SENTANI – Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Edward Manik Sihotang mengatakan, berdasarkan pengukuran yang pihaknya lakukan pada periode pertama tahun 2024, di bulan Februari tercatat hasil sementara stunting di Kabupaten Jayapura ada 748 kasus.
“14,57 persen atau 748 kasus stunting ini tercatat untuk daerah pembangunan 2 yaitu daerah pesisir mulai dari Distrik Semua, Rafenirara, Yokari dan sekitarnya, tercatat kasus stunting sebesar 9-14 persen,”ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Jumat (21/6) kemarin.
Menurutnya, stunting disebabkan oleh banyak faktor, tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi saja, tetapi juga faktor pola asuh, faktor anemia pada remaja putri, faktor asupan gizi bagi ibu hamil hingga melahirkan dan ada juga yang disebabkan oleh kesehatan bayi dan balita pada masa pertumbuhan.
”Pertanyaannya kenapa di daerah pesisir, yang harusnya asupan gizi jauh lebih baik, tetapi justru masih banyak anak-anak yang menderita stunting, ini dikarenakan banyaknya faktor tadi yang menyebabkan masih tingginya kasus stunting, khususnya di area pesisir Kabupaten Jayapura, ” jelasnya.
Selain itu, dari Dinkes sendiri tengah fokus mengontrol asupan gizi bagi anak-anak, dengan cara bagi keluarga yang tidak mampu, dalam hal ini penyediaan telur bagi balita hingga anak usia 6 tahun.
Setelah melakukan pendataan kasus, juga melakukan sosialisasi dan selanjutnya melakukan intervensi yaitu mendekatkan akses makan dan perubahan pola asuh.
“Jadi pola asuh terhadap makan yaitu balita usia 23 bulan hingga anak usia 6 tahun, mereka harus mendapatkan akses protein hewani terutama telur. Jika keluarga tidak mampu kami yang akan suplay makanan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil dan anak-anak,”tandasnya.(ana/ary)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos