Friday, September 20, 2024
28.7 C
Jayapura

Cerita Singkat Ekspedisi Colijn-Dozy dan Cikal Bakal Penemuan Tambang Grasberg

Dalam proses penambangan, eksplorasi itu masih terus dilakukan. Akhirnya, dari hasil eksplorasi menemukan tambang Grasberg yang memiliki potensi yang sangat besar.

Setelah eksplorasi tersebut, Grasberg yang ditemukan pada akhir tahun 1980-an itu kemudian dilanjutkan penambangan di tambang Grasberg yang dimulai pada tahun 1990.

Akhirnya, keberhasilan penaklukan gunung tersebut merupakan awal babak sejarah baru pertambangan tembaga hingga emas PT Freeport Indonesia yang dirintis sejak tahun 1967.

Selama 30 tahun lamanya beroperasi, tambang terbuka Grasberg atau yang juga disebut sebagai Grasberg Mine itu akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2020 silam.

Kini, seluruh aktivitas di tambang Grasberg masuk dalam tahap penutupan (closure) tambang. Proses penutupan tambang Grasberg upaya mengembalikan tambang Grasberg sedekat mungkin ke kondisi awalnya melalui proses reklamasi.

Baca Juga :  Kasus Penganiayaan Polisi Periksa 24 Saksi 

“Sedekat mungkin artinya sebenarnya usaha ya, belum tentu kembali seratus persen ke kondisi semula tapi sedekat mungkin dengan cara memantau kualitas air harus kita pastikan karena ada kualitas kimia, kemudian fisiknya kita perhatikan terkait sedimentasi, kandungan logam itu kita harus pastikan tidak akan mengganggu area sekitar,” katanya.

“Ada beberapa treatment program dengan misalkan penempatan batu kapur kemudian kita punya area juga yang harus kita stabilkan. Ada proyek besar kita di WWSS namanya itu stabilisasi tambang yang kita lakukan karena berpotensi longsor. Tapi itu sudah boleh dibilang proyeknya memang masih jalan tapi sudah bisa kita mitigasi isu geoteknikalnya, jadi sekarang kita masuk ke dalam tahap finishing,” pungkasnya.

Baca Juga :  PASTI-Papua Menuju Percepatan Penurunan Stunting

Sementara itu, adapun proses reklamasi yang dibelaskan kini telah berjalan sekitar 50 persen lebih. Reklamasi berlangsung dengan melakukan penanaman rumput jenis Descmapsia Klossii (rumput Grasberg), Rhododendron Versteegii, Papuacalia Cartenszensis dan beberapa spesies tumbuhan subur di area reklamasi Grasberg lainnya. (mww/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Dalam proses penambangan, eksplorasi itu masih terus dilakukan. Akhirnya, dari hasil eksplorasi menemukan tambang Grasberg yang memiliki potensi yang sangat besar.

Setelah eksplorasi tersebut, Grasberg yang ditemukan pada akhir tahun 1980-an itu kemudian dilanjutkan penambangan di tambang Grasberg yang dimulai pada tahun 1990.

Akhirnya, keberhasilan penaklukan gunung tersebut merupakan awal babak sejarah baru pertambangan tembaga hingga emas PT Freeport Indonesia yang dirintis sejak tahun 1967.

Selama 30 tahun lamanya beroperasi, tambang terbuka Grasberg atau yang juga disebut sebagai Grasberg Mine itu akhirnya berhenti beroperasi pada tahun 2020 silam.

Kini, seluruh aktivitas di tambang Grasberg masuk dalam tahap penutupan (closure) tambang. Proses penutupan tambang Grasberg upaya mengembalikan tambang Grasberg sedekat mungkin ke kondisi awalnya melalui proses reklamasi.

Baca Juga :  Parade Kendaraan Ramah Lingkungan Warnai World Enviromental Day Expo 2024

“Sedekat mungkin artinya sebenarnya usaha ya, belum tentu kembali seratus persen ke kondisi semula tapi sedekat mungkin dengan cara memantau kualitas air harus kita pastikan karena ada kualitas kimia, kemudian fisiknya kita perhatikan terkait sedimentasi, kandungan logam itu kita harus pastikan tidak akan mengganggu area sekitar,” katanya.

“Ada beberapa treatment program dengan misalkan penempatan batu kapur kemudian kita punya area juga yang harus kita stabilkan. Ada proyek besar kita di WWSS namanya itu stabilisasi tambang yang kita lakukan karena berpotensi longsor. Tapi itu sudah boleh dibilang proyeknya memang masih jalan tapi sudah bisa kita mitigasi isu geoteknikalnya, jadi sekarang kita masuk ke dalam tahap finishing,” pungkasnya.

Baca Juga :  Para Staf Kelurahan dan Kampung Ikut Pelatihan Tata Cara Surat Menyurat

Sementara itu, adapun proses reklamasi yang dibelaskan kini telah berjalan sekitar 50 persen lebih. Reklamasi berlangsung dengan melakukan penanaman rumput jenis Descmapsia Klossii (rumput Grasberg), Rhododendron Versteegii, Papuacalia Cartenszensis dan beberapa spesies tumbuhan subur di area reklamasi Grasberg lainnya. (mww/wen)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya