TIMIKA – Merayakan Idul Adha 1443 H yang ditetapkan pemerintah pada Minggu (10/7) , umat Islam di Mimika menjalankan Salat Idul Adha secara berjamaah baik di Lapangan Graha Eme Neme Yauware dan 80 masjid yang tersebar di sejumlah wilayah di Mimika, termasuk Kokonao, Distrik Mimika Barat.
Salat Idul Adha berjamaah yang difasilitasi Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Kabupaten Mimika di Lapangan Graha Eme Neme Yauware itu dipimpin oleh Ust M Erfin Beddu sebagai Imam sekaligus khatib.
Dengan mengumandakan kalimat takbir, ribuan umat Islam menjalankan salat dengan khidmat dan khusyuk. Apalagi dibantu pengamanan dari kepolisian, Banser serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKBU) di Mimika. Salat Idul Adha terdiri dari dua rangkaian yaitu salat dua rakaat dan khotbah.
Ust M Erfin Beddu dalam khotbahnya mengatakan, ini merupakan hari bahagia bagi umat Islam karena bisa merayakan Idul Adha. Perayaan untuk memperingati peristiwa penting yang dialami oleh Nabi Ibrahim yang mengorbankan putranya, Nabi Ismail.
Hari raya Idul Adha yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah ini juga sering disebut hari raya haji atau di Indonesiam Lebaran Haji. Dimana kata Ust Erfin, umat Islam yang menunaikan haji melaksanakan wukuf di Arafah. Saat berhaji, semuanya memakai pakaian serba putih atau pakaian ihram yang melambangkan kesetaraan tanpa perbedaan suku, ras dan latar belakang. Ust Erfin berharap, umat yang belum bisa menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bisa terkabulkan.
Dari perayaan Idul Adha ini, Ust Erfin mengajak umat untuk bisa mengambil teladan dari Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan anaknya. Padahal ia sudah menantikan 86 tahun lamanya untuk bisa mendapatkan keturunan lewat Siti Hajar. “Dari ini kita mengambil hikmah, sebagai seorang suami harus berkurban seperti Nabi Ibrahim, dan seorang istri seperti Siti Hajar. Sebagai anak tidak boleh durhaka terhadap orang tua,” tegasnya. (Selvi)