Monday, May 20, 2024
24.7 C
Jayapura

90℅ Keanekaragaman Hayati Ada di Wilayah Adat

SENTANI- Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Rukka Sombolinggi mengatakan,  90% keanekaragaman hayati berada di wilayah adat.  Karena itu dia mengajak  seluruh masyarakat adat menjaga hak-hak masyarakat adat,  termasuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di masing-masing wilayah  adat.

“Dalam kongres ini kita akan membicarakan perjuangan, kita tidak boleh lengah. Dalam perjalanan ini, jauh ataupun dekat tergantung kita dalam mengawal hak-hak masyarakat adat,”kata Rukka Sombolinggi, dalam sambutannya saat pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-6 (KMAN VI) di Kabupaten Jayapura, Senin (24/10).

Pada kesempatan itu dia mengapresiasi masyarakat adat di berbagai wilayah  yang telah melewati ujian berat selama masa pandemi Covid-19.  Di mana masyarakat adat mampu bertahan dalam situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia.

Baca Juga :  TMMD Ke-120 Pusatkan Kegiatan di Kampung Naira, Distrik Airu

“Salah satu poin penting dari kehadiran masyarakat adat nusantara ini selama pandemi Covid-19 dan krisis iklim, ketahanan sebenarnya justru berada di tangan masyarakat adat,” ungkapnya.

Sebab masyarakat adat memiliki pengetahuan lokal dan ketahanan pangan tersendiri, dalam kearifan dan budaya lokal.

Dia juga  mengapresiasi, kebijakan Bupati Jayapura yang menyelenggarakan KMAN VI bersamaan dengan peringatan ke-IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2022.

Ia juga mengapresiasi pergerakan perempuan dan pemuda adat dalam mengahadapi situasi pandemi dengan begitu kokoh menjaga keutuhan wilayah adat dalam negeri.

  Ditambahkan , KMAN VI ini bukan hanya menghadirkan peserta dalam negeri saja, tapi juga dari luar negeri juga hadir di antaranya Sekjen Masyarakat Adat Malaysia, Kamboja, Nepal dan Filipina yang begitu antusias dan bersemangat mengikuti jalannya pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke VI.(roy/ary)

Baca Juga :  Kab.Jayapura jadi Pilot Project Pengembangan Pangan Bersama FAO

SENTANI- Sekretaris Jenderal Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, Rukka Sombolinggi mengatakan,  90% keanekaragaman hayati berada di wilayah adat.  Karena itu dia mengajak  seluruh masyarakat adat menjaga hak-hak masyarakat adat,  termasuk menjaga keanekaragaman hayati yang ada di masing-masing wilayah  adat.

“Dalam kongres ini kita akan membicarakan perjuangan, kita tidak boleh lengah. Dalam perjalanan ini, jauh ataupun dekat tergantung kita dalam mengawal hak-hak masyarakat adat,”kata Rukka Sombolinggi, dalam sambutannya saat pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke-6 (KMAN VI) di Kabupaten Jayapura, Senin (24/10).

Pada kesempatan itu dia mengapresiasi masyarakat adat di berbagai wilayah  yang telah melewati ujian berat selama masa pandemi Covid-19.  Di mana masyarakat adat mampu bertahan dalam situasi pandemi Covid-19 yang terjadi di seluruh belahan dunia.

Baca Juga :  Cycloop Harus Dijaga, Jangan Tunggu Ada Musibah

“Salah satu poin penting dari kehadiran masyarakat adat nusantara ini selama pandemi Covid-19 dan krisis iklim, ketahanan sebenarnya justru berada di tangan masyarakat adat,” ungkapnya.

Sebab masyarakat adat memiliki pengetahuan lokal dan ketahanan pangan tersendiri, dalam kearifan dan budaya lokal.

Dia juga  mengapresiasi, kebijakan Bupati Jayapura yang menyelenggarakan KMAN VI bersamaan dengan peringatan ke-IX Kebangkitan Masyarakat Adat di Kabupaten Jayapura pada 24 Oktober 2022.

Ia juga mengapresiasi pergerakan perempuan dan pemuda adat dalam mengahadapi situasi pandemi dengan begitu kokoh menjaga keutuhan wilayah adat dalam negeri.

  Ditambahkan , KMAN VI ini bukan hanya menghadirkan peserta dalam negeri saja, tapi juga dari luar negeri juga hadir di antaranya Sekjen Masyarakat Adat Malaysia, Kamboja, Nepal dan Filipina yang begitu antusias dan bersemangat mengikuti jalannya pembukaan Kongres Masyarakat Adat Nusantara ke VI.(roy/ary)

Baca Juga :  Kongres AMAN, 10 Kampung Sudah Disiapkan untuk Sarasehan

Berita Terbaru

Artikel Lainnya