Friday, November 22, 2024
31.7 C
Jayapura

Menapaki Peran LMA-Tsingwarop Melawan Tantangan Zaman Demi Nilai-nilai Adat

MIMIKA – Lembaga Masyarakat Adat Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop (LMA-Tsingwarop) kini dihadapkan dengan berbagai macam ancaman, terutama dalam mempertahankan hak-hak masyarakat adat serta sumber daya alamnya di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika.

  Terlebih khusus nilai-nilai adat, ancaman demi ancaman zaman kian datang secara berkala, mengakibatkan nilai-nilai adat perlahan terengus.

Masalah ini menggerakkan kaum intelektual serta para tokoh yang tergabung dalam LMA-Tsingwarop menjadikannya sebagai atensi.

Ketua LMA-Tsingwarop, Litinus Niwilingame mengatakan, LMA-Tsingwarop menyiapkan strategi baik secara internal maupun secara eksternal guna menyikapi banyak hal yang terjadi di wilayah Tsingwarop.

“Karena tentunya semakin daerah itu berkembang maka semakin berkembang pula kepentingan perusahaan, perkembangan zaman, tentunya ada hal-hal positif tapi hal-hal negatif juga semakin besar,” jelasnya kepada wartawan saat ditemui usai kegiatan sosialisasi LMA-Tsingwarop di Hotel Horison Diana Timika.

Baca Juga :  FKUB Gelar Doa Lintas Agama Dalam Rangka Pilkada 2024

  Kata Litinus, di dalam kelembagaan LMA-Tsingwarop mengolaborasikan antara kaum intelektual, tokoh pemuda hingga tokoh-tokoh adat untuk melahirkan ide-ide cemerlang dalam mempertahankan serta menyelamatkan tatanan hidup masyarakat Tsingwarop dari berbagi kepentingan duniawi.

  “Kami punya tujuan besar adalah di tengah-tengah ancaman itu sebagai masyarakat adat yang memiliki nilai adat berdiri kokoh, eksis dan mempertahankan nilai adat kami,” katanya.

Kedepan, kata Litinus pihaknya akan membangun kerja sama dengan semua pihak, baik pemerintah, PT Freeport Indonesia hingga stakeholder-stakeholder lainnya.

Ia juga berharap, semua pihak dapat bekerja sama untuk mempertahankan kearifan lokal di wilayah Tsingwarop.  “Tidak hanya melihat orientasinya (uang-red) tapi nilai-nilai adat kami perlu untuk dipertahankan ditengah ancaman yang begitu hebat ini,” pungkasnya. (mww)

Baca Juga :  Kabag PBJ Bantah Adanya Isu Bupati Mimika Intervensi Proses Tender 

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

MIMIKA – Lembaga Masyarakat Adat Tsinga, Waa/Banti dan Aroanop (LMA-Tsingwarop) kini dihadapkan dengan berbagai macam ancaman, terutama dalam mempertahankan hak-hak masyarakat adat serta sumber daya alamnya di wilayah pegunungan Kabupaten Mimika.

  Terlebih khusus nilai-nilai adat, ancaman demi ancaman zaman kian datang secara berkala, mengakibatkan nilai-nilai adat perlahan terengus.

Masalah ini menggerakkan kaum intelektual serta para tokoh yang tergabung dalam LMA-Tsingwarop menjadikannya sebagai atensi.

Ketua LMA-Tsingwarop, Litinus Niwilingame mengatakan, LMA-Tsingwarop menyiapkan strategi baik secara internal maupun secara eksternal guna menyikapi banyak hal yang terjadi di wilayah Tsingwarop.

“Karena tentunya semakin daerah itu berkembang maka semakin berkembang pula kepentingan perusahaan, perkembangan zaman, tentunya ada hal-hal positif tapi hal-hal negatif juga semakin besar,” jelasnya kepada wartawan saat ditemui usai kegiatan sosialisasi LMA-Tsingwarop di Hotel Horison Diana Timika.

Baca Juga :  Bakal Dipangkas, PPD di Pemilu Dipastikan Lengser Pada Pilkada Nanti

  Kata Litinus, di dalam kelembagaan LMA-Tsingwarop mengolaborasikan antara kaum intelektual, tokoh pemuda hingga tokoh-tokoh adat untuk melahirkan ide-ide cemerlang dalam mempertahankan serta menyelamatkan tatanan hidup masyarakat Tsingwarop dari berbagi kepentingan duniawi.

  “Kami punya tujuan besar adalah di tengah-tengah ancaman itu sebagai masyarakat adat yang memiliki nilai adat berdiri kokoh, eksis dan mempertahankan nilai adat kami,” katanya.

Kedepan, kata Litinus pihaknya akan membangun kerja sama dengan semua pihak, baik pemerintah, PT Freeport Indonesia hingga stakeholder-stakeholder lainnya.

Ia juga berharap, semua pihak dapat bekerja sama untuk mempertahankan kearifan lokal di wilayah Tsingwarop.  “Tidak hanya melihat orientasinya (uang-red) tapi nilai-nilai adat kami perlu untuk dipertahankan ditengah ancaman yang begitu hebat ini,” pungkasnya. (mww)

Baca Juga :  330 ASN Pemkab Mimika Terima SK PNS Formasi 600 Tahun 2022

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya