TIMIKA – Tren penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak Januari hingga Juli 2023 mengalami fluktuasi setiap bulannya. Namun jika ditotalkan, DBD di Mimika sepanjang Tahun 2023 ini sudah mencapai 503 kasus.
Tercatat kasus terbanyak terjadi pada Maret lalu, dimana setiap minggu tidak kurang dari 20 kasus setiap minggunya bahkan pernah menyentuh angka tertinggi sebanyak 34 kasus dalam seminggu.
Kasus menurun pada April hingga Mei dan kembali menanjak pada pertengahan Mei hingga Juni. Sementara di Bulan Juli cenderung turun tapi hampir tiap minggu ada temuan kasus rata-rata 3 kasus per hari.
Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra mengakui kasus DBD di Timika yang mencapai 70 per 1000 penduduk hampir dua kali lebih tinggi dari nasional yang hanya 49 per 1000 penduduk. Puskesmas Wania tercatat melaporkan kasus terbanyak sebanyak 181 kasus kemudian Puskesmas Pasar Sentral sebanyak 156 kasus.
Menyikapi wabah DBD dan penyakit menular lainnya, Kepala Dinas Kesehatan Mimika, Reynold Ubra meminta sekolah tetap memberlakukan protokol kesehatan dengan mewajibkan siswa menggunakan masker dan menyiapkan fasilitas cuci tangan.
Fogging atau pengasapan sebenarnya bisa menjadi solusi. Tapi menurut Reynold, dengan curah hujan tinggi fogging tidak efektif karena kandungan obatnya bisa terurai. Sehingga cara paling efektif untuk mencegah adalah dengan menjaga lingkungan tetap bersih. Menimbun kaleng atau botol plastic bekas, menguras tempat penampungan air yang menjadi perkembangbiakan jentik nyamuk.
“Yang terpenting di Timika, pot bunga itu tempat perindukan nyamuk malaria. Tapi juga profil tank, itu sebaiknya, karena kita gunakan air sumur bor, jadi pasti ada penampungan. Itu diperhatikan secara rutin, kami melakukan investigasi di tempat-tempat penampungan air itu terlihat cukup dan sangat banyak jentik nyamuk yang ada dalam tempat penampungan air seperti profil tank, ember, jerigen, kaleng bekas sebaiknya dikubur,” kata Reynold.(ryu)