Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Pembangunan Crusher 603 Rampung, Siap Dukung Produksi PTFI yang Lebih Aman

TEMBAGAPURA – PT Freeport Indonesia (PTFI) merampungkan proyek pembangunan Crusher 603 di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) lebih cepat dari target dan dengan tingkat keselamatan yang tinggi.

Crusher 603 merupakan mesin pemecah material tambang yang dirancang khusus untuk menangani lumpur basah (wet muck) yang seringkali menghambat proses penambangan di area tambang bawah tanah GBC yang saat ini aktif beroperasi.

Penyelesaian pembangunan mesin baru ini menandai tonggak penting upaya PTFI sebagai perusahaan tambang kelas dunia dalam meningkatkan produktivitas serta operasional yang lebih aman dan efisien di area GBC.

  Crusher megah dengan tinggi 70 meter, lebar 15 meter, dan panjang 40 meter ini berhasil diselesaikan dalam kurun waktu 14 bulan, lebih cepat tiga bulan dari target yang ditentukan.

Setelah beroperasi, Crusher 603 akan meningkatkan efisiensi dan produksi tambang GBC secara signifikan dengan kemampuan untuk menghancurkan sekitar 60.000 ton bijih per hari, serupa dengan model sebelumnya, yaitu Crusher 601 dan 602, namun disempurnakan dengan kemampuan untuk menangani lumpur basah.

Baca Juga :  Bupati Mimika Kembali Geser Beberapa Pejabat

Hasil produksi di tambang GBC saat ini sudah mencapai rata-rata 120.000 ton per hari, sehingga tambang bawah tanah tersebut saat ini memasuki tahap puncak seiring dengan mulai beroperasinya Crusher 603.

“Dengan beroperasinya Crusher 603, GBC dapat memiliki kapasitas rata-rata produksi sebesar 150.000 ton per hari, dan berpotensi mencapai kapasitas puncak sebesar 180.000 ton per hari,” kata Kepala Teknik Tambang PTFI Carl Tauran.

  Carl Tauran mengapresiasi dedikasi serta kerja keras seluruh tim PTFI yang terlibat, di mana sebagian besar merupakan putra dan putri Indonesia, sehingga Crusher 603 ini dapat selesai dibangun tiga bulan lebih cepat dari target awal. Keberhasilan penyelesaian proyek ini menunjukkan kemampuan dan keahlian tenaga kerja nasional di bidang pertambangan bawah tanah.

  Berbeda dengan pendahulunya, Crusher 603 memungkinkan pembuangan lumpur basah secara langsung ke dalam mesin tanpa harus menyimpan material yang dapat menyebabkan banjir lumpur.

Keberhasilan desain dan konstruksi Crusher 603 ini menunjukkan komitmen PTFI terhadap kemampuan beradaptasi dan inovasi untuk mengatasi hambatan dan memastikan operasi yang efisien.

Baca Juga :  Pasar Malam di Lapangan Eks Pasar Lama Timika Dipastikan Ilegal

“Pembangunan Crusher 603 melibatkan penggunaan lebih banyak material baja dibandingkan dengan dua crusher sebelumnya, yang menjadikan proyek ini lebih kompleks. Penyelesaian crusher ini merupakan langkah besar menuju pencapaian tujuan proyek dan mengkonsolidasikan posisi PTFI sebagai pemimpin dalam industri,” jelas Executive Vice President of Operations George Banini.

  Proyek ini sangat memperhatikan keselamatan dan telah diselesaikan tanpa cedera kecelakaan besar, dengan hanya satu insiden First Aid (FA) yang dilaporkan dalam 410.000 jam kerja yang dedikasikan untuk proyek ini. “Rekam jejak keselamatan yang luar biasa ini merupakan bukti perencanaan yang cermat dan kepatuhan ketat oleh tim PTFI terhadap protokol keselamatan selama proses konstruksi,” ungkap VP Central Services PTFI Akhmad Ulya Hidayat.

Selain Crusher 603, keseriusan tim PTFI dalam memberikan kontribusi yang signifikan dalam industri pertambangan juga tercermin dalam proyek pembuatan pabrik pengolahan bijih semi-autogenous atau SAG 3 yang dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini.(ist)

TEMBAGAPURA – PT Freeport Indonesia (PTFI) merampungkan proyek pembangunan Crusher 603 di area tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) lebih cepat dari target dan dengan tingkat keselamatan yang tinggi.

Crusher 603 merupakan mesin pemecah material tambang yang dirancang khusus untuk menangani lumpur basah (wet muck) yang seringkali menghambat proses penambangan di area tambang bawah tanah GBC yang saat ini aktif beroperasi.

Penyelesaian pembangunan mesin baru ini menandai tonggak penting upaya PTFI sebagai perusahaan tambang kelas dunia dalam meningkatkan produktivitas serta operasional yang lebih aman dan efisien di area GBC.

  Crusher megah dengan tinggi 70 meter, lebar 15 meter, dan panjang 40 meter ini berhasil diselesaikan dalam kurun waktu 14 bulan, lebih cepat tiga bulan dari target yang ditentukan.

Setelah beroperasi, Crusher 603 akan meningkatkan efisiensi dan produksi tambang GBC secara signifikan dengan kemampuan untuk menghancurkan sekitar 60.000 ton bijih per hari, serupa dengan model sebelumnya, yaitu Crusher 601 dan 602, namun disempurnakan dengan kemampuan untuk menangani lumpur basah.

Baca Juga :  Melalui Beasiswa Pemprov Papua, SAGU Foundation Bina Anak Papua

Hasil produksi di tambang GBC saat ini sudah mencapai rata-rata 120.000 ton per hari, sehingga tambang bawah tanah tersebut saat ini memasuki tahap puncak seiring dengan mulai beroperasinya Crusher 603.

“Dengan beroperasinya Crusher 603, GBC dapat memiliki kapasitas rata-rata produksi sebesar 150.000 ton per hari, dan berpotensi mencapai kapasitas puncak sebesar 180.000 ton per hari,” kata Kepala Teknik Tambang PTFI Carl Tauran.

  Carl Tauran mengapresiasi dedikasi serta kerja keras seluruh tim PTFI yang terlibat, di mana sebagian besar merupakan putra dan putri Indonesia, sehingga Crusher 603 ini dapat selesai dibangun tiga bulan lebih cepat dari target awal. Keberhasilan penyelesaian proyek ini menunjukkan kemampuan dan keahlian tenaga kerja nasional di bidang pertambangan bawah tanah.

  Berbeda dengan pendahulunya, Crusher 603 memungkinkan pembuangan lumpur basah secara langsung ke dalam mesin tanpa harus menyimpan material yang dapat menyebabkan banjir lumpur.

Keberhasilan desain dan konstruksi Crusher 603 ini menunjukkan komitmen PTFI terhadap kemampuan beradaptasi dan inovasi untuk mengatasi hambatan dan memastikan operasi yang efisien.

Baca Juga :  Mira Wenda: Stunting Harus Ditangani Dengan Serius

“Pembangunan Crusher 603 melibatkan penggunaan lebih banyak material baja dibandingkan dengan dua crusher sebelumnya, yang menjadikan proyek ini lebih kompleks. Penyelesaian crusher ini merupakan langkah besar menuju pencapaian tujuan proyek dan mengkonsolidasikan posisi PTFI sebagai pemimpin dalam industri,” jelas Executive Vice President of Operations George Banini.

  Proyek ini sangat memperhatikan keselamatan dan telah diselesaikan tanpa cedera kecelakaan besar, dengan hanya satu insiden First Aid (FA) yang dilaporkan dalam 410.000 jam kerja yang dedikasikan untuk proyek ini. “Rekam jejak keselamatan yang luar biasa ini merupakan bukti perencanaan yang cermat dan kepatuhan ketat oleh tim PTFI terhadap protokol keselamatan selama proses konstruksi,” ungkap VP Central Services PTFI Akhmad Ulya Hidayat.

Selain Crusher 603, keseriusan tim PTFI dalam memberikan kontribusi yang signifikan dalam industri pertambangan juga tercermin dalam proyek pembuatan pabrik pengolahan bijih semi-autogenous atau SAG 3 yang dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini.(ist)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya