Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Masyarakat Adat Biak Tampilkan Ritual Apen Beyeren

SENTANI-Masyarakat Adat Kampung Adoki,  Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor menampilkan Atraksi Ritual Adat , Apen Beyeren  atau jalan di atas barah batu barapen. Atraksi tersebut ditampilkan  pada Festival Danau Sentani, Kamis, (27/10) di Khalkote, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.

Ritual Adat itu dibuka secara simbolis oleh Ketua Umum Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke enam (KMAN VI) Wilayah Adat Tanah Tabi Provinsi Papua, Mathius Awoitauw, SE, M.Si.

Ketua Umum KMAN VI yang juga Bupati Jayapura pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Adat Biak sambil menyalami satu persatu kepala-kepala Adat Biak.

Mathius juga diberi kesempatan menginjak kaki di atas bara api atau batu panas yang telah dipersiapkan dengan ritual. Sebelum menginjak di atas batu panas, kedua telapak kaki Mathius digosok dengan Obat-obatan leluhur Biak untuk bisa berjalan di atas bara batu.

Baca Juga :  Pembayaran THR  untuk ASN  Tunggu Perpres

Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kainkain Karkara Byak (KKB) atau Dewan Adat Suku Biak Numfor, Gerald Kafiar kepada wartawan  mengatakan,  Ritual Adat Apen Beyeren ini biasanya dilakukan berkaitan dengan pengukuhan,  seseorang atau keluarga yang dianggap baik, untuk bisa mampu mengatur rumah tangga dan mampu mengatur semua masyarakat. Juga mampu memberi makan semua orang, mampu melindungi, mengayomi masyarakat adat dan juga berani mengambil keputusan yang berpihak kepada masyarakat .

Dijelaskan, siapapun yang dianggap oleh masyarakat adat sebagai figur pemimpin, maka kepemimpinan itu wajib dikukuhkan dalam perapian atau Apen Bayeren ini. “Kata kuncinya adalah emas dan perak kami pertaruhkan di atas perapian,”ujarnya.

Mananwir atau Kepala Suku Biak itu juga menyampaikan bahwa masyarakat Adat Suku Biak mendukung penuh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) yang digelar di Kabupaten Jayapura sebagai tuan rumah di Provinsi Papua.

Baca Juga :  Dalami Kasus Temuan Bayi, Polisi Periksa 3 Saksi

“Dengan dukungan itulah kami masyarakat Adat Biak mempersembahkan apa yang menjadi kemampuan kami dan kami pertaruhan hidup kami di atas bara api, sebagai tanda kekuatan budaya yang merupakan bagian dalam hidup yang tak bisa dipisahkan,”ujarnya.

Disebutkan, Ritual Adat Apen Beyeren bukan ilmu gaib,  tetap ini adalah turunan sejak masyarakat Adat Biak diciptakan. ”Oleh sebab itu sebelum kami melaksanakan ritual adat ini terlebih dahulu kami berdoa kepada Tuhan Sang Pencipta,”ujarnya.

Dari pantauan media ini kemarin di lokasi FDS Khalkote, tampak ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan secara langsung prosesi Ritual Adat Apen Beyeren atau jalan di atas bara api/batu barapen yang berlangsung di Lokasi Festival Danau Sentani,  sekaligus mendapatkan simpatik yang sangat luar biasa dari masyarakat . Usai atraksi dilanjutkan dengan Yosim Pancar (Yospan) bersama. (roy/ary)

SENTANI-Masyarakat Adat Kampung Adoki,  Distrik Yendidori Kabupaten Biak Numfor menampilkan Atraksi Ritual Adat , Apen Beyeren  atau jalan di atas barah batu barapen. Atraksi tersebut ditampilkan  pada Festival Danau Sentani, Kamis, (27/10) di Khalkote, Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur Kabupaten Jayapura.

Ritual Adat itu dibuka secara simbolis oleh Ketua Umum Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke enam (KMAN VI) Wilayah Adat Tanah Tabi Provinsi Papua, Mathius Awoitauw, SE, M.Si.

Ketua Umum KMAN VI yang juga Bupati Jayapura pada kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada masyarakat Adat Biak sambil menyalami satu persatu kepala-kepala Adat Biak.

Mathius juga diberi kesempatan menginjak kaki di atas bara api atau batu panas yang telah dipersiapkan dengan ritual. Sebelum menginjak di atas batu panas, kedua telapak kaki Mathius digosok dengan Obat-obatan leluhur Biak untuk bisa berjalan di atas bara batu.

Baca Juga :  Ini Kondisi Kabupaten Jayapura Paska Sempat Mencekam

Pada kesempatan itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kainkain Karkara Byak (KKB) atau Dewan Adat Suku Biak Numfor, Gerald Kafiar kepada wartawan  mengatakan,  Ritual Adat Apen Beyeren ini biasanya dilakukan berkaitan dengan pengukuhan,  seseorang atau keluarga yang dianggap baik, untuk bisa mampu mengatur rumah tangga dan mampu mengatur semua masyarakat. Juga mampu memberi makan semua orang, mampu melindungi, mengayomi masyarakat adat dan juga berani mengambil keputusan yang berpihak kepada masyarakat .

Dijelaskan, siapapun yang dianggap oleh masyarakat adat sebagai figur pemimpin, maka kepemimpinan itu wajib dikukuhkan dalam perapian atau Apen Bayeren ini. “Kata kuncinya adalah emas dan perak kami pertaruhkan di atas perapian,”ujarnya.

Mananwir atau Kepala Suku Biak itu juga menyampaikan bahwa masyarakat Adat Suku Biak mendukung penuh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Keenam (KMAN VI) yang digelar di Kabupaten Jayapura sebagai tuan rumah di Provinsi Papua.

Baca Juga :  Perbaikan Jalan Kemiri-Depapre Harus Tuntas

“Dengan dukungan itulah kami masyarakat Adat Biak mempersembahkan apa yang menjadi kemampuan kami dan kami pertaruhan hidup kami di atas bara api, sebagai tanda kekuatan budaya yang merupakan bagian dalam hidup yang tak bisa dipisahkan,”ujarnya.

Disebutkan, Ritual Adat Apen Beyeren bukan ilmu gaib,  tetap ini adalah turunan sejak masyarakat Adat Biak diciptakan. ”Oleh sebab itu sebelum kami melaksanakan ritual adat ini terlebih dahulu kami berdoa kepada Tuhan Sang Pencipta,”ujarnya.

Dari pantauan media ini kemarin di lokasi FDS Khalkote, tampak ribuan masyarakat hadir dan menyaksikan secara langsung prosesi Ritual Adat Apen Beyeren atau jalan di atas bara api/batu barapen yang berlangsung di Lokasi Festival Danau Sentani,  sekaligus mendapatkan simpatik yang sangat luar biasa dari masyarakat . Usai atraksi dilanjutkan dengan Yosim Pancar (Yospan) bersama. (roy/ary)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya