Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

BNN Lakukan Rehabilitasi ke Anak Penguna Narkotika

SENTANI- Kepala Badan Narkotika Kabupaten Jayapura,  Arianto mengatakan, anak-anak yang diketahui terlibat dalam bisnis dan pemakai aktif narkotika jenis ganja di salah satu sekolah di Kabupaten Jayapura saat ini sedang menjalani rehabilitasi.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil rapat dengan pihak sekolah,  anak-anak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika jenis ganja itu dipastikan dikeluarkan dari lembaga pendidikan yang menjadi tempat anak-anak ini belajar.  Namun pihaknya telah memberikan masukan kepada pihak sekolah,  agar anak-anak yang terlibat penyalahgunaan ganja tidak perlu dikeluarkan karena anak-anak ini juga korban penyalahgunaan.

“Masa transisi dari anak-anak menuju remaja,  sehingga kurang tepat kalau dikeluarkan.  Dia perlu pembinaan,  dengan solusi kita rehab, supaya dia juga tetap sekolah. Jam-jam rehabnya kita sesuaikan supaya tidak mengganggu pada saat jam pelajaran,” kata Arianto, Jumat (28/10).

Baca Juga :  Pesawat Perintis Layani 9 Rute Baru

Dia mengatakan,  dari hasil kerja BNN Kabupaten Jayapura,  lebih dari 20 anak-anak yang terlibat dalam penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Jayapura.  Saat ini baru sekitar 8 orang anak dengan pendampingan orang tua yang melakukan rehabilitasi.  Karena proses rehab terhadap anak ini harus diketahui oleh orang tua kandung.

“Saya belum tahu jumlah sampai hari ini sudah berapa yang direhab, nanti saya tanyakan lagi. Kalau menurut saya anak-anak ini tidak boleh dikeluarkan dari sekolah, karena mereka masih punya masa depan. Mereka boleh kehilangan masa lalu tetapi tidak boleh kehilangan masa depan,”ujarnya.

Dia mengatakan,  tanggung jawab terhadap kondisi ini sebenarnya mulai dari orang tua, lingkungan masyarakat dan juga pemerintah.  Orang tua juga perlu melakukan pengawasan yang ketat terhadap pergaulan anak-anaknya. Dia berharap ada upaya nyata dari pemerintah melalui instansi terkait dengan kondisi ini.

Baca Juga :  Terapkan New Normal, Siapkan Protokol Kesehatan

  “Ini juga saya merasa kurang mengerti,  meskipun sudah diberitakan melalui media tetapi ini masih dilihat sebagai masalah yang biasa-biasa saja.  Saya ingin ada reaksi dari pemerintah bahwa kita harus bagaimana menyikapi masalah ini,” imbuhnya.(roy/ary)

SENTANI- Kepala Badan Narkotika Kabupaten Jayapura,  Arianto mengatakan, anak-anak yang diketahui terlibat dalam bisnis dan pemakai aktif narkotika jenis ganja di salah satu sekolah di Kabupaten Jayapura saat ini sedang menjalani rehabilitasi.

Dia mengatakan, berdasarkan hasil rapat dengan pihak sekolah,  anak-anak yang terlibat dalam penyalahgunaan narkotika jenis ganja itu dipastikan dikeluarkan dari lembaga pendidikan yang menjadi tempat anak-anak ini belajar.  Namun pihaknya telah memberikan masukan kepada pihak sekolah,  agar anak-anak yang terlibat penyalahgunaan ganja tidak perlu dikeluarkan karena anak-anak ini juga korban penyalahgunaan.

“Masa transisi dari anak-anak menuju remaja,  sehingga kurang tepat kalau dikeluarkan.  Dia perlu pembinaan,  dengan solusi kita rehab, supaya dia juga tetap sekolah. Jam-jam rehabnya kita sesuaikan supaya tidak mengganggu pada saat jam pelajaran,” kata Arianto, Jumat (28/10).

Baca Juga :  Developer dan Pemkab Jayapura Jangan Malas Tahu Soal Banjir

Dia mengatakan,  dari hasil kerja BNN Kabupaten Jayapura,  lebih dari 20 anak-anak yang terlibat dalam penyalahgunaan Narkotika di Kabupaten Jayapura.  Saat ini baru sekitar 8 orang anak dengan pendampingan orang tua yang melakukan rehabilitasi.  Karena proses rehab terhadap anak ini harus diketahui oleh orang tua kandung.

“Saya belum tahu jumlah sampai hari ini sudah berapa yang direhab, nanti saya tanyakan lagi. Kalau menurut saya anak-anak ini tidak boleh dikeluarkan dari sekolah, karena mereka masih punya masa depan. Mereka boleh kehilangan masa lalu tetapi tidak boleh kehilangan masa depan,”ujarnya.

Dia mengatakan,  tanggung jawab terhadap kondisi ini sebenarnya mulai dari orang tua, lingkungan masyarakat dan juga pemerintah.  Orang tua juga perlu melakukan pengawasan yang ketat terhadap pergaulan anak-anaknya. Dia berharap ada upaya nyata dari pemerintah melalui instansi terkait dengan kondisi ini.

Baca Juga :  Kadistrik dan Kepala Kampung Harus Gerak Cepat Atasi Stunting

  “Ini juga saya merasa kurang mengerti,  meskipun sudah diberitakan melalui media tetapi ini masih dilihat sebagai masalah yang biasa-biasa saja.  Saya ingin ada reaksi dari pemerintah bahwa kita harus bagaimana menyikapi masalah ini,” imbuhnya.(roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya