masih tersisa hampir 3000 ekor saat ini diakui Sabelina tentu tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di bulan Desember untuk perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru nanti.

“Kita prediksi di 2025 itu ada 4000 ekor karena sekarang posisi induk Babi yang bunting pada saat ini ada 300 ekor, jadi kita perkirakan di pertengahan 2025 ada 4000 ekor anak Babi yang lahir,” ungkap Sabelina. (mww/wen)

Baca Juga :  Aksi Demo OAP Terkait Hasil Pileg, Bupati Romanus Nilai Wajar 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

  “Saat ini memang tidak ada daerah di Papua ini yang secara nyata dinyatakan bebas karena daerah-daerah (kabupaten tetangga-red) sebetulnya sudah (dikategorikan-red) daerah terancam ya, kan posisinya yang kemarin di Timika terjadi wabah dan otomatis kabupaten sekitarnya itu dikatakan sebagai daerah terancam dan tertular,” jelasnya.

“Jadi kita kan perlu waspada sebagai daerah yang pernah kena, kita mau kebijakan untuk memasukkan daging dari luar itu kita perlu pertimbangan teknis karena harus dilihat analisa resikonya, apakah nanti memasukkan daging ke Mimika nantinya (harus-red) aman karena sampai saat ini vaksin ASF belum ada,” tambahnya.

Sabelina mengatakan, dengan belum adanya vaksin untuk ASF maka kemungkinan terjangkit kembali sangat besar. Apalagi, jika tidak ada proteksi terhadap wilayah serta populasi Babi yang masih tersisa.

Baca Juga :  Ternyata Baru Pulang Antar Pacar ke Tempat Kerja 

Disnakkeswan Kabupaten Mimika sendiri masih terus menyampaikan imbauan kepada peternak serta memberikan desinvektan untuk dilakukan desinfeksi kandang serta vitamin dan obat cacing secara gratis.

Peternak di Mimika pun kini sudah mulai kembali melakukan pengisian ulang terhadap kandang-kandang yang kosong pasca kepergian ternak Babi akibat ASF.

Sementara itu, dengan stok populasi Babi yang masih tersisa hampir 3000 ekor saat ini diakui Sabelina tentu tidak mencukupi kebutuhan masyarakat di bulan Desember untuk perayaan hari raya Natal dan Tahun Baru nanti.

“Kita prediksi di 2025 itu ada 4000 ekor karena sekarang posisi induk Babi yang bunting pada saat ini ada 300 ekor, jadi kita perkirakan di pertengahan 2025 ada 4000 ekor anak Babi yang lahir,” ungkap Sabelina. (mww/wen)

Baca Juga :  Peternak Tak Boleh Buang Bangkai Sembarangan 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya