MIMIKA – Stok babi di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah kini tersisa lebih dari 400 ekor pasca dilanda virus demam babi Afrika alias African Swine Fever (ASF) beberapa waktu lalu.
Akibat penyakit ASF, lebih dari setengah populasi babi di Kabupaten Mimika telah mati dan menjelang Natal ini, masyarakat yang merayakan kemungkinan akan memanfaatkan ternak babi yang masih tersisa.
Seorang Peternak Babi, Steven Rantu mengatakan, pasca ASF jumlah babi miliknya yang selamat dan masih tersisa hingga kini hanya berjumlah 2 ekor babi.
Steven mengaku, akibat sedikitnya stok babi tersebut harga babi melambung dan bisa mencapai belasan juta rupiah per satu ekor babi jika dijual.
“Saya antara mau jual atau tidak karena sisa dua ekor. Tapi kalau ada yang mau beli harganya cukup mahal, itu bisa sampai belasan juta rupiah,” ungkap Steven, melalui sambungan telepon.
Steven menyebut, saat ini dua ekor babi yang dia punya dalam kondisi sehat dan tidak ada gangguan penyakit apapun meski sebelumnya ternak babi lain miliknya mati akibat ASF. Untuk diketahui, saat ini pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan telah melarang peternak untuk mendatangkan Babi dari luar Mimika.
Peternak babi lainnya, Evan mengatakan, saat ini ia memiliki sekitar 5 ekor babi yang masih tersisa di kandang. Evan memastikan bahwa ternak babi miliknya yang masih tersisa dalam kondisi sehat dan siap untuk dijual. Ia pun rutin merawat ternaknya agar dapat tetap sehat hingga terjual.
“Semoga nanti ada yang mau beli ya, apalagi pas selesai pandemi nih harga babi semua mahal. Baru tinggal sedikit toh, kita mau sesuaikan tapi keadaan seperti begini ya mau gimana lagi,” ungkap Evan. “Semoga nanti bisa terjual lah,” pungkasnya. (mww/wen)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos