Namun kini, masyarakat tak perlu khawatir akan hal tersebut karena obat biru sudah kembali tersedia di berbagai fasilitas kesehatan yang ada. Di Mimika, dalam satu tahun setidaknya dibutuhkan kurang lebih 2 juta tablet obat DHP Frimal untuk pasien yang terpapar malaria.
Namun, kata Reynold Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika biasanya hanya mendapatkan 1,2 juta sampai 1,5 juta tablet dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sementara itu, Reynold menyebutkan bahwa tingginya kasus malaria di Kabupaten Mimika sebenarnya dipicu oleh kekambuhan. Hal ini terjadi akibat kurangnya kepatuhan masyarakat atau pasien terpapar malaria dalam mengkonsumsi obat secara teratur.
Selain itu, juga disebabkan oleh lingkungan yang tida bersih. Karenanya, masyarakat perlu menggunakan dua pendekatan untuk melawan malaria, yakni minum obat teratur sesuai dosis dan mengendalikan tempat perundikan nyamuk. (mww/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos